Langkah-Langkah Dalam Proses Seleksi
2. Tes Penerimaan
Tes ini dilakukan untuk mengetahui secara objektif tentang kemampuan calon siswa yang telah lulus dalam seleksi pada tahap awal. Tes ini berbentuk tes tertulis
dan juga tes psikologi. Tes psikologi ini mencakup berbagai aspek yakni: Tes kecerdasan, Tes kepribadian, Tes bakat, Tes minat, dan Tes prestasi
3. Wawancara Seleksi
Wawancara seleksi ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang apa-apa yang tidak diperoleh dalam tes tertulis kepada calon siswa, misalnya adalah tentang
minat dan bakat yang dimiliki oleh calon siswa tersebut. Wawancara ini merupakan teknik yang paling umum digunakan, dengan alasan hasilnya dapat
dipercaya. Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan
untuk mengevaluasikan hal dapat diterimanya atau tidak seorang pelamar. Terdapat empat tahap dalam proses wawancara yaitu:
a Pengarahan
Setelah wawancara dimulai pewawancara perlu menciptakan hubungan yang releks dengan pelamar dan suasana yang enak, penciptaan hubungan dimulai
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak membuat tegang dan menakutkan. Dan pewawancara bisa menggunakan bahasa non verbal atau gerak
tubuh untuk membuat releks pelamar, senyuman, jabat tangan, sikap duduk yang releks atau memindahkan kertas-kertas merupakan cara berkomunikasi tanpa kata-
kata, yang dapat memelihara suasana selama periode wawancara. b
Pertukaran Informasi Untuk membantu penciptaan hubungan banyak pewawancara mulai dengan
bertanya kepada pelamar bila ada pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan dan ini dapat menimbulkan komunikasi dua arah, dan memungkinkan pewawancara
mulai untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pelamar. Agar pertukaran informasi dapat berlangsung dengan baik, pewawancara
hendaknya mendengarkan jawaban-jawaban dengan penuh perhatian Active listening. Bersikap ramah dan menunjukan perhatian terhadap orang lain.
c Terminasi
Bila waktu wawancara yang tersedia habis, pewawancara perlu memberi isyarat bahwa wawancara akan segera diakhiri. Dalam hal ini komunikasi verbal
sangat berguna, misalnya degan melihat jam, menarik kursi, dan memandang ke pintu merupakan tanda bagi para pelamar bahwa wawancara akan segera berakhir.
Setelah wawancara berakhir pewawancara perlu memberitahukan langkah berikut dalam proses seleksi, atau menyebutkan kapan keputusan penerimaan akan
diambil. d
Evaluasi Setelah wawancara berakhir, pewawancara harus mencatat jawaban-jawaban
tertentu dan kesan-kesan umum mengenai pelamar. Penilaian ini dapat menggunakan catatan yang telah disiapkan secara standar. Penggunaan catatan
atau daftar standar akan meningkatkan reliabilitas wawancara sebagai teknik seleksi.
19
Pada dasarnya wawancara diselenggarakan dalam bentuk tatap muka antara seorang pewawancara dengan seorang pelamar. Dewasa ini dikenal paling sedikit
tiga jenis wawancara:
20
1 Wawancara tidak Terstruktur
Dalam menyelenggarakan wawancara tidak terstruktur, pewawancara tidak mempersiapkan sejumlah pertanyaan sebelumnya. Jumlah dan jenis pertanyaan
yang diajukan kepada pelamar biasanya berkembang sambil wawancara berlangsung. Meskipun demikian tidak berarti bahwa pewawancara tidak
melakukan persiapan. Bahkan sesungguhnya teknik wawancara tidak terstruktur menuntut keterampilan improvisasi yang tinggi sehingga informasi kunci dalam
arti penting dan relevan mengenai diri pelamar benar-benar diperoleh. 2
Wawancara Terstruktur Tipe wawancara ini digunakan apabila pertimbangan validitas informasi yang
dicari dianggap penting dan apabila jumlah pelamar yang hendak diwawancarai besar.
