b. Harus adanya kesesuaian antara metode yang digunakan dengan
kompetensi atau kemampuan yang dimiliki guru, karena baerhasil atau tidaknya suatu strategi pembelajaran tergantung kepada kepiawaian
atau kompetensi guru dalam menggunakan metode. c.
Harus adanya kesesuaian antara metode dengan karakteristik peserta didik. Karena ia merupakan subjek belajar yang memiliki karakteristik
berbeda-beda. Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan metode yang dilakukan oleh guru diharapkan dapat menyiasati segala
perbedaan tersebut. d.
Harus adanya kesesuaian antara metode pembelajaran dengan situasi dan kondisi pembelajaran berlangsung
e. Ketersediaan fasilitas yang dapat menunjang atau membantu proses
pembelajaran terutama dalam memilih dan menggunakan metode yang bervariasi.
C. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
23
Metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena tujuannya untuk mempermudah
pengerjaan suatu pekerjaan. Berikut ini dikemukakan secara garis besar beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar-
mengajar bahasa Indonesia. a.
Ceramah Metode ceramah adalah metode yang sangat populer di kalangan para
guru. Pada hakikatnya ceramah adalah cara menyampaikan informasi, penjelasan tentang suatu konsep secara lisan. Dalam kegiatan belajar-
mengajar di kelas, guru menjelaskan secara lisan dan murid mendengarkan penjelasan guru sambil mencatat hal-hal yang penting.
23
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, cet. Ke-3, h. 740.
Metode ceramah dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada waktu dan kondisi pembelajaran sebagai berikut:
1 Menjelaskan suatu hal kepada siswa sehingga mereka menyadari
pentingnya hal tersebut. 2
Membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajari sesuatu hal. 3
Jumlah siswa banyak. 4
Tidak tersedia atau sedikit sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh siswa.
Salah satu kritik terhadap pemakaian metode ceramah adalah adanya kecenderungan pemusatan kegiatan belajar-mengajar pada guru. Guru yang
merupakan sumber informasi yang sangat aktif selama berlangsungnya proses pembelajaran. Sedangkan siswa hanya mendengarkan saja sambil mencatat
informasi dari guru. Untuk mengurangi kelemahan ini disarankan agar guru melibatkan siswa selama proses pembelajaran, misalnya dengan memberi
kesempatan sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk menyampaikan tanggapan, pertanyaan terhadap materi yang diceramahkan oleh guru. Di
samping itu, disarankan juga guru menggunakan media pembelajaran untuk mendukung ceramah yang disampaikannya.
b. Diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang sangat dianjurkan penggunaannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran dengan
metode diskusi dapat menciptakan situasi pembelajaran yang memungkinkan para siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Kondisi ini
sangat penting dalam proses belajar siswa. Di samping itu, penggunaan metode diskusi memberikan keuntungan dampak pengiring yang berupa
kesempatan bagi siswa untuk berlatih menggunakan bahasa Indonesia secara nyata dalam proses komunikasi. Selama berdiskusi mereka berbicara
mendengarkan, membaca, dan menulis secara serentak dalam suatu kegiatan yang terpadu.
Dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia, diskusi pada hakikatnya adalah suatu percakapan yang dilaksanakan baik secara klasikal
maupun kelompok untuk membahas suatu masalah. Dalam diskusi terjadi pertukaran pikiran, pandangan, pendapat, serta pengetahuan dan pengalaman
antara para siswa yang mengarah pada pemecahan masalah. Konsep utama dalam diskusi ini adalah pertukaran, artinya dalam diskusi sangat diutamakan
adanya proses saling memberi dan menerima pikiran, pandangan, pendapat, serta pengetahuan dan pengalaman antara peserta diskusi. Oleh karena itu,
selama diskusi para siswa harus bisa menjadi pembicara dan pendengar yang baik. Menjadi pembicara yang baik dalam arti para siswa mampu
menyampaikan pikiran, pendapat, dan pandangannya dengan jujur dan jelas. Sedangkan menjadi pendengar yang baik dalam arti siswa bersedia dan
mampu mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang dibicarakan temannya.
Metode diskusi digunakan pada waktu kegiatan belajar-mengajar bahasa Indonesia dimaksudkan untuk:
1 Melatih siswa untuk mengidentifikasi, mengkaji, dan memecahkan suatu
masalah. 2
Melatih siswa memahami dan membahas isi suatu wacana lisan maupun tulis serta memberikan tanggapan terhadapnya, serta
3 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menyusun suatu
rencana kegiatan, melaksanakan, dan melaporkan hasilnya bersama- sama.
