Tata Cara Perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 25

2.1.4. Tata Cara Perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 25

Besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak WP setiap bulanya dilakukan dengan cara menghitung selisih pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan SPT Pajak Penghasilan PPh tahun pajak yang lalu dengan kredit pajak berupa Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 dibagi dengan 12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak. Kredit pajak yang dimaksud adalah kredit pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 28 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP Nomor 6 tahun 1983 dan terakhir diubah menjadi Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007, yaitu suatu jumlah yang merupakan angsuran pajak baik yang telah dipungut dipotong maupun dibayar berdasarkan ketentuan yang berlaku, yang dapat dikreditkan atau diperhitungkan dengan pajak yang terutang untuk seluruh tahun pajak. Dalam pelaksanaan PPh Pasal 25 mempunyai ketentuan sebagai berikut: 1 Setelah mengetahui selisih pajak yang terutang pada tahun yang lalu, maka kita dapat mengetahui besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulannya pada tahun sekarang yaitu sebesar selisih pajak dibagi dengan 12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak. 2 Batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi adalah 3 tiga bulan setelah tahun pajak berakhir. Karena dalam hal ini tidak sempat menghitung besarnya angsuran pajak sekarang, maka ditetapkan angsuran pajak bulan-bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT PPh adalah sama dengan angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun pajak yang Universitas Sumatera Utara lalu, tetapi tidak boleh lebih dari rata-rata angsuran bulanan tahun pajak yan lalu. 3 Angsuran bulanan yang menggunakan Surat Ketetapan Pajak SKP dihitung menurut Surat ketetapan Pajak SKP terakhir. 4 Dalam hal-hal tertentu Direktur Jenderal Pajak memberikan wewenang untuk menyelesaikan perhitungan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak WP dalam tahun berjalan, yang besar angsuran bulanannya mendekati kewajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari contoh berikut: PPh yang terutang berdasarkan SPT PPh OP tahun 2008 Rp 50.000.000,- Dikurangi: - PPh yang dipotong pemberi kerja Pasal 21 Rp 15.000.000,- - PPh yang dipungut oleh pihak lain Pasal 22 Rp 10.000.000,- - PPh yang dipotong oleh pihak lain Pasal 23 Rp 2.500.000,- - Kredit PPh Luar Negeri Pasal 24 Jumlah Kredit Pajak Rp 7.500.000,- Rp 35.000.000,- Selisih Rp 15.000.000,- Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulan mulai bulan Maret sampai dengan Desember tahun 2008 adalah sebesar: Rp 15.000.000,- 12 = Rp 1.250.000,- Universitas Sumatera Utara

2.1.5. Surat Ketetapan Pajak SKP sebagai Dasar Perhitungan Angsuran Pajak Penghasilan PPh Pasal 25