Instrument Kebijakan Moneter Kebijakan Moneter .1 Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia

diumumkan kepada publik. BI rate berfungsi untuk megelola likuiditas dipasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter yang dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank. Pergerakan di suku bunga PUBAB diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikan BI Rate apabila inflasi diperkirakan melampaui sasaran, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi kedepan berada dibawah sasaran yang ditetapkan. Respon kebijakan moneter dinyataan dalam perubahan BI Rate secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25basis poin. Dalam kondisi ini akan menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian inflasi. Kenaikan BI Rate sebesar 25 basis poin akan mengakibatkan kenaikan sukubunga dan akan merugikan sektor perbankan. Tidak hanya perbankan, harga saham perbankan juga akan berpotensi menurun, namun disisi lain perbankan juga akan mengalami kesulitan untuk melakukan proses intermediasi.

2.2.5 Instrument Kebijakan Moneter

Dalam mencaai kebijakan dan sasaran moneter Bank indonesia sebagai otoritas moneter melakukan perencanaan atau membuat suatu kebijakan program pengendalian jumlah uang beredar, baik yang mengarah pada kebijakan moneter ekspansi maupun kontraktif. Kebijakan ekspansi dilaksanakan untuk memberikan kelonggaran terhadap jumlah uang beredar sehingga jika jumlah uang beredar Universitas Sumatera Utara melebihi jumlah yang ditargetkan maka akan dilaksanakan kebijakan pengetatan atau kontraktif. Kebijakan moneter yang mengarah pada sasaran dan tujuan akhir dapat dilaksanankan melalui berbagai instrumen moneter, baik instrumen langsung maupun instrumen tak langsung. Instrumen langsung yaitu merupakan kebijakan dari bank sentral untuk dapat secara langsung mempengaruhi jumlah uang yang beredar , melalui penetapan tingkat bunga, pengeluaran kredit, penurunan nilai mata uang dan sebagainya. Sementara instrumen kebijakan moneter dalam yang tidak langsung meliputi tindakan bank sentral yang secara tidak langsungdapat mempengaruhi sasaran moneter kearah yang diinginkan. Adapun instrumen kebijakan moneter yang tidak langsung meliputi ; 1. Operasi pasar Terbuka Open Market OperationOperasi Pasar Terbuka atau Open Market Operation adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan cara menjual atau membeli surat berharga pemerintah. Pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah untuk menambah jumlah uang beredar, sebaliknya pemerintah akan menjual surat berharga kepada masyarakat bila ingin mengurangi jumlah uang yang beredar. Surat berharga pemerintah yang digunakan Bank Indonesia didalam mengendalikan jumlah uang beredar di indonesia antara lain ; Sertifikat Bank indonesia SBI. A. Pengertian dan Sejarah SBI adalah Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka pendek antara 1 sampai 3 bulan dengan sistem bunga. SBI Universitas Sumatera Utara merupakan mekanisme yang digunakan oleh Bank sentral didalam mengontrol kestabilan nilai mata uang yaitu rupiah. Kelebihan jumlah uang yang beredar dapat diserap melalui penjualan SBI oleh bank Indonesia dengan tingkat suku bunga yang berlaku dipasar. Penjualan SBI dilakukan melalui lelang, dimana BI mengumumkan rencana lelang tersebut selambat-lambatnya satu hari kerja sebelum pelaksanaan lelang, pemenang lelang adalah yang mengajukan penawaran tingkat diskonto yang terendah sampai jumlah SBI lelang yang diumumkan tercapai. SBI mempunyai karakteristik yakni jangka waktu maksimum 12bulan dan sementara waktu hanya diterbitkan untuk jangka waktu 1 bulan dan 3 bulan,denominasi terendah Rp 50 jutaa sampai Rp. 100 Milyar. B. Tujuan SBI diterbitkan dan dijual oleh Bank Indonesia dengan tujuan untuk mengurangi kelebihan jumlah uang primer yang beredar, karena kelebihan jumlah uang primer yang beredar dapat mengurangi kstabilan nilai rupiah. Penerbitan SBI memiliki dasar hukum yaitu surat keputuan Direksi Bank Indonesia No. 31 67KEPDIR tanggal 23 Juli 1990 tentang penerbitan dan perdagangan SBI serta investasi Rupiah. Sejalan dengan penerbitan SBI, penjualan SBI diprioritaskan pada lembaga perbankan, tetapi tidak tertuup kemungkinan masyarakat baik perorangan maupun perusahaan untuk dapat memiliki SBI. 2. Politik Diskonto Politik Diskonto Discount Rate Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan Universitas Sumatera Utara uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang. 3. Rasio Cadangan Wajib. Rasio Cadangan Wajib Reserve Requirement Ratio Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.

2.2.6 Efektivitas Kebijakan Moneter