4 Dimensi Pengetahuan
Pada dimensi ini, Lena belum begitu banyak mengetahui ilmu pengetahuan agama, karena ia baru masuk Islam. Semangat
belajar Lena sangat luar biasa, Ia tak pernah malu untuk bertanya ketika ia tidak mengetahui.
“…Pengetahuan agama saya kurang begitu jauh, karena saya baru masuk Islam. Jadi untuk masalah yang lebih mendalam
belum begitu tau. Tapi saya selalu belajar dengan ustadz dan pasangan saya.”
5 Dimensi Konsekuensial
Pada dimensi ini, Lena berhubungan baik dengan teman- temannya baik teman di komunitas Our Voice maupun teman
sekerjanya. “…Saya berteman baik dengan teman-teman baik saya,
tidak ada masalah. Dengan mereka yang selalu mencemooh kehidupan saya, saya tidak pernah mempermasalahkan itu, selagi
saya tidak mengajak mereka kelubang yang sama seperti saya.”
3. Kasus Farda
Farda ini adalah seorang pegawai swasta. Farda berasal dari keluarga Muslim. Keluarga dia sangat harmonis. Berbalik sekali dengan
Lena. Dari kecil orang tuanya suka membelikan yang berbau perempuan. Dari boneka, rok dll. Akan tetapi Farda sama sekali tidak menyukai itu.
Dia lebih suka yang berbau laki-laki seperti mobil-mobilan, robot dll.
Sampai pada saatnya, sifat kedewasaanya mulai tumbuh, dia sama sekali tidak menyukai yang ada didiri dia. Seperti buah dada, vagina dll.
Sikapnya pun diketahui oleh mamanya. Awalnya mamanya kaget. Tapi tidak tau kenapa mamanya pun mengerti akan perubahan Farda dan
menerima dengan lapang dada akan perubahan anaknya. Namun, mamanya tidak menginginkan anaknya untuk berganti jenis kelamin.
Dengan alasan suatu saat nanti Farda ingin kembali ke identitas yang ada pada dirinya.
a. Dimensi Keberagamaan
1 Dimensi Keyakinan
Dalam dimensi ini, Farda sama seperti Ara. Farda sangat meyakini agama yang dianutnya tanpa mepertanyakan dan
memikirkannya. Karna baginya agama yang dianutnya adalah agama orang tuanya.
2 Dimensi Ritualistik
Pada dimensi ini, Farda memaparkan kepada penulis bahwa dia selalu mejalankan salat, puasa, zakat, dan bahkan ketika dia
nanti mempunyai rejeki ingin rasanya dia pergi haji bersama orang tuanya nanti.
Farda menganggap bahwa dirinya adalah seorang laki-laki, jadi dalam salat pun dia memposisiskan sama hal nya seperti
seorang laki-laki dan mengenakan pakaian laki-laki.
Farda juga selain melakukan salat, menurut hasil penelitian penulis Farda melakukan ibadah puasa wajib setiap tahun. Dan
melakukan puasa sunnah ketika dia lagi ingin punya hajat. “…Iya saya melakukan semua rukun Islam. Kalau nanti
saya dapat rejeki pun saya ingin berangkat haji bersama orang tuaku. Saya dalam salat seperti cowok sholat. Karena menurut
saya kalau saya terkena kulit perempuan saya batal. Jadi ya saya sa
latnya ditempat cowok.” 3
Dimensi Pengalaman Mengenai dimensi ini Farda, mengatakan kepada penulis,
bahwa ia tidak pernah merasakan dengan bermacam pengalaman yang bersifat batin. Hanya saja ia merasa perbuatannya selalu
diawasi oleh Allah. Farda menurut pemaparannya kepada penulis, sehabis
mengerjakan salat, batin dia serasa ingin mempertanyakan kepada Tuhan mengenai kehidupan dia sebagai Lesbian.
“…Biasa saja. Tapi terkadang saya sedih dengan apa yang terjadi pada diri saya. Bagai mana tidak, saya juga sama-sama
makhluk ciptaan Tuhan. Tapi kenapa masyarakat seperti menganggap saya sebelah mata. Jadi dalam diri saya terkadang
masih bertanya mana yang sebenarnya benar dimata Tuhan. Seandainya saya salah, kenapa saya dilahirkan didunia ini?”
4 Dimensi Pengetahuan
Pada dimensi ini, Farda banyak mengetahui pengetahuan agamanya. Karena agama dia adalah agama turunan, agama dari
orang tuanya. Bahkan sampai sekarang ia pun masih tetap belajar pengetahuan agama dengan mamanya.
“…Jauh banget. Sejak dari aku kecil sampai sekarang masih belajar akan agama saya. Bagaimana tidak jauh coba. Dan
sampai sekarang pun kalau saya dirumah selalu belajar sama mama.”
5 Dimensi Konsekuensial
Pada dimensi ini, Farda berhubungan baik dengan teman- temannya baik teman di komunitas Our Voice maupun teman
sekerjanya. Farda pun dalam dimensi ini, cukup tampak ketika ditanya
alasan menolong teman yang terkena musibah karena ajaran agama menyuruhnya demikian. Kemudian ketika ditanya kalau ada
temannya yang berbuat kurang terpuji, Farda menjawab bahwa ia akan menegurnya dan memberitahu bahwa itu perbuatan salah. Ia
juga menyadari, ia mengatahui sebenarnya apa yang dilakukan ia menyukai sesama jenis itu pun salah.
Ini merupakan ciri konsekuensi dari pengetahuan keagamaan dan keimanan yang tercermin dalam kehidupan sehari-
hari. Cara pandang hidup yang selalu didasari oleh ajaran agama
yang benar, akan mudah diterima oleh lingkungan sekitar karena ajaran agama itu pada dasarnya bersifat universal.
4. Kasus Eca