Hasil Uji Transmisi Uap Air Water Vapour Rate Transmission

4.3.4. Hasil Uji Transmisi Uap Air Water Vapour Rate Transmission

WVTR Laju transmisi uap air adalah jumlah uap air yang dapat melalui bahan pengemas dan merupakan salah satu faktor penting dalam pengemasan produk pangan karena berhubungan erat dengan umur simpan produk. Daya tembus film oleh uap air dapat di ketahui dengan melakukan analisis transmisi uap air. Pengujian sifat suatu kemasan terhadap transmisi uap air dengan metode cawan mengikuti standar ASTM E-96 Lastriyanto A, et all, 2007 Pengukuran laju transmisi uap air dilakukan selama 24 jam selama 4 hari. Pengujian WVTR dilakukan pada film dengan pengisi keratin yang mempunyai sifat mekanik terbaik, yaitu pengisi 9 wt keratin dan 0 wt keratin. Hasil pengujian WVTR edible film dengan pengisi 9 keratin dan 0 keratin ditunjukkan pada tabel 4.9. berdasarkan data perhitungan dapat di lihat pada lampiran 7. Tabel 4.6. Hasil Uji Laju Transmisi uap air setiap 24 jam selama 4 hari Konsentrasi keratin Hari Jam Laju transmisi uap air WVTR grcmjam K0 1 5 x 10 -3 2 66,7 x 10 -4 3 83,3 x 10 -4 4 116,7 x 10 -4 K9 1 16,7 x 10 -4 2 16,7 x 10 -4 3 5 x 10 -3 4 5 x 10 -3 Tabel 4.7. Hasil Uji WVTR Edible film dengan pengisi 9 dan 0 keratin Preperasi Keratin Laju Transmisi Uap Air gcmhari K0 0,00792 K9 0,00334 Universitas Sumatera Utara 0.00500 0.00667 0.00833 0.01167 0.00167 0.00167 0.00500 0.00500 0.00000 0.00200 0.00400 0.00600 0.00800 0.01000 0.01200 0.01400 1 2 3 4 K0 K9 0.0079175 0.003335 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 K0 K9 K0 K9 La ju tr a n sm is i u a p a ir g c m 2 h a ri Pada Tabel 4.6. Nilai transmisi uap air edible film dengan variasi konsentrasi penguat keratin pada konsentrasi 9 keratin dan 0 keratin di hasilkan dari 2 sampel yang berbeda setiap 24 jam selama 4 hari. Nilai dari hasil uji transmisi uap air setiap 24 jam pada konsentrasi 0 keratin dan 9 keratin di plot terhadap lamanya hari yang tunjukkan pada Gambar 4.10. Gambar 4.10. Pengaruh waktu terhadap transmisi uap air edible film Kemudian nilai rata-rata dari hasil uji transmisi uap air gcm 2 hari diplot terhadap konsentrasi keratin yang di tunjukkan pada Gambar 4.11. Gambar 4.11. Nilai Transmisi Uap Air Terhadap Konsentrasi Keratin Dari data Tabel 4.10. di dapatkan nilai Sifat transmisi uap air yang di hasilkan dari edible film pada variasi campuran 9 keratin dan 0 keratin yang Universitas Sumatera Utara ditunjukkan pada gambar 4.12. menunjukkan bahwa konsentrasi 9 keratin mempunyai nilai transmisi uap air yang lebih kecil yaitu, 44,5x10 -4 gcm 2 hari dari pada campuran 0 keratin. Yaitu, sebesar 105,6x10 -4 gcm 2 hari. Terlihat bahwa film yang paling baik digunakan sebagai kemasan yaitu film dengan konsentrasi keratin 9, dengan nilai laju transmisi uap air sebesar 44,5x10 -4 gcm 2 hari sebab pada kondisi tersebut film memiliki nilai yang lebih kecil di bandingkan film dengan konsentrasi 0 keratin. Menurut Garcia, dkk 2000 dari Gontar, 1993. menyebutkan bahwa, migrasi uap air umumnya terjadi pada bagian film yang hidrofilik. Dengan demikian ratio antara bagian yang hidrofilik dan hidrofobik komponen film akan mempengaruhi nilai laju transmisi uap air film tersebut. Semakin besar hidrofobitas film, maka nilai laju transmisi uap air film tersebut akan semakin menurun. Rachmawati A, 2009. Dalam hal ini keratin merupakan protein serat yang bersifat hidrofobik, sehingga peningkatan konsentrasi keratin cenderung menurunkan laju transmisi uap air edible film. Apabila di bandingkan dengan edible film dari campuran 0 keratin yang memiliki laju transmisi uap air sebesar 105,6x10 -4 gcm 2 hari maka edible film dengan berpengisi keratin 9 ini memiliki kemampuan dalam menahan laju transmisi uap air yang lebih besar.

4.3.5. Hasil Uji Serapan Air