Pelaksanaannya menuntut
agar pewawancara
menyusun dan
19
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia …. h. 96-97
20
Sondang P. Siagian, Manajememen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000, Cet. 8, h. 141-143
mempersiapkan serangkaian pertanyaan yang ditanyakan pada semua pelamar. Kelemahan utama penggunaan teknik ini terletak pada dua hal yaitu:
a Pelaksanaannya cenderung terlalu formal dan mekanikal
b Kurang tersedianya kesempatan bagi pewawancara untuk melakukan
improvisasi yang mungkin diperlukan seperti dalam hal pelamar memeberikan jawaban menarik yang sebenarnya memerlukan
“penggalian” lebih lanjut. 3
Gabungan antara Tidak Terstruktur dan Terstruktur Kenyataan dan pengalaman banyak orang menunjukan bahwa wawancara
yang paling sering digunakan sebagai teknik seleksi adalah teknik gabungan antara wawancara tidak terstruktur dan terstruktur. Alasannya ialah bahwa
penggabungan teknik tersebut mengambil manfaat dari keduanya. Dengan perkataan lain, karena wawancara terstruktur memungkinkan perolehan informasi
yang dapat digunakan untuk membandingkan kualifikasi seorang pelamar dengan para pelamar lainnya dilengkapi dengan perolehan informasi secara lebih
mendalam melalui wawancara terstruktur. Dalam pelaksanaan wawancara tidak selalu dapat berjalan lancar, karena
wawancara merupakan komunikasi dua arah yang melibatkan dua orang dan dua pemikiran maka banyak terjadi kesalahan dalam wawancara. Sedangkan menurut
T. Hani Handoko. Terdapat beberapa kesalahan dalam wawancara diantaranya: a
Halo Effect Kesalahan ini terjadi apabila pewawancara menggunakan informasi
terbatas tentang pelamar untuk berprasangka dalam evaluasi terhadap karakteristik-karakteristik lain pelamar.
b Leading Question
Kesalahan ini akaibat pewawancara mengirimkan “telegram” jawaban yang diinginkan dengan cara memberi arah pertanyaan-pertanyaan
wawancara.
c Personal Biases
Kesalahan ini merupakan hasil prasangka pribadi pewawancara terhadap kelompok-kelompok tertentu.
d Dominasi Pewawancara
Kesalahan ini akibat pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk “membual” kepada pelamar, menyombongkan keberhasilan, atau
melakukan percakapan sosial.
21
4. Pemeriksaan referensi
Pemeriksaan referensi adalah meneliti siapa referensi pelamar, dipercaya atau tidak untuk memberikan informasi mengenai sifat, prilaku, dan hal lain yang
dianggap penting bagi pelamar. Referensi merupakan metode yang paling penting, dipakai untuk memeriksa pendidikan dan riwayat-riwayat siswa terutama tentang
kepribadian atau keterampilan siswa.
22
Pemeriksaan referensi harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam penerimaan, karena biasanya referensi itu berisi tentang hal-hal
yang baik saja, “terdapat dua jenis referensi yaitu, personal references dan employment references”.
Personal references berisi tentang karakter pelamar, biasanya diberikan oleh keluarga atau teman-teman terdekat baik yang ditunjuk oleh pelamar sendiri. Bila
referensi diberikan secara tertulis, pemberi referensi biasanya hanya menekankan hal-hal prinsip-prinsip. Karena itu referensi pribadi pada umumnya jarang
digunakan. Employment references referensi ini berbeda dengan referensi pribadi karena
mencakup latar belakang. Referensi yang bisa dijamin kebenarannya akan bermanfaat sebagai informasi pelengkap bagi tes dan wawancara.
