3. Perdagangan dalam Perspektif Islam
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berhubungan dan butuh kepada manusia lainnya, pola hubungan antara manusia dengan manusia lainnya,
memiliki pola hubungan yang beragam. Dalam Islam, pola hubungan anatara manusia dengan manusia yang lainnya diatur sedemikian rupa menjadi hubungan
timbal balik yang harmonis. Salah satu interaksi hubungan antara manusia dengan manusia lainnya adalah
lewat hubungan perdagangan atau perniagaan dan itu telah melekat pada kehidupan manusia bahkan seumur dengan kehidupan manusia di dunia.
Selanjutnya, perdagangan telah mengalami perkembangan dari zaman ke zaman, baik dari pola hubungannya maupun dari segi barang yang diperdagangkan.
Dan Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
Artinya: “ Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba “. Q.S. Al-Baqarah: 275
65
Dalam Ayat Al Baqarah ke 275, menjelaskan bahwa perdagangan itu pada asalnya adalah mubah boleh. Dalam hadits juga, disebutkan 9 dari 10 pintu
rezeki ada dalam berdagang. Ini berarti bahwa perdagangan bisa membawa
65
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan terjemah Transliterasi Latin, Jakarta: PT Pena Pundi Aksara, 2008, Cet.Ke-3, h. 95
keberuntungan. Selagi agama membolehkan untuk berdagang, maka di belakang perdagangan itu dapat menimbulkan keuntungan. Tetapi agama sendiri melarang
adanya keuntungan yang diperoleh dari suatu dosa, yaitu tambahan keuntungan melebihi ukuran yang umum.
66
Perdagangan atau perniagaan yang salah satu aktivitasnya adalah jual beli ini kemudian juga menjadi tinjauan yang dianggap penting di dalam Islam. Hal ini
disebabkan karena Nabi Muhammad SAW sendiri sebelum diutus menjadi Nabi dan Rasul yang seorang pedagang yang sukses. Dengan kejujuran dan
keuletannya, beliau berhasil menjadi pedagang yang memiliki komitmen dan iman yang kuat, baik dari konsumen pembelinya maupun dari pemilik barang
dagangan beliau. Di samping itu juga, Masyarakat Arab pada saat dimana beliau tinggal adalah
masyarakat yang mayoritas aktivitas hidupnya, adalah pedagang. Kegiatan perdagangan bangsa Arab ini kemudian diabadikan di dalam Al-Qur’an yang
terdapat pada Surat Al-Quraisy ayat 1-4:
⌧
66
Ahmad Syarabasya, Tanya Jawab Hukum dan Pengetahuan Islam, h. 345
☺
Artinya: “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendak
mereka menyembah Tuhan pemilik rumah ini Ka’bah. Yang telah memberikan makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar
dan mengamankan mereka dari ketakutan.” Q.S. Al Quraisy: 1-4
67
Dalam surat tersebut memang yang disorot adalah Bangsa Arab Quraisy yang memiliki mobilitas dan naluri bisnis atau dagang yang tinggi, sehingga tak salah
bila Allah SWT mengabadikan dalam Al-Qur’an. Hal ini sangatlah berguna bagi umat Islam untuk pembelajaran bahwa kegiatan berdagang atau berbisnis telah
menjadi kegandrungan suatu bangsa tersebut. Dari sinilah kemudian muncul persepsi bahwa aktivitas bisnis atau perdagangan adalah aktivitas yang memiliki
nilai tinggi disisi Allah SWT, disamping aktivitas ibadah ritual, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
Berdagang merupakan cara mencari nafkah yang halal, sistem Islam dalam memperoleh harta berdasarkan atas prinsip bahwa tidak seorang pun mempunyai
hak memperoleh keuntungan atas pengorbanan orang lain. Sedangkan transaksi yang di izinkan hanyalah yang di dalamnya kedua belah pihak saling
menguntungkan dengan cara yang adil.
