Definisi Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 Batas Waktu Pelaporan dan Pembayaran Pajak Penghasilan PPh Pasal 25

2.1.1. Definisi Pajak Penghasilan PPh Pasal 25

Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 adalah ketentuan yang mengatur tentang perhitungan besarnya angsuran bulanan pajak penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak WP dalam tahun berjalan. Angsuran Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 tersebut dapat dijadikan sebagai kredit pajak terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak WP pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan SPT Tahunan PPh.

2.1.2. Batas Waktu Pelaporan dan Pembayaran Pajak Penghasilan PPh Pasal 25

Dalam Pajak Penghasilan dikenal adanya suatu batas bagi Wajib Pajak untuk melakukan kewajibannya yaitu membayar pajak dan melaporkannya. Ketentuan ini tentu saja dimaksudkan untuk adanya ketertiban dalam administrasi perpajakan dan juga untuk memudahkan dalam pengawasan yang dilakukan oleh otoritas perpajakan. Untuk menjamin dilaksanakannya ketentuan seperti ini, maka atas pelanggarannya akan dikenakan sanksi berupa sanksi bunga Pasal 9 ayat 2a atas keterlambatan penyetoran dan sanksi denda Pasal 7 atas keterlambatan atau tidak menyampaikan SPT. 2.1.2.1. Batas Waktu Pelaporan Surat Pemberitahuan SPT 1 SPT Masa Tanggal jatuh tempo pembayaran masa ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan kuasa Pasal 9 ayat 1 UU KUP. Sementara itu, tanggal jatuh tempo pembayaran SPT Masa diatur dalam Pasal 3 UU KUP Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Jangka Waktu Pelaporan SPT Masa No Jenis Pajak Yang Menyampaikan SPT Batas Waktu Pelaporan 1 PPh Pasal 21 Pemotong PPh Pasal 21 Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 2 PPh Pasal 22 atas impor Pemungut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DJBC Selambat-lambatnya 7 hari setelah masa pajak berakhir 3 PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah Selambat-lambatnya 14 hari setelah masa pajak berakhir 4 PPh Pasal 22 atas bahan bakar Pemungut Pertamina Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 5 PPh Pasal 22 Badan Tertentu Pihak yang melakukan penyerahan Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 6 PPh Pasal 23 Pemotong PPh Pasal 23 Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 7 PPh Pasal 25 Wajib Pajak yang mempunyai NPWP Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 8 PPh Pasal 26 Pemotong PPh Pasal 26 Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 9 PPN dan PPnBM Bendaharawan Pemerintah Selambat-lambatnya 14 hari setelah masa pajak berakhir 10 PPN dan PPnBM Pemungut PPN selain Bendaharawan Pemerintah Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 11 PPN dan PPnBM Pemungut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selambat-lambatnya 7 hari setelah masa pajak berakhir Sumber : Peraturan Menteri Keuangan No. 184PMK.032007 2 SPT Tahunan Tabel 3.2 Jangka Waktu Pelaporan SPT Tahunan No Jenis Pajak Yang menyampaikan SPT Batas Waktu Pelaporan 1 SPT PPh Tahunan OP dan Wajib Pajak yang mempunyai NPWP Tanggal 31 bulan ketiga setelah tahun pajak atau Universitas Sumatera Utara melakukan pekerjaan bebas bagian tahun pajak 2 SPT PPh Tahunan Badan Wajib Pajak yang mempunyai NPWP Tanggal 31 bulan keempat setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak Sumber : Peraturan Menteri Keuangan No. 184PMK.032007 2.1.2.2. Batas Waktu Pembayaran Surat Pemberitahuan SPT Pembayaran pajak penyetoran pajak, diatur dalam Pasal 9 dan Pasal 10 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP, juga dengan peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184PMK.032007 tanggal 28 Desember 2007 dan peraturan Menteri Keuangan Nomor 187PMK.032007 tanggal 28 Desember 2007 , ringkasannya sebagai berikut: 1 Sarana untuk membayar pajak adalah Surat Setoran Pajak SSP. 2 Tempat pembayaran yang ada pada saat ini adalah Kantor Pos dan Giro serta Bank-Bank yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. 3 Jangka waktu pembayaran: a. SPT Masa Tabel 3.3 Jangka Waktu Pembayaran SPT Masa No Jenis Pajak Yang Menyampaikan SPT Batas Waktu Pembayaran 1 PPh Pasal 21 Pemotong PPh Pasal 21 Tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 2 PPh Pasal 22 atas impor Pemungut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DJBC Harus disetor dalam jangka waktu sehari setelah pemungutan dilakukan Universitas Sumatera Utara 3 PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah Pada hari yang sama dengan pembayaran atas penyerahan barang yang dibiayai dari belanja negara 4 PPh Pasal 22 atas bahan bakar Pemungut Pertamina Harus dilunasi sendiri oleh Wajib Pajak sebelum penebusan Delivery Order DO 5 PPh Pasal 22 Badan Tertentu Pihak yang melakukan penyerahan Tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 6 PPh Pasal 23 Pemotong PPh Pasal 23 Tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 7 PPh Pasal 25 Wajib Pajak yang mempunyai NPWP Tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 8 PPh Pasal 26 Pemotong PPh Pasal 26 Tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 9 PPN dan PPnBM Bendaharawan Pemerintah Tanggal 7 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 10 PPN dan PPnBM Pemungut PPN selain Bendaharawan Pemerintah Tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir 11 PPN dan PPnBM Pemungut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai disetor jangka wakru sehari setelah pemungutan dilakukan. Sumber : Peraturan Menteri Keuangan No. 184PMK.032007 b. SPT Tahunan Tabel 3.4 Jangka Waktu Pembayaran SPT Tahunan No Jenis Pajak Yang menyampaikan SPT Batas Waktu Pembayaran 1 SPT PPh Tahunan OP yang melakukan pekerjaan bebas Wajib Pajak yang mempunyai NPWP Tanggal 25 bulan ketiga setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak sebelum SPT disampaikan 2 SPT PPh Tahunan Badan Wajib Pajak yang mempunyai NPWP Tanggal 25 bulan keempat setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak sebelum SPT disampaikan Universitas Sumatera Utara Sumber : Peraturan Menteri Keuangan No. 184PMK.032007 Jangka waktu pelunasan Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, dan Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, paling lama 1 bulan sejak tanggal penerbitan.

2.1.3. Syarat-Syarat Permohonan Pengurangan Angsuran Bulanan Pajak Penghasilan PPh Pasal 25