5. Tes kesehatan
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang dimiliki oleh calon peserta didik, yang berguna bagi kedua belah pihak dan sekolah dalam
rangka memperoleh anak didik yang sehat dan produktif. Sebelum keputusan penerimaan dibuat, dalam proses seleksi perlu juga melakukan pemeriksaan
kesehatan pelamar. Pada umumnya evaluasi ini mengharuskan pelamar untuk menunjukan informasi kesehatannya. Ada dua cara umum yang ditempuh dalam
21
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia…, h. 98-99
22
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia…, h. 110
proses ini. Pertama, pelamar diminta melampirkan surat keterangan dari dokter. Cara kedua, yaitu melakukan sendiri evaluasi medis dengan mengharuskan
pelamar menjalani tes kesehatan menyeluruh di tempat pemeriksaan dan oleh dokter yang ditunjuk oleh organisasi.
23
6. Wawancara akhir
Dilakukan untuk mencocokan kemampuan yang dimiliki oleh calon siswa dengan standar sekolah itu.
7. Keputusan penerimaan
Langkah terakhir dalam proses seleksi ini adalah pengambilan keputusan tentang lamaran yang masuk. Siapa pun yang pada akhirnya calon siswa yang
dianggap memenuhi standar sekolah tersebut maka dapat diterima.
24
Proses seleksi adalah suatu proses penyaringan pelamar untuk memastikan bahwa yang diterima adalah calon yang paling tepat.
25
Menurut stephen P. Robbins dan Mary Coulter, setiap keputusan seleksi dapat menimbulkan empat
macam kemungkinan, seperti terlihat pada gambar berikut. Keputusan Seleksi
Menerima Ditolak Keputusan
Yang betul Kesalahan
Menolak Kesalahan
Menerima Keputusan
yang betul Gambar 8.3 Hasil-hasil Keputusan Seleksi
26
Untuk menghindari kesalahan dalam keputusan seleksi, maka alat-alat yang digunakan dalam proses seleksi, seperti analisis formulir lamaran yang diisi oleh
calon, ujian tertulis, wawancara, penelitian latar belakang, dan pemeriksaan jasmani haruslah memperlihatkan validitas dan keandalan reliabilitas alat seleksi
tersebut. Artinya harus ada bukti kaitan antara alat seleksi tersebut dengan suatu
23
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia…, h. 111
24
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia…, h. 111
25
Iwan Purwonto, Manajemen Strategi, Bandung: PT Yrama Yuda. 2007, Cet. I, h. 158
26
Iwan Purwonto, Manajemen Strategi…, h. 158-159
kinerja yang relevan. Sedangkan keandalan menunjuk pada apakah alat tersebut mengukur hal yang sama secara konsisten. Misalnya, apabila sebuah tes itu andal,
setiap perolehan harus tetap dan cukup konsisten, dan sifat-sifat yang diukur juga tetap.
Proses seleksi ini bertujuan untuk mencari input siswa yang dapat mengikuti proses belajar mengajar di sekolah dengan baik sehingga seleksi dapat berperan
dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah tersebut, sehingga dalam buku T. Hani Handoko, dinyatakan bahwa faktor-faktor yang dicari dalam diri
Sumberdaya Manusia yang potensial adalah:Latar belakang pribadi, Bakat dan minat, Sikap dan kebutuhan, Kemampuan-kemampuan analisis dan manipulatif,
Keterampilan dan kemampuan teknik, kesehatan, tenaga dan stamina Secara logika, kegiatan seleksi yang pertama dan yang paling penting adalah
mendapatkan pelamar yang cakap. Tentu saja prosesnya mulai dengan perekrutan dan keputusan mengenai dimana dan bagaimana mencari pelamar. Kemudian para
pengambil keputusan harus mengevaluasikan bagaimana kecakapan para pelamar dapat dicocokan dengan kebutuhan organisasi. Beberapa alat evaluasi itu adalah:
Formulir lamaran, Ujian, dan Wawancara.
27
Demikian pula halnya kegiatan seleksi penerimaan siswa baru di sekolah untuk mendapatkan calon peserta didik yang berkualitas. Sudah barang tentu
dalam proses pelaksanaan seleksinya diawali dengan melakukan sensus ke berbagai sekolah terlebih dahulu untuk mengetahui rasio kuantitas dan kualitas
calon siswa yang dibutuhkan dengan mengacu pada analisis kebutuhan jumlah siswa yang akan diterima sesuai dengan daya tampung kelas, rasio murid dan guru
serta sarana pra sarana penunjang lainnya yang tersedia. Bervariasinya kebutuhan siswa akan belajar, serta semakin beragamnya
kebutuhan guru dan staf lainnya untuk mengembangankan profesionalismenya, yang disebabkan oleh berbagi faktor, diantaranya ialah akibat adanya perbedaan
lingkungan sekolah satu dengan lainnya maupun oleh adanya peberbedaan harapan orang tuamasyarakat akan pendidikan yang bermutu bagi anak yaitu
27
A.W. Widjaja, Administrasi Kepegawaian Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers. 1990, Cet. 2, h. 32.
dapat dilakukan dengan mengadakan proses seleksi pada penerimaan siswa baru di sekolah.
Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, pelaksanaan proses seleksi tetap diperlukan, baik itu untuk penerimaan siswa baru maupun pada saat penerimaan
calon guru, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh bibit-bibit unggul dalam sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan dan dapat tercapai semua tujuan
yang telah direncanakan oleh sekolah tersebut. Langkah pertama yang dilakukan oleh lembaga pendidikan sekolah sebelum
mengadakan kegiatan penerimaan siswa baru adalah dengan melakukan sensus sekolah. Yang dimaksud dengan sensus sekolah adalah pencatatan anak-anak usia
sekolah yang diperkirakan akan masuk sekolah atau calon siswa. Sensus sekolah akan lebih lengkap apabila pencatatan itu tidak saja
menghasilkan jumlah calon siswa, tetapi juga dilengkapi dengan minat kemana mereka itu ingin melanjutkan sekolah. Dengan informasi tersebut dapat ditetapkan
jumlah calon siswa pada tahun ajaran yang akan datang sehingga sedini mungkin telah dapat dipersiapkan secara seksama, baik program pendidikan, sarana
prasarana pendidikan, maupun tenaga pengajarnya yang diperlukan guna menampung calon siswa.
28
a. Fungsi Sensus Sekolah
Pencatatan anak usia sekolah atau calon siswa merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan pendidikan. Dengan :
a Jumlah dan lokasi sekolah
b Batas daerah penerimaan siswa disuatu sekoalah
c Jumlah fasilitas transportasi
d Layanan program pendidikan
e Fasilitas pendidikan bagi anak-anak penderita cacat
f Laju pertumbuhan pendudukan, khususnya anak-anak usia sekolah di
daerah sekitar sekolah b.
Pelaksanaan Sensus Sekolah
28
Ibrahim Bafadal, Dasar-dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, Cet. 3, h.32
Saat yang tepat untuk melaksanakan Sensus Sekolah, memang sulit untuk ditetapkan, sebab sangat dipengaruhi oleh tujuan sensus tersebut. Mungkin
sensus di sekolah perlu dilaksanaan dalam tahun ajaran yang sedang berjalan, dengan harapan agar tahun ajaran yang akan datang telah dapat
dipersiapkan kebutuhan pengajar dan fasilitas guna menampung siswa. Dapat juga sensus sekolah dilaksanakan dua tiga tahun sebelumnya. Sebab
mungkin sensus sekali dari hasil sensus sekolah diperlukan bukan hanya tambahan ruangan, tapi perlu di tambah sekolah baru. Karena itu
diperlukan proses kontinue bagi suatu sensus sekolah, sensus sekolah sangat diperlukan agar sekolah benar-benar akan mendapatkan jumlah
calon siswa yang memadai.
