Keempat, bahwa Nabi harus memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan banyak melakukan dzikir, tasbih dan sujud
kepada Allah SWT. Ini adalah bekal, dan merupakan suatu proses untuk memperbanyak bekal itu sendiri. Semua ibadah ini, dzikir, tasbih dan do‟a
harus dilakukan dalam waktu lama, terutama di malam hari. Hal ini disebabkan karena perjalanan dakwah adalah perjalanan yang panjang dan
tugas dakwah tugas yang amat berat. Perjalanan dan tugas demikian, tentu memerlukan bekal yang banyak dan energi yang besar pula.
2. Menjaga penampilan dan kebersihan
Al- Qur‟an paling tidak menggunakan tiga istilah untuk pakaian yaitu
libas, tsiyab, dan sarabil. Kata libas diremukan sebanyak sepuluh kali, tsiyab ditemukannya sebanyak delapan kali dan sarabil ditemukannya sebanyak tiga
kali dalam dua ayat. Libas pada mulanya berarti penutup apapun yang ditutup, fungsi
pakaian sebagai penutup amat jelas. Tetapi perlu dicatat bahwa ini tidak harus menutup aurat, karena cincin yang menutupi sebagian jari juga disebut libas.
Kata libas digunakan oleh Al- Qur‟an untuk menunjukkan pakaian lahir
maupun batin. Sedangkan tsiyab digunakan untuk menunjukkan pakaian lahir, kata
ini terambil dari kata tsaub yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula, atau pada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide
pertamanya.
Sarabil, kamus-kamus bahasa mengartikan kata ini sebagai pakaian. Apapun jenis bahannya hanya dua ayat yang menggunakan kata tersebut. Satu
diantaranya diartikan sebagai pakaian yang berfungsi menankal sengatan panas, dingin, dan bahaya dalam peperangan. QS. An-Nahl:16:81 satu lagi
dalam surah QS.Ibrahim:14:50 tentang siksa yang dialami oleh oang yang berdosa kelak dihari kemudian dalam artian tidak menutup auratnya.
Bahwasanya sama-sama kita ketahui bahwa kebersihan itu sebagian dari pada iman, 0leh karena itu kita dianjurkan untuk selalu menjaga
kebersihan baik lahiriah dari segi cara berpakaian, karna pada dasarnya Islam tidak menganjurkan berpakaian mahal ataupun bermerek. Akan tetapi
pakaian yang bersih dan menutup auratnya. Adapun dari segi bathiniah yaitu menyucikan hati, jiwa, dan budi pekerti.
Bagi seorang
pemimpin sangat
dianjurkan untuk
menjaga penampilannya, karena ini juga merupakan suatu cara untuk memberikan
contoh yang patut diteladani karena ini merupakan penilaian dari segi penampilan seorang da‟i. di sisi lain, pakaian memberi pengaruh psikologis
bagi pemakainya. Itu sebabnya sekian banyak negara mengubah pakaian meliternya, setelah mengalami kekalahan militer. Bahkan Kemal Ataturk di
turki, melarang pemakaian tarbusy sejenis tutup kepala bagi pria, dan memerintahkan untuk menggntinya dengan topi ala barat, karena tabusy
dianggapnya mempengaruhi sikap bangsanya serta merupakan lambang keterbelakangan.
3. Akhlak