Akhlak Teks Al-Qur’an Surat Al-Muddatsir ayat 1-7 Serta Terjemahnya

3. Akhlak

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. kata akhlak walaupun teambil dari kata bahasa Arab yang biasa diartikan tabiat, perangai kebiasaan bahkan agama, namun kata seperti itu tidak dapat ditemukan dalam Al- Qur‟an. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam surah al-Qalam ayat 4. Bertitik tolak dari pengetian bahasa di atas, yakni akhlak sebagai kelakuan, kita selanjutnya dapat berkata bahwa akhlak adalah kelakuan manusia sangat beragam, keragaman tersebut dapat ditinjau dari berbagai sudut, antara lain kelakuan yaang berkaitan dengan baik dan buruk, serta objeknya, yakni kepada siapa kelakuan itu ditunjukkan. Adapun yang tertulis dalam surah al-Muddatsir ayat keenam ini Nabi Muhammad dinjurkan untuk selalu rendah hati, tidak sombong dalam menjalankan dakwahnya, tidak mengharap imbalan dalam berbuat kebaikan dan jangan menganggap usahamu dakwah sebagai suatu anugrah yang dimiliki oleh manusia melainkan berupa gaanjaran dari Allah SWT untuk dipertanggung jawabkan dalam menjalankan dakwahnya. Akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika, jika etika dibatasi oleh sopan- santun antar sesama manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah. Akhlak lebih luas maknanya, misalnya yang berkaitan dengan sikap bathin maupun pikiran. Akhlak diniah agama mencangkup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah SWT, hingga kepada sesama makhluk manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda yang tak bernyawa sekalipun. Berikut pemaparan sekilas beberapa akhlak islamiyah: a. Akhlak terhadap Allah SWT. Titik tolak akhlak tehadap Allah SWT adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT, Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian agung sifat itu jangankan manusia malaikat pun tidak bisa menjangkau hakikat-Nya. b. Akhlak terhadap sesama manusia. Banyaak sekali rincian yang di kemukakan Al- Qur‟an bekaitan denan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk dalam hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti badan atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai kepada menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang dibelakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil memberi materi kepada yang disakitinya itu. c. Akhlak terhadap lingkungan Yang dimaksud lingkunan disini adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda yang tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al- Qur‟an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini bearti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencaapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk mampuh menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertagung jawab, sehinga ia tidak melakukan pengrusakan, bahkan dengan kata lain, ” setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri” Membentuk bekal spritualnya dalam artian keimanannya, karena kuat atau lemahnya iman seseorang dapat diukur dan diketahui dari prilaku akhlaknya. Dengan iman yang kuat mewujudkan akhlak yang baik dan mulia, sedang iman yang lemah mewujudkan akhlak yang jahat dan buruk, mudah terkilir pada perbuatan keji yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

4. Sabar