29
Langkah pertama dalam kegiatan penerimaan siswa baru adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga
pendidikan sekolah. Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah Merencanakan jumlah siswa yang akan diterima. Penentuan jumlah siswa yang
akan diterima perlu dilakukan sebuah lembaga pendidikan, agar layanan siswa bisa dilakukan secara optimal. Besarnya jumlah siswa yang akan diterima harus
mempertimbangkan hal-hal berikut: a.
Daya tampung kelas atau julah kelas yang tersedia. Jumlah siswa dalam satu kelas ukuran kelas berdasarkan kebijakan pemerintah berkisar 40-45
orang. Sedangkan ukuran kelas yang ideal secara teoritik berjulah 25-30 siswa per satu kelas
b. Rasio murid dan guru. Yang dimaksud rasio murid dan guru adalah
perbandingan antara banyaknya siswa dengan guru perfultimer. Secara ideal rasio murid guru adalah 1:30.
30
Seleksi siswa baru adalah kegiatan pemilihan calon siswa untuk menentukan diterima atau tidaknya calon siswa menjadi peserta didik di lembaga pendidikan
sekolah tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku. Seleksi siswa penting dilakukan terutama bagi lembaga pendidikan sekolah yang calon siswanya
29
Tholib Kasan, Teori dan administrasi Pendidikan…, h. 70-71
30
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008, h. 207
melebihi daya tampung yang tersedia di lembaga pendidikan sekolah tersebut. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
1. Seleksi administratif, diantaranya pengumpulan ijazah, pengisian formulir,
surat-surat yang digunakan sebagai syarat administratif. 2.
Tes-tes, setelah proses pengumpulan surat-surat sebagai seleksi administratif selanjut adalah tes. Tes yang diadakan dengan alat bantu
kriteria yakni psikotes, pengetahuan, ataupun tes performan. Tes ini tergantung dan terkait dengan kriteria peserta didik seperti apa yang ingin
dimiliki oleh sekolah tersebut. 3.
Wawancara, sekolah yang ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang peserta didik yang akan masuk sekolah tersebut kerap melakukan wawancara.
Namun, ini biasanya tidak terjadi pada seleksi sekolah negeri, karena terlalu banyak kuota yang diterima sehingga akan memakan banyak waktu
dan membutuhkan banyak SDM bila harus melakukan wawancara.
31
4. Pemeriksaan referensi, terdapat dua jenis pemeriksaan refrensi, yakni
personel dan perfoman. Pada refrensi personel biasanya yang dicek adalah pekerjaan dari orang tua, taraf ekonomi. Pada refrensi performan dicek
seperti prestasi yang telah diraih dan lain-lain. 5.
Pemeriksaan medis, tes ini bisa diadakan mandiri oleh sekolah atau sekolah hanya menerima hasil dari lembaga medis atas hasil kesehatan
peserta didik tersebut. 6.
Keputusan penerimaan, pengumuman penerimaan mencakup media yang digunakan dalam mengumumkan siapa saja yang diterima atau bisa juga
mengumumkan juga siapa saja yang ditolak disekolah tersebut. Media yang digunakan bisa papan pengumuman di sekolah yang bersangkutan,
koransurat kabar, atau internet.
32
Setelah ditetapkan siswa yang diterima dan yang tidak diterima, kemudian diumumkan. Pengumuman hasil seleksi sebaiknya dilakukan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan, supaya tidak menimbulkan keresahan bagi calon siswa.
31
http:tugaskuliahsemata.blogspot.com2009_11_29_archive.html
32
http:tugaskuliahsemata.blogspot.com2009_11_29_archive.html
Pengumuman ini bisa dilakukan secara terbuka atau secara tertutup. Secara terbuka biasanya diketahui oleh semua orang baik yang diterima atau yang tidak
diterima. Biasanya hasil seleksinya ditempel ditempat-tempat yang strategis atau melalui media massa.
