Teori Moneter Modern Teori-Teori Kebijakan Moneter A. Teori Moneter Klasik

dibandingkan dengan masing- masing bentuk aktiva yang berusaha memperoleh manfaat total yang maksimum dari kekayaan W. Secara teoris dapat dikatakan seseorang mencapai tingkat retun yang maksimum apabila Marginal Return dari semua aktiva yang dipegang adalah sama. Secara empiries permintaan akan uang adalah suatu hubungan yang stabil dari pada hubungan lainnya, seperti halnya teori yang diungkapkan oleh Keynes. Penerapan dasar dari teori ini, yaitu pendapatan adalah penghasilan yang bersumber dari pemilikan kekayaan, dan sebaliknya kekayaan tidak lain adalah nilai dari pendapatan dimasa datang. Yang terpenting dalam teori moneter Milton adalah pada usaha melakukan integrasi konsepsional antara kekayaan wealth dan pendapatan income sebagai variabel yang mempengaruhi perilaku pemilik kekayaan, sementara Keynes mengabaikan pengaruh tersebut karena analisanya hanya dalam jangka pendek Johnson,:1962. Teori moneter Friedmen merupakan suatu inovasi dalam teori ekonomi yang menyangkut capital dan juga merupakan konsep manfaat dari setiap bentuk aktiva bagi pemilik kekayaan. Model teori Milton menggunakan berbagai asumsi diantaranya: mengabaikan pandangan luar negri yakni melakukan ekonomi tertutup, Milton juga mengabaikan peranan fiskal dari pemerintah dan juga mengabaikan gangguan stokastik.

B. Teori Moneter Modern

The General Theory of Employment, Intrest, and Money merupakan buku pemikiran Keynes setelah zaman klasik. Dalam buku tersebut Keynes menitikberatkan berbagai usaha penanggulangan depresi ekonomi ketika tingkat pengguran tinggi, dimana hal tersebut merupakan masalah utama, ketika dalam Universitas Sumatera Utara teori klasik mengasumsikan perekonomian ekuilibrium yang disertai dengan full employment. Dalam hal ini Keynes mengatakan perlunya campur tangan pemerintah dalam mencapai sasaran ekonomi serta kebijakan moneter harus didasari juga oleh kebijakan fiskal, dimana hal tersebut tidak terdapat di dalam teori moneter klasik. Pada dasarnya Keynes menghubungkan antara sektor rill dan moneter melaui jumlah penawaran dan jumlah permintaan uang dalam masyarakat yang menentukan tingkat bunga yang berlaku yang juga menentukan tingkat investasi sebagai penentu tingkat pendapatan. Dalam teori ini, ada tiga motif yang mendasari permintaan uang masyarakat, yaitu: 1. Motif transaksi, besarnya permintaan uang dalam memenuhi kebutuhan bergantung pada tingkat pendapatan. Dalam rumusanya : MT = k.Y dimana MT dalah kebutuhan uang untuk transaksi, k adalah proposi konstan, 0 k 1. Dimana peningkatan konsumsi tidak akan sebesar peningkatan pendapatan. 2. Motif berjaga – jaga, motif ini muncul karena ketidakpastian masa depan, kebutuhan berjaga – jaga akan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan, bagi orang- orang yang berpendapatan tinggi, kebutuhan untuk berjaga- jaga lebih tinggi. Hal tersebut dirumuskan: M1 = MT+ MP = fY………………. Dimana M1 adalah permintaan uang yang dilandasi motif transaksi, MP = permintaan uang untuk berjaga – jaga, dan MT adalah permintaan yang dilandasi oleh transaksi. 3. Motif spekulasi, uang dianggap sebagai salah satu alternatif bentuk asset dan bentuk asset- asset lainnya, seperti obligasi baik yang beresiko maupun yang tidak beresiko. Muliyani:29-30:1988. Universitas Sumatera Utara Kebijakan moneter yang didimaksudkan oleh Keynes adalah pengaruh jumlah uang yang beredar oleh otoritas moneter untuk mencapai tujuan ekonomi. Dalam tingkat pendapatan yang equaliubrium yang rendah dari tingkat pendapatan rill, kebijaksanaan menambah jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan terjadinya pergeseran kurva LM kekanan yang mempengaruhi eqiuliubrium. Meningkatnya jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan turunnya tingkat bunga di pasar, penurunan tingkat bunga akan mendorong investasi yang juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara yang ditandai dengan peningkatan pendapatan perkapita dan berkurangnya jumlah pengangguran. Dengan kata lain sektor moneter mempengaruhi tingkat bunga. Efektivitas kebijaksanaan moneter akan mencapai tujuannya apabila mempengaruhi tingkat pendapatan dan employment, dimana jumlah uang yang beredar mampu mempengaruhi tingkat bunga, dan tingkat bunga tersebut mampu mempengaruhi tingkat investasi yang terjadi.

2.2.3 Definisi Kebijakan Moneter