Pengelolaan masjid perlu berfikir bagaimana lebih jauh bias memberdayakan umat untuk lebih berdayaguna untuk memakmurkan dari aspek dakwah tersebut,
sehingga masjid akan benar-benar bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
52
3. Macam- Macam Masjid
a Masjid Kota
Masjid Kota ini sudah jelas harus berlokasi di pusat kota, mengingat pusat kota ini mempunyai aksebilitas yang sangat tinggi terhadap penduduk di
seluruh wilayah kota. b
Masjid Wilayah Masjid Wilayah ini berfungsi melayani penduduk di daerah perumahan
dalam skala wilayah dan penduduk yang berada pada pusat-pusat aktivitas untuk melaksanakan shalat fardhu, shalat jum’at serta kegiatan keagamaan
lainnya yang mencakup kegiatan sosial bagi masyarakat. c
Masjid Kecamatan Pada prinsipnya Masjid Kecamatan ini dibangun untuk melayani
penduduk Islam yang berada disekitar kecamatan tersebut, terutama dalam melaksanakan shalat jum’at, shalat Hari Raya, serta kegaiatan-kegiatan sosial
masyarakat. d
Masjid Lingkungan
52
Jurnal Manajemen Kemasjidan, h. 57
Lokasi Masjid Lingkungan ini lebih berorientasi ke arah perumahan, karena fungsinya hanya melayani penduduk di dalam daerah pelayanannya
untuk melaksanakan shalat sehari-hari, shalat jum’at serta kegiatan keagamaan lainnya.
e Masjid Lokal Langgar Mushollah
Langgar atau Mushollah ini hanya dipergunakan untuk shalat sehari-hari, tidak dipergunakan dalam pelaksanaan shalat jum’at.
53
4. Manajemen Masjid
Ada beberapa pengertian manajemen masjid yang dapat dikutip. Dalam buku Idarah Masjid terbitan KODI DKI Jakarta disebutkan: “ idarah masjid ialah ilmu
dan usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan muslim dalam menempatkan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan islam”.
54
Sementara itu Drs. Moh.E. Ayub dalam bukunya Manajemen Masjid yang diterbitkan Gema Insani Press, mendefinisikan: “Idarah Masjid adalah Usaha-
usaha untuk merealisasikan fungsi-fungsi masjid sebagaimana mestinya”.
55
Dari sini kita bisa merumuskan definisi lain. Manajemen Masjid adalah suatu proses atau usaha mencapai kemakmuran masjid yang ideal, dilakukan oleh
seorang pemimpin pengurus masjid bersama staf dan jamaahnya melalui berbagai
53
Nana Rukmana D.W., Masjid dan Dakwah, h. 86-90
54
Ahmad Yani, Menuju Masjid Ideal, Jakarta: LP2SI Haramain, 2001, h. 81
55
Moh.E. Ayub, Manajemen Masjid, h. 35
aktivitas yang positif. Dengan demikian, ketua pengurus masjid harus melibatkan seluruh kekuatan masjid untuk mewujudkan kemakmuran masjid.
Dalam pelaksanaan manajemen masjid atau idarah masjid, secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a Idarah Binail Maadiy Physical Management, yaitu manajeman secara
fisik yang meliputi kepengurusan masjid, pengaturan pembangunan fifik masjid, penjagaan kehormatan, ketertiban dan keindahan masjid,
pemeliharaan tata tertib dan keamanan, pengaturan-pengaturan keuangan, dan administrasi masjid serta pemeliharaan fasilitas yang dimiliki masjid
tersebut dan penataan masjid lainnya yang bersifat fisik. b
Idarah Binail Ruhiy Functional Management, yaitu Pengaturan tentang pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan umat, sebagai pusat
kebudayaan islam. Idarah Binail Ruhiy ini meliputi pendidikan islamiyah, pembinaan akhlakul karimah, pelaksanaan dakwah, pembinaan-
pembinaan mental spiritual dan pemberdayaan ekonomi umat dalam rangka menciptakan kesejahteraan material umat. Disamping itu, kegiatan
penerangan ajaran islam secara teratur meliputi: 1 Pembinaan Ukhuwah Islamiyah dan persatuan umat, 2 Melahirkan Fikrul Islamiyah dan
Kebudayaan Islam, dan 3 Mempertinggi mutu keIslaman dalam diri pribadi dan masyarakat.
56
56
Yusuf Al-Qardhawi, Tuntunan Membangun Masjid, h. 33
C. Pengertian Aktivitas Keagamaan