Pengumuman secara tertutup biasanya melalui surat atau amplop tertutup yang diberikan kepada calon siswa, sehingga yang mengetahui diterima atau tidak
diterimanya hanya calon siswa yang bersangkutan. Bagi calon siswa yang diterima diharuskan mendaftar ulang padala lembaga pendidikan sekolah yang
menerimanya. Pada waktu daftar ulang, biasanya calon siswa harus melengkapi persyaratan-persyaratan administratif yang berguna bagi pengisian data siswa di
lembaga pendidikan sekolah tersebut.
33
Dalam setiap tahun ajaran baru selalu diadakan pendaftaran siswa baru dan penerimaan siswa baru. B. Suryosubroto menjelaskan bahwa “Penerimaan siswa
baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan yang biasanya mengadakan seleksi calon murid”.
34
Berapa calon jumlah siswa yang akan diterima di suatu sekolah sangat bergantung pada jumlah kelas atau fasilitas tempat duduk yang tersedia. Perkiraan
jumlah siswa yang akan diterima bisa dibuat berdasarkan perkiraan siswa yang akan meninggalkan sekolah. Sebagian besar siswa yang akan meninggalkan
sekolah ialah siswa-siswa yang duduk di kelas terakhir.
35
Dalam penentuan jumlah siswa yang akan diterima disekolah yang biasanya terkait dengan tiga hal, yaitu: kebijakan dalam penerimaan siswa baru, sistem
penerimaan siswa baru, dan orientasi siswa baru. 1.
Kebijakan dalam penerimaan siswa baru Dalam rangka kegiatan penerimaan siswa baru ini ada beberapa kebijakan
yang wajib diperhatikan, karena kebijakan-kebijakan tersebut akan menjadi
33
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan…, h. 209-210
34
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, Cet. I, h. 74
35
Tholib Kasan, Teori dan administrasi Pendidikan…, h. 71
landasan kerja dalam pelaksanaan kegiatan penerimaan siswa baru. Kebijakan- kebijakan tersebut salah satunya terdapat dalam UUD 1945.
36
Dalam alenia keempat Pembukaan UUD 1945, disebutkan bahwa salah satu tujuan nasional pendidikan kita ialah untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini berkewajiban dan bertanggung jawab penuh untuk memberikan dan melaksanakan pendidikan bagi seluruh warga
negara Indonesia secara merata tanpa pandang bulu. 2.
Sistem Penerimaan Siswa Baru Yang dimaksud dengan sistem penerimaan siswa baru ialah cara atau teknik
yang digunakan untuk menyeleksi siapa-siapa diantara para calon siswa yang akan diterima sebagai siswa baru. Dengan banyaknya calon siswa yang mendaftar dan
terbatasnya tempat yang tersedia, mau tidak mau diadakan seleksi. Dengan demikian, tempat yang terbatas tersebut benar-benar dapat diberikan kepada calon
siswa yang betul-betul berkualitas unggul, yang mampu menyelesaikan studinya dengan waktu yang telah ditentukan.
37
3. Orientasi Siswa baru
Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk
memberi nama kegiatan ini. Istilah-istilah itu diantaranya ialah Masa orientasi siswa MOS, dan pengenalan kampus menjadi OSPEK. Tujuan orientasi siswa
baru ialah memperkenalkan berbagai masalah tentang sekolah, agar siswa baru dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah.
