Pengertian Aktivitas Keagamaan LANDASAN TEORI

C. Pengertian Aktivitas Keagamaan

Aktivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan-kegiatan, kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam tiap bagian dalam suatu organisasi atau lembaga ”. 57 Sedangkan menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, kata aktivitas berasal dari kata Ling: activity; lat; activus: aktif, bertindak, yaitu bertindak pada diri setiap eksistensi atau makhluk dengan dunia. Manusia mengalihkan dan megalahkan alam. Berkat aktivitas atau kerjanya, manusia mengangkat dirinya dari dunia dan kemudian secara bertahap mengembangkan proses histories- kultural yang bersifat khas sesuai ciri dan kebutuhannya. Ada dua jenis aktivitas, yaitu eksternal dan internal. Dan yang dimaksud dengan aktivitas eksternal, jika operasi manusia terhadap objek-objek menggunakan lengan, tangan jari-jari dan kaki, sedangkan aktivitas internal, menggunakan tindakan mental dalam bentuk gambaran-gambaran dinamis. 58 Dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah sebuah tindakan untuk menghasilkan sesuatu yang dilakukan secara pribadi maupun kolektif, dan aktivitas terkadang juga terkait dengan lembaga atau sebuah organisasi. 57 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, Cet.Ke-3, h. 17 58 Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga pengkajian kebudayaan nusantara, LPKN, 1997, Cet.Ke-1, h. 25 Menurut Ensiklopedi Islam, kata agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan kata Din dalam bahasa arab. Sedangkan kata Din mempunyai arti “ menguasai, memudahkan, patuh, utang, batasan, atau kebiasaan “. Din juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum yang harus dipatuhi, baik dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan. 59 Sementara itu, konteks keberagaman menurut Quraish Shihab tidak hanya berorientasi pada bentuk-bentuk peribadatan yang bersifat superficial atau menekankan aspek-aspek “luar” dengan sikap batin atau aspek-aspek “dalam”. 60 Menurut Glock dan Stark sebagaimana dikutipkan oleh Djamaluddin Ancok ada empat macam dimensi keagamaan: 1 Dimensi Keyakinan, berisi pengharapan-pengharapan di mana orang beragama berpegang teguh kepada teologis tertentu dan mengakui doktrin- doktrin tersebut. 2 Dimensi Praktek Agama, mencakup perilaku pemujaan dan ketaatan yang dilakukan seseorang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. 3 Dimensi Pengalaman, berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama memandang pengharapan-pengharapan tertentu, persepsi, dan sensasi yang dialami seseorang. 59 Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1993, Cet.Ke-1, h. 63 60 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1992, Cet.Ke-1, h. 210 4 Dimensi Pengetahuan Agama, mengacu pada harapan bahwa orang yang sudah beragama paling tidak memiliki sejumlah pengetahuan dasar-dasar keyakinan, ritus, dan tradisi. Dimensi pengalaman konsekuensi mengacu kepada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. 61 Dengan demikian aktivitas keagamaan adalah suatu perbuatan, tindakan yang dilakukan secara individu atau golongan dalam hal-hal yang berhubungan dengan keyakinan pada sebuah lembaga-lembaga keagamaan tertentu.

D. Pedagang