Kehidupan Awal Muhammad Quraish Perjalanan Intelektual Muhammad Quraish Shihab

31

BAB III TINJAUAN ANALISIS TAFSIR AL-MISBAH

A. Riwayat Hidup Penulis

1. Kehidupan Awal Muhammad Quraish

Muhammad Quraish Shihab, lahir di Rampang, Sulawesi Selatan, pada tanggal 16 februari 1994, ia keturunan Arab. 1 Ayahnya bernama Abdurrahman Shihab, ádalah seorang rektor IAIN Allaudin Ujung Pandang dan menjadi guru besar dalam bidang dakwah di kampus itu. Bukan itu saja, Abdurrahman Shihab juga seorang wiraswastawan sekaligus mubaligh yang handal. Walaupun beliau Sangat sibuk dalam berbagai hal, tetapi ia tidak lupa mendidik anak-anaknya, seperti Umar Shihab, Alwi Shihab dan Quraish Shihab. Beliau sering mengajak anak- anaknya, untuk menghadiri pengajian dan mendengarkan petuah agama. Hal ini seperti kemukakan Quraish Shihab, yaitu: “ Sering kali ayah mengajak anak-anaknya bersama . pada saat-saat inilah beliau menyampaikan petuah-petuah keagamaannya. Dari petuah- petuah keagamaanya. Dari petuah-petuah tersebut saya banyak mengetahui ayat-ayat Al- Qur‟an atau petuah Nabi, sahabat, atau pakar-pakar Al- Qur‟an yang ingat detik ini saya masih ingat .dari sanalah benih cinta tumbuh pada studi Al- Qur‟an. 1 M. Quraish Shihab, Wawasan Al- Qur’an; Tafsir Maudhu’i Atas Berbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 2003, cet.ke-XIV, h. XI.

2. Perjalanan Intelektual Muhammad Quraish Shihab

Ia pertama kali menyelesaikan pendidikannya di sekolah rakyat di Ujung Pandang, kemudian melanjutkannya ke sekolah menengahnya di padang, sambil “nyantri” di Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah pada tahun 1956-1958. kemudian atas saran ayahnya ia melanjutkan sekolahnya di Kairo, Mesir pada tahun 1958. Di sana ia diterima di kelas II Tsanawiyah al-Azhar. Karena kepiawaiannya, ia masuk Universitas Al- Azhar, Fakultas Ushuludin jurusan Tafsir Hadits dan meraih gelar Lc S-1 pada tahun 1967. tidak puas dengan gelar yang diraihnya, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di fakultas yang sama, dengan mengambil spesialisasi jurusan Tafsir Al- Qur‟an. Pada tahun 1969 tepatnya berumur 25 tahun, ia meraih gelar MA, dengan tesis yang berjudul “al-Ijaz al- Tasyri’iy li Al-Qur’an al-Karim”. setelah itu kembali ke kampung halamannya, Ujung Pandang. 2 Di ujung Pandang, ia mendapat kepercayan untuk menjabat sebagai wakil rektor bidang akademis dan kemahasiswaan di IAIN Allaudin, Ujung Pandang, selain itu ia juga menjabat sebagai koordinator Perguruan Tinggi Swasta wilayah VII Indonesia Bagian Timur dan pembantu kepolisian Indonesia Bagian Timur bidang pembinaan mental, serta pernah melakukan penelitian dengan tema “Penerapan kerukunan Hidup Beragama di Indonesia Bagian Timur 1975, dan “Masalah Wakaf Sul awesi Selatan 1978.” 2 M.Quraish Shihab, Membumikan Al- Qur’an, Bandung: Mizan, 2004, h. XI Setelah mengabdikan dirinya pada tanah kelahirannya, ia melakukan studinya S-3 di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir pada tahun 1980, karena kesungguhan serta kejeniusannya, ia mampu menyelesaikan S-3 nya dalam waktu 2 tahun, tepatnya pada tahun 1982 dengan disertainya yang berjudul “Nazhm al- Durar li al-Biaa’iy Tahqiq wa Dirasah” ia berhasil meraih gelar doktor dalam ilmu-ilmu Al- Qur‟an dengan Yudisium Summa Cum Laude disertai dengan peringkat I Mumtaz ma‟a Martabat al-Syaraf al- „ula . 3 Dengan prestasinya itu ia tercatat sebagai orang yang pertama dari Asia Tenggara yang meraih gelar tersebut. Pada tahun 1984, ia kembali ke Indonesia kemudian ia mendapat tugas mengajar di Fakultas Ushuluddian dan Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu ia juga mendapat amanah sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia MUI pusat pada tahun 1984, Anggota Lajnah Pentasih Al- Qur‟an Departemen Agama pada tahun 1989 dan Ketua Lembaga Pengembangan. Beliau juga terlibat dalam beberapa organisasi professional, antara lain Pengurus Perhimpunan Ilmu- Ilmu Syari‟ah, Pengurus Konsorsium Ilmu-Ilmu Agama Departemen Pendidikan dan kebudayaan, dan Asisten Ketua Umum Ikatan Cenekiawan Muslim Indonesia ICMI. Di dalam kesibukannya ia aktif dalam kegiatan ilmiah di dalam maupun di luar negeri, dan aktif dalam tulis menulis di berbagai surat kabar seperti Pelita, majalah Ulumul Quran, dan Mimbar Ulama. 3 Ibid.

B. Pembahasan mengenai tafsir dan perkembangannya