Ar,dll dan molekul-molekul homopolar diatomik H
2
, N
2
, O
2
, dll. Molekul akan menyerap sinar infra merah pada frekuensi tertentu yang mempengaruhi momen
dipolar atau ikatan dari suatu molekul. Supaya terjadi penyerapan radiasi inframerah, maka ada beberapa hal yang perlu dipenuhi, yaitu :
1. Absorpsi terhadap radiasi infra merah dapat menyebabkan eksitasi molekul ke
tingkat energi vibrasi yang lebih tinggi dan besarnya absorbsi adalah kerkuantisasi.
2. Vibrasi yang normal mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi radiasi
elektromagnetik yang di serap. 3.
Proses absorpsi spektra IR hanya dapat terjadi apabila terdapat perubahan baik nilai maupun dari momen dua kutub ikatan. Spektroskopi infra merah
dilakukan pada daerah infra merah yaitu dari panjang gelombang 0.78 sampai 1000 urn atau pada kisaran frekuensi 12800 - 10 cm . Teknik spektroskopi
infra merah terutama untuk mengetahui gugus fungsional suatu senyawa, juga untuk mengidentifikasi senyawa, menentukan struktur molekul, mengetahui
kemurnian, dan mempelajari reaksi yang sedang berjalan. Fernandez, B. 2011
3. Analisa Termal
Analisa termal diferensial adalah teknik dimana suhu dari sampel dibandingkan dengan material referen inert selama perubahan suhu terprogram.
Suhu sampel dan referen akan sama apabila tidak terjadi perubahan, namun pada saat terjadinya beberapa peristiwa termal, seperti pelelehan, dekomposisi atau
perubahan struktur kristal pada sampel, suhu dari sampel dapat berada di bawah apabila perubahannya bersifat endotermik ataupun di atas apabila perubahan
bersifat eksotermik suhu referen. Alasan penggunaan sampel dan referen secara bersamaan diperlihatkan pada
Gambar 3. Pada Gambar a sampel mengalami pemanasan pada laju konstan dan suhunya, T dimonitor secara kontinu menggunakan termokopel. Suhu dari
sampel sebagai fungsi dari waktu diperlihatkan pada Gambar 3 b; plotnya
Universitas Sumatera Utara
berupa suatu garis linear hingga suatu peristiwa endotermik terjadi pada sampel, misalnya titik leleh T
s
. Suhu sample konstan pada Tc. sampai peristiwa pelehan berlangsung sempurna; kemudian suhunya meningkat dengan tajam untuk
menyesuaikan dengan suhu program.
Gambar 2.6. Metode DTA. Grafik b hasil dari set-up yang diperlihatkan padaa dan grafik d, jejak DTA yang umum, hasil dari pengaturan yang diperlihatkan
pada c
4. Penentuan serapan air
Pengujian ini di lakukan dengan cara mengambil spesimen sampel dalam keadaan kering mutlak kemudian di lakukan perendaman dalam air sampai semua
pori terisi dengan air selama 24 jam. Maka persentase berat air yang terserap dalam sampel uji dapat di tentukan. Dimana berat sampel uji adalah indeks angka
serap air pada sampel uji. Dengan prosedur uji, sampel edible film di timbang dalam keadaan kering
mutlak Wk. Kemudian edible film di rendam dalam air sampai semua pori terisi air tidak ada gelembung udara yang keluar. Edible film yang telah di rendam
dalam air di timbang kembali.
Universitas Sumatera Utara
Persamaan 4 dapat di gunakan untuk menghitung besarnya serapan air, yaitu sebagai berikut :
....................................................................4
Dimana : P = Presentase air yang terserap sampel
Wk = Berat sampel kering mutlak sebelum di rendam air gr Wb = Berat sampel setelah di rendam dalam air gr
5. Penentuan permeabilitas uap air WVTR