38
Menurut Drs. Ismed Syariel Cs. Langkah-langkah penerimaan murid baru pada garis besarnya adalah sebagai berikut:
a Membentuk Panitia Penerimaan Murid
Panitia pelaksana penerimaan siswa baru yaitu pihak sekolah terdiri dari kepala sekolah dan beberapa guru yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan yakni:
36
Tholib Kasan, Teori dan administrasi Pendidikan…, h. 72
37
Tholib Kasan, Teori dan administrasi Pendidikan…, h. 72
38
Tholib Kasan, Teori dan administrasi Pendidikan…, h. 75
1 Syarat-syarat pendaftaran murid baru
2 Formulir pendaftaran
3 Pengumuman
4 Buku pendaftaran
5 Waktu Pendaftaran
6 Jumlah calon yang diterima
39
b Menentukan Syarat Pendaftaran Calon
Pada jenjang SLTA, persyaratan pendaftaran siswa baru tentu saja harus disertai bukti sudah memiliki STTB Surat Tanda Tamat Belajar dari sekolah
sebelumnya di samping itu faktor umur juga diperhatikan. Untuk memperjelas masalah syarat-syarat pendaftaran di SLTA di bawah ini kami
kemukakan contoh persyaratan yang dimaksud: 1
Surat keterangan kelahiran, atau umur 2
Surat keterangan kesehatan 3
Surat keterangan kelakuan baik dari kepala sekolah asal 4
Salinan tanda lulusSTTB yang disahkan 5
Salinan rapor kelas tertinggi 6
Membayar biaya pendaftaran 7
Pas foto ukuran 3x44x6 sebanyak yang diperlukan 8
Mengisi formulir pendaftaran
40
c Menyediakan Formulir Pendafaran
Formulir pendaftaran diaksud untuk mengetahui identitas calon dan untuk kepentingan pengisian buku induk sekolah. Sebuah contoh formulir pendaftaran.
41
d Pengumuman Pendaftaran Calon
Hal ini dilakukan setelah segala sesuatunya sudah disiapkan baik perangkat, peralatan, tenaga panitia pelaksana pendaftaran, maupun fasilitas yang lain.
Pengumuman dapat melalui media massa seperti surat kabar dan sebagainya, tetapi dapat juga hanya menggunakan papan pengumuman di sekolah. Adapun
maksud dan tujuan pengumuman ini ialah agar kesempatan dan syarat pendaftaran
39
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah…, h. 74
40
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah…, h. 75
41
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah…, h. 77
calon murid baru disekolah tersebut bisa diketahui oleh masyarakat luas khususnya para orang tua yang berkepentingan.
e Menyediakan Buku Pendaftaran
Buku ini untuk mencatat para calon siswa yang mendaftarkan ingin masuk ke sekolah iti. Berdasarkan pencatatan ini pula calon memperoleh nomor pendaftaran
nomor calon yang mungkin juga disebut juga sebagai nomor seleksi. f
Waktu Pendaftaran Penentuan waktu atau lama pendaftaran calon siswa tergantung pada
kebutuhan. Waktu bisa diperpanjang apabila target belum terpenuhi, dan sebaliknya mungkin dipersiapkan apabila target sudah terpenuhi.
g Penentuan calon yang diterima
Pada SLTPSLTA penentuan calon siswa yang diterima di samping memperhatikan persyaratan pendaftaran dan daya tampung kelas, biasanya
diperhatikan pula hasil seleksi tes masuk. Kadang-kadang hasil tes inilah yang merupakan faktor “kunci” mengingat sifat-sifat khusus yang diperlukan dan
dituntut oleh lembaga pendidikan yang hendak diikuti. Apabila hasil tes masuk yang hendak dijadikan standar, maka penentuan calon
siswa ynag diterima dapat didasarkan pada urutan keberhasilan nilai tes itu sistem rengking sampai sebanyak calon yang ditargetkan sesuai dengan daya tampung
kelas. Penentuan perhitungan daya tampung ini dapat menggunakan rumus sebagai
berikut: DT = B x M – TK
Keterangan: DT
: Daya Tampung B
: Banyak bangku di kelas itu M
: Muatan bangku TK
: Jumlah murid yang tinggal kelas pada kelas
42
Proses penerimaan ini tentu ada pedomannya, sekolah yang baik bilamana ada penerimaan murid secara berencana, dalam acara tersebut dapat:
42
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah…, h. 79
a. Diperkenalkan semua guru, staf sekolah para murid
b. Memperkenalkan semua pengurus siswa
c. Menjelaskan program-program sekolah dan tata-tertib sekolah
d. Menjelaskan semua fasilitas sekolah
Menjelaskan program-program sekolah
43