68
67
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan terjemah Transliterasi Latin, Jakarta: PT Pena Pundi Aksara, 2008, Cet.Ke-3, h. 1434
68
Syeh Mahmudanassir, Islam Konsepsi dan Sejarah, Bandung: PR. Remaja Rosda Karya, 1994, Cet. Ke-4, h. 465
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG MASJID BLOK A TANAH ABANG
A. Sejarah Berdirinya dan Gambaran Masjid Blok A Tanah Abang
Lazimnya sebuah Pasar, keramaian pun pasti mewarnai suasana Pasar Tradisional ataupun Modern, tak terkecuali pada Pasar Blok A Tanah Abang,
Jakarta. Di setiap lantai pasar ini, penat dan hawa panas kerap menyerang pengunjung walaupun gedung Ber-AC. Namun rasa itu seketika akan sirna jika
kita terus meniti sampai ke atap gedung. Disinilah saya bisa menemukan Keteduhan yang ditawarkan Masjid Blok A Tanah Abang.
1
Masjid Blok A Tanah Abang berdiri pada tahun akhir 2005. Setelah terjadinya renovasi besar-besaran yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Bapak Sutiyoso
terhadap pasar Tanah Abang dengan menggandeng pengembang Pasar P.T Priamanaya maka terbentuklah sebuah pasar yang dikonsep bergaya Modern, Lux
dan Nyaman. Pasar yang berbeda dari yang sebelumnya dengan dilengkapi penunjang-penunjang yang lengkap seperti AC, Lift, Escalator, dan keamanan 24
jam. Dan tentunya juga Masjid yang megah, nyaman dan bersih.
2
Proses pembangunan Pasar Tanah Abang Blok A lengkap dengan masjid megahnya itu
yang memakan waktu satu setengah tahun lebih. Dana keseluruhan yang
1
http:alifmagz.com20090907masjid-di-atap-pusat-pertokoan diakses pada tanggal 17 Februari 2010 jam 20.15 WIB
2
Ust. Mahdi, Sie. Bidang Dakwah dan Peribadatan, Wawancara Pribadi, Jakarta: 12 Februari 2010
dibutuhkan untuk pembangunan keseluruhannya adalah Rp 770 milyar. Oleh Pemda DKI Jakarta, bangunan itu diharapkan sebagai icon ibu kota.
Masjid ini merupakan yang terindah, yang ada di sebuah pusat perbelanjaan. hampir setiap orang sudah terbiasa dengan hiruk pikuk suasana di pasar. Begitu
pula dengan pusat perbelanjaan Blok A Tanah Abang, Jakarta Pusat. Aktivitas transaksi jual beli di pusat grosir terbesar di Asia Tenggara ini berlangsung dari
pagi hingga menjelang malam. Ribuan orang, dari berbagai suku bangsa dan warna kulit, hilir mudik melakukan perniagaan. Tempat ini hampir tak pernah
sepi dari ribuan manusia setiap harinya. Begitulah kondisi sebuah pasar yang tak pernah sepi.
Namun, bila diperhatikan secara seksama, ada beberapa perbedaan yang cukup mencolok antara Pasar Tanah Abang dibandingkan pasar lainnya, apalagi
dengan pasar tradisional. Di tempat ini, kebersihan cukup terjaga kendati dipenuhi berbagai macam barang dagangan. Satu hal lagi, termasuk yang membedakannya
dengan pusat perbelanjaan lainnya, adalah keberadaan tempat ibadah masjid atau mushala. Biasanya, di pasar tradisional, lokasi Masjid atau Mushalah
ditempatkan di bagian sudut. Di mall-mall, pada umumnya, Masjid atau Mushalah ditempatkan di pojok ruangan sempit, di basement lantai dasar, atau
di parkiran. Hal tersebut berbeda dengan Blok A Pasar Tanah Abang. Masjid di lokasi ini justru ditempatkan di bagian paling atas, yakni di lantai 14.