Pribadi ini, banyak masalah yang timbul sehingga mempengaruhi realisasi penerimaan Negara dari PPh Pasal 25 Orang Pribadi.
Setiap warga Negara tanpa terkecuali wajib mematuhi peraturan perundang- undangan yang berlaku. Demikian juga Undang-Undang mengenai perpajakan yang
merupakan produk dari lembaga eksekutif dan legistatif yang harus dipatuhi oleh setiap warga Negara, termasuk yang bukan warga Negara pengecualian yang disebutkan dalam
Undang-Undang tersebut
Penerbitan STP ini juga dilakukan dalam rangka meningkatkan kepatuhan pembayaran masa dan mendidik Wajib Pajak agar selalu disiplin memenuhi kewajiban
perpajakannya. Dalam penerbitan STP PPh Pasal 25 Orang Pribadi ini, banyak masalah yang timbul sehingga mempengaruhi realisasi penerimaan Negara dari PPh Pasal 25
Orang Pribadi. Masalah yang timbul dalam penerbitan STP antara lain: 1
Penerbitan STP tidak diakui kebenarannya oleh Wajib Pajak dikarenakan Wajib Pajak dalam pengisian SPT Masa salah tidak mencantumkan kode jenis pajak kode KPP
sehingga Fiskus mengasumsikan Wajib Pajak belum membayar. 2
Adanya STP kembali dari pos karena alamat Wajib Pajak tidak jelas. 3
Adanya sejumlah Wajib Pajak yang bila diterbitkan STP tidak mau menerima karena merasa sudah membayar pajak pada saat menyampaikan SPT Tahunan.
4 Adanya Wajib Pajak cenderung untuk tidak segera membayar utang pajaknya setelah
STP diterbitkan, dan baru membayar bila diterbitkan Surat Teguran atau Surat Paksa.
4.3. Upaya-Upaya dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak untuk
Memenuhi Kewajiban Perpajakannya
Universitas Sumatera Utara
Penerbitan STP PPh Pasal 25 Orang Pribadi yang dilakukan Fiskus tidak lepas
dari permasalahan yang timbul, baik yang bersumber dari Fiskus maupun dari Wajib Pajak itu sendiri, dan jika tidak dicarikan solusinya akan mempengaruhi penerimaan
pajak. Dan solusi ini jangan sampai merugikan Negara dan tidak pula memberatkan Wajib Pajak. Beberapa uraian di bawah ini mengetengahkan solusi masalah penerbitan
Surat Tagihan Pajak dari sudut pandang Fiskus dan Wajib Pajak, antara lain: 1
Kerjasama antara Fiskus dengan Pemerintah Daerah setempat untuk mengetahui secara tepat keberadaan Wajib Pajak dan potensi pajak orang pribadi dalam rangka
ekstensifikasi dan peningkatan kepatuhan Wajib Pajak. 2
Penanaman disiplin kepada Wajib Pajak agar secepatnya membayar utang pajak yang tercantum dalam STP tersebut.
3 Wajib Pajak yang setelah diterbitkannya STP tidak segera melunasi, walaupun sudah
ditagih dengan Surat Teguran atau Surat Paksa diusulkan untuk di non-efektifkan dengan melihat kondisi ekonomisnya.
4 Penyuluhan perpajakan dan penegakan hukum yang sepenuhnya kepada Wajib Pajak,
agar semakin loyal dan sadar kewajibannya seperti dimaksud dalam sistem self assessment.
Sedangkan upaya yang dapat dilakukan Fiskus dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu:
1 Memberikan informasi tentang pajak
Sebaiknya informasi yang diberikan kepada masyarakat, tidaklah sekedar agar masyarakat mempunyai kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan kewajibannya
sebagai Wajib Pajak tetapi juga mengenai hak mereka kepada Wajib Pajak dan apa
Universitas Sumatera Utara
manfaat mereka membayar pajak. Pemberian informasi tentang pajak tidaklah cukup dengan hanya diberikan pada Kantor Pelayanan Pajak saja, tetapi juga disampaikan
melalui media-media yang mudah didapatkan oleh masyarakat baik itu media massa maupun media elektronik. Adapun media tersebut antara lain:
a. Televisi
Peranan televisi sangat penting dalam menginformasikan hal-hal yang berhubungan dengan masalah perpajakan. Karena seperti yang ketahui televise
merupakan media informasi yang sangat umum digunakan oleh masyarakat pada umumnya.
b. Radio
Sebagai media elektronik yang menyebarkan informasi mengenai perpajakan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat di berbagai pelosok tanah air dan
berbagai jenis dan lapisan masyarakat juga sangat mendukung. c.
Surat Kabar Informasi yang diperoleh melalui surat kabar adalah mengenai pemberitahuan
tentang Surat Keputusan ataupun Surat Edaran yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
d. Internet
Telah kita ketahui sangat mudah mengakses informasi terbaru mengenai perpajakan di Indonesia dengan website
www.pajak.go.id .
Universitas Sumatera Utara
2 Memberikan jasa pelayanan dengan baik kepada Wajib Pajak
Pelayanan yang baik kepada masyarakat dapat meningkatkan kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Direktorat Jenderal Pajak memberikan
jasa pelayanan pajak yang antara lain: a.
Memberikan penyuluhan pajak dan restitusi pajak b.
Permohonan perubahan alamat Wajib Pajak c.
Permohonan NPWP dan NPPKP d.
Melayani loket penerimaan SPT, baik SPT Masa dan SPT Tahunan 3
Penyuluhan perpajakan dan penegakan hukum yang sepenuhnya kepada Wajib Pajak agar semakin loyal dan sadar akan kewajinan perpajakannya
Penyuluhan seputar perpajakan harus sering dilakukan Direktorat Jenderal pajak, Misalnya saja dengan menyelenggarakan seminar-seminar dalam memperkenalkan
sistem perpajakan yang terbaru dan lebih mudah dipahami tentunya kepada masyarakat umum, seminar-seminar pada mahasiswa di dunia kampus, maupun
workshop aplikasi pengisian SPT bagi bendaharawan. Penyuluhan juga dapat dilakukan dengan membagikan atau menyediakan di Kantor
Pelayanan Pajak yaitu modul-modul mengenai jenis pajak tertentu, selebaran- selebaran pajak ataupun dapat juga berupa spanduk pada jalan raya untuk
memberitahu informasi tentang pajak. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak tidak merata harus segera diatasi dengan penyuluhan
dan penegakan hukum Low Enforcement. Hal ini akan mendidik Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajaknnya. Kedua hal di atas merupakan jalan terbaik untuk
meningkatkan kepatuhan dan penerimaan Negara dari sektor pajak.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan