Kasus Nia Deskripsi Dimensi Keberagamaan pada Kaum Lesbian

4 Dimensi Pengetahuan Pada dimensi ini, pengakuan Eca kepada penulis, Eca sangat faham betul terhadap pengetahuan agamanya. Karena itu agama orang tuanya. Yang selalu diajarkan suatu kecil sampai sekarang. “…Jauh sekali. Karena saya dari kecil setelah di babtis selalu mempelajari agama saya. Bahkan saya mengikuti bimbingan rohani di sekolah saya dulu.” 5 Dimensi Konsekuensial Pada dimensi ini, Eca berhubungan baik dengan teman- temannya baik teman di komunitas Our Voice maupun teman sekerjanya. Bila ada temannya yang terkena musibah, Eca akan membantu mereka. akan tetapi jika ada temannya yang melakukan perbuatan tidak terpuji, Eca tidak berani untuk menegurnya. Karena dia tahu, apa yang dilakukan ia dalam kehidupan sehari- hari pun ia masih melanggar agama. Katika penulis menanyakan kalau ada teman yang minta tolong tetapi ia tidak seagama dengannya, Eca akan tetap menolongnya karena agama tidak melarang untuk berbuat baik.

5. Kasus Nia

Nia adalah dari keluarga beda agama. Dimana mamanya seorang muslim dan Papanya seorang Kristiani. Keduanya sama-sama termasuk seseorang yang taat beragama. Akan tetapi dari perbedaan itu justru membuat Nia bingung dengan agama apa yang dia anut. Karena dari kecil dia ikut dua-duanya. Setelah dia memutuskan untuk menjadi seorang Lesbian, waktu dia lulus SMA. Ketika dia merasakan kenyamanan yang berbeda ketika dia dekat dengan seorang perempuan. Seperti semakin dekat dengan Tuhan. Dari situlah justru menjadikan dia yakin terhadap Tuhannya. Dia memilih agama Kristenlah yang membuat dia yakin seperti itu. Bisa juga dipengaruhi oleh pasangannya. Karena pasangannya juga beragama Kristen. Orang tua dia pun mengetahui itu, karena pasangannya sering kali diajak kerumahnya. Akan tetapi orang tua Nia tak komentar sedikitpun. Bagi orang tuanya, jika membuat anaknya lebih baik itu tidak jadi masalah. a. Dimensi Keagamaan 1 Dimensi Keyakinan Pada dimensi ini Nia pun menyakini terhadap agama yang dia anut. Baginya sangat berbeda ketika dia bingung menentukan agama mana yang harus dia ikuti. Dulu sebelum dia yakin terhadap agama, kegelisahan selalui menghantuinya. Lain dengan sekarang. Itu mengapa dia yakin terhadap agamanya. 2 Dimensi Ritualistik Dalam dimensi ini, setelah Nia berpegang kepada salah satu agama Kristen dia merasa tenang dalam hidupnya, dan merasa dekat dengan Tuhan, sangat berbeda ketika Nia masih bingung diantara dua agama Islam dan Kristen. Hal demikian diaplikasikan oleh Nia dari dia yang rajin ibadah. Setiap hari Minggu dia rajin pergi ke gereja. “…Setelah saya bener-bener menikrarkan diri sebagai umat Kristiani, saya sangat rajin ke gereja. Mengikuti semua perintah Tuhan. Karena saya merasa tenang ketika saya dekat dengan Tuhan.” 3 Dimensi Pengalaman Pada dimensi ini, Nia belum cukup tampak. Nia belum pernah merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap ibadahnya, namun ia selalu berusaha merasakan setiap tindakannya diawasi oleh Tuhan. Sebagaimana Nia, ketika sehabis melaksanakan ibadah ke gereja ia merasa tenang tetapi bukan karena ibadah itu sendiri melainkan karena sudah terbebas dari kewajiban. 4 Dimensi Pengetahuan Nia merasa ada peningkatan pengetahuan tentang keagamaan setelah mengenal pasangannya. Meski Nia baru menikrarkan diri sebagai Kristiani, namun pengetahuan ia tentang keagamaan sudah terbilang lumayan. Karena suatu dulu Nia selalu ikut papanya ke gereja. “…Saya kurang lebihnya jauh agama saya, meskipun saya baru-baru ini mengikrarkan diri sebagai agama Kristen. Tapi dari dulu saya sering ikut papa ke gereja. Dan belajar bareng sama papa. Jadi saya lumayan jauh mengetahui agama saya.” 5 Dimensi Konsekuensi Pada dimensi ini, Nia tidak berbeda dengan Eca. Nia berhubungan baik dengan teman-temannya baik teman di komunitas Our Voice maupun teman sekerjanya. Bila ada temannya yang terkena musibah, Nia akan membantu mereka. akan tetapi jika ada temannya yang melakukan perbuatan tidak terpuji, Nia tidak berani untuk menegurnya. Karena dia tahu, apa yang dilakukan ia dalam kehidupan sehari- hari pun ia masih melanggar agama. Katika penulis menanyakan kalau ada teman yang minta tolong tetapi ia tidak seagama dengannya, Nia akan tetap menolongnya karena agama tidak melarang untuk berbuat baik.

B. Analisis Inter-Kasus

Dokumen yang terkait

Keberagamaan pekerja perusahaan Bumn : studi kasus bni syariah cabang rs fatmawati jakarta selatan

0 5 117

Pengaruh kegiatan rohis dalam peningkatan sikap keberagamaan siswa : studi kasus di MAN 11 Jakarta

1 26 131

Eksistensi Komunitas Kaum Jelata Gila Modif Motor Di Jakarta Selatan (Studi Deksriptif Mengenai Eksistensi Komunitas Kaum Jelata Gila Modif Motor Di Jakarta Selatan)

0 8 95

Hubungan hasil belajar pendidikan agama islam dengan perilaku keberagamaan anak: studi Kasus di SD Negeri Jagakarsa 02 Pagi, Jakarta Selatan

0 10 89

Interaksi Kaum Lesbian dan Jurnalis dalam Pemberitaan Mengenai Lesbian di Tribun Jogja.com Interaksi Kaum Lesbian dan Jurnalis dalam Pemberitaan Mengenai Lesbian di Tribun Jogja.com (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Interaksi Kaum Lesbian dan Jurnali

0 3 15

Pendahuluan Interaksi Kaum Lesbian dan Jurnalis dalam Pemberitaan Mengenai Lesbian di Tribun Jogja.com (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Interaksi Kaum Lesbian dan Jurnalis dalam Pemberitaan Kaum Lesbian di Tribun Jogja.com).

0 5 43

Deskripsi Objek Penelitian Interaksi Kaum Lesbian dan Jurnalis dalam Pemberitaan Mengenai Lesbian di Tribun Jogja.com (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Interaksi Kaum Lesbian dan Jurnalis dalam Pemberitaan Kaum Lesbian di Tribun Jogja.com).

0 4 19

KESIMPULAN & SARAN Interaksi Kaum Lesbian dan Jurnalis dalam Pemberitaan Mengenai Lesbian di Tribun Jogja.com (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Interaksi Kaum Lesbian dan Jurnalis dalam Pemberitaan Kaum Lesbian di Tribun Jogja.com).

1 28 99

GAYA HIDUP KAUM LESBIAN (Studi Deskriptif pada Komunitas Changkang Queer di Kota Medan).

0 2 22

Non verbal pada kaum lesbian

0 0 2