dalam penyusunan perencanaan wilayahnya, sehingga kebijakan pembangunan yang disusun menjadi lebih terarah agar tujuan pembangunan dapat tercapai.
4.1.4 Perkembangan suku bunga SBI
SBI pertama kali diterbitkan oleh bank Indonesia pada bulan April 1970 tanpa melaui lelang dan bertujuan untuk mendorong usaha pengerahan dana serta
mendorong perkembangan pasar uang dan pasar modal di Indonesia. SBI disalurkan melalui bank pemerintah dan juga bank swasta serta cabang bank
asing. Pada September 1971 penerbitan SBI dihentikan karena berbagai pertimbangan. Pada Februari 1984, SBI kembali diterbitkan oleh bank Indonesia
dengan tujuan mendorong perkembangan pasar uang dan pasar modal dan untuk mempengaruhi perkembangan moneter serta sebagai alternatif penanaman
kelebihan sementara likuiditas yang dimiliki oleh bank. Pada tahun 1985 bank Indonesia melakukan pembelian surat berharga pasar
uang SBPU berjangka waktu pendek yang pada dasarnya dapat merupakan instrument melakukan ekspansi moneter. Ketika SBI diterbitkan, suku bunga SBI
ditetapkan berdasarkan pada system COR cut off rate yaitu tingkat suku bunga SBI ditentukan oleh bank Indonesia sesuai dengan sasaran moneter yang ingin
dicapai. Dalam kaitan ini, penerbitan SBI yang pada saat itu sudah menetapkan sistem lelang hanya ditujukan kepada bank peserta lelang yang diputuskan
memenangkan lelang SBI, yaitu bank-bank yang melakukan penawaran dengan tingkat bunga sesuai dengan atau lebih rendah daripada tingkat bunga yang
diinginkan oleh Bank Indonesia, dalam sistem COR, suku bunga SBIyang ingin
Universitas Sumatera Utara
dicapai oleh Bank Indonesia tidak diumumkan dan bank-bank bebas untuk melakukan penawaran sesuai dengan perhitungan bank-bank.
Pada bulan Juni 1993 Bank Indonesia mengubah titik berat pengendalian uang beredar dari suku bunga menjadi sasaran jumlah atau volume, sehingga
sistem lelang SBI juga sekaligus berubah dari COR ke Step-Out Rate SOR yang lebih menitikberatkan pengendalian jumlah uang beredar pada jumlah atau
volume. Dalam sistem SOR ini Bank Indonesia mengumumkan sasaran indikatifjumlah atau volume yang ingin diterbitkan melalui lelang.
SBI memiliki 5 karakteristik utama, yaitu: 1. Mempunyai satuan unit tertentu;
2. Berjangka waktu tertentu sesuai dengan yang ditetapkan oleh BI; 3. Diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto;
4. Diterbitkan tanpa warkat, artinya bukti kepemilikan. 5. Dapat diperdagangkan atau dipindahtangankan negotiable di pasar sekunder.
Selain itu, terdapat beberapa prinsip yang diatur oleh Peraturan Bank Indonesia No. 410PBI2002, yaitu antara lain:
1. Diterbitkan melaui mekanisme lelang dan non lelang; 2. Dapat ditransaksikan secara Repurchase Agreement Repo
3. Dapat dibeli dan dimiliki melalui pasar perdana.
Universitas Sumatera Utara
4. Dapat diperdagangkan di pasar sekunder. 5. Dapat dipergunakan sebagai agunan
Tabel 4.4 Perkembangan suku bunga SBI tahun 1998-2009
Tahun Suku bunga SBI
dalam persen
1998 37.84
1999 12.64
2000 14.31
2001 17.63
2002 13.12
2003 8.34
2004 7.3
2005 12.83
2006 9.75
2007 8
2008 9.25
2009 7.5
Sumber data : BPS Sumatera Utara
Suku bunga SBI tertinggi pada tahun 1998 yakni 37.84, hal ini menandakan perekonomian Indonesia pada masa itu mengalami kemerosotan
yang tinggi diakibatkan krisis moneter yang melanda bangsa Indonesia. Namun pada tahun 2005 suku bunga SBI mengalami penurunan yang sangat drastis yakni
7.3, artinya pertumbuhan ekonomi mulai mengalami kenaikan. Hal ini merupakan hal yang baik bagi perekonomian Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Uji Asumsi 4.2.1 Uji Stasionaritas Data Unit Root Test