Diskusi dapat dilaksanakan dalam kegiatan belajar-mengajar secara klasikal dan dapat pula dalam kelompok. Pemilihan jenis yang akan
digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran atas topik yang akan didiskusikan serta tujuan diskusi. Secara garis besar pelaksanaan masing-
masing jenis diskusi tersebut adalah sebagai berikut. 1
Diskusi kelas Apabila jumlah siswa dalam suatu kelas cukup besar lebih dari 20
orang, diskusi kelas dapat dilakasanakan dalam bentuk diskusi panel. Dalam diskusi ini ada beberapa siswa yang bertindak sebagai panelis
yang menyampaikan pandangannya kemudian ditanggapi oleh para siswa
yang lain. Lalu lintas jalannya diskusi diatur oleh operator yang dapat dijabat oleh guru atau bisa juga oleh seorang siswa.
Apabila jumlah siswa terlalu besar, diskusi kelas dapat dilaksanakan dalam bentuk diskusi kelompok sebagai berikut.
2 Diskusi kelompok
Diskusi ini dilaksanakan dalam kelompok-kelompok yang anggotanya tidak terlalu besar 10-20 orang. Apabila dipandang perlu
jumlah anggota kelompok itu bisa diperkecil lagi, misalnya 5-7 orang. Diskusi kelompok ini dipimpin oleh seorang ketua kelompok yang
bertindak sebagai moderator dibantu oleh seorang pencatat notulis. Setiap anggota kelompok berpartisipasi secara aktif dalam diskusi.
Mereka mengemukakan pendapat, gagasan, tanggapan, komentar, dan sebagainya berkaitan dengan topik diskusi. Perumusan hasil diskusi
kelompok merupakan tanggung jawab seluruh anggota kelompok yang bersangkutan.
Dalam diskusi kelompok, guru dapat bertindak sebagai resource yang memberikan masukan, penjelasan tentang sesuatu yang berkaitan
dengan topik diskusi, dan sebagainya. Berikut ini dikemukakan contoh-contoh butir pembelajaran yang
sebaiknya diajarkan dengan menggunakan metode diskusi. a
Menyusun rencana kegiatan kelas misalnya olah raga, kesenian b
Menyusun rencana kegiatan wawancara atau kunjungan pengamatan. c
Memahami dan menanggapi isi bacaan. d
Membaca puisi dan membicarakan cara pengungkapannya dari segi keindahan, keharuan, dan sebagainya.
e Membaca cerpen atau bagian cerpen dan memberikan tokoh, latar
waktu, tempat, dan budaya alurnya. Agar pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, perlu diperhatikan beberapa hal berikut. a
Para siswa harus memahami topik diskusi yang akan didiskusikan. Untuk itu topik diskusi harus sudah dirumuskan sejelas-jelasnya.
b Para siswa harus mengetahui tujuan diskusi. Oleh karena itu, sebelum
dilaksanakan diskusi guru menjelaskan tujuan diskusi yang hendak dilaksanakan.
c Semua siswa harus terlibat aktif dalam diskusi. Hindarkan adanya
monopoli bicara oleh satu atau dua orang siswa saja. d
Diskusi harus tetap pada pembahasan topik diskusi. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan, sanggahan, dan tanggapan yang tidak relevan
dengan topik diskusi tidak perlu dijawab. e
Apabila terjadi penyimpangan diskusi, guru perlu meluruskan kembali.
c. Resitasi Penugasan
Metode resitasi penugasan merupakan salah satu mtode yang selektif
dalam pembelajaran
bahasa Indonesia
berdasarkan kurikulumGBPP Bahasa Indonesia 1994. Karakteristik resitasi ini sesuai
dengan pendekatan komunikatif serta pendekatan integratif dalam kurikulum tersebut.
Resitasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah satu metode pembelajaran yang berupa pemberian tugas kepada siswa untuk melakukan
suatu kegiatan dalam kerangka pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa melaksanakan kegiatan tersebut dan mempetanggungjawabkan hasil
pelaksanaan tugasnya. Tugas-tugasnya antara lain:
1 Mengadakan pengamatan dan menuliskan laporan hasilnya.
2 Membuat kliping tentang berbagai artikel yang berkaitan dengan bahasa
Indonesia. 3
Membaca artikel, makalah, buku, dan menuliskan tanggapan terhadap isinya.
4 Membaca karya sastra novel, cerpen, puisi, naskah drama dan
menuliskan pembahasannya. 5
Menulis artikel, esai, kritik, dan sebagainya. 6
Menulis kreatif puisi, cerpen, drama
7 Menulis berbagai jenis surat.
Langkah-langkah pemakaian metode resitasi. 1
Menentukan tugas yang akan diberikan kepada siswa berdasarkan butir- butir pembelajaran yang memerlukan kegiatan atau latihan di luar jam-
jam pembelajaran di kelas. 2
Membahas tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa bersama mereka.
3 Membagi-bagi tugas secara kelompok atau individual.
4 Mengoreksi hasil pekerjaan para siswa.
24
d.
Metode Tanya-Jawab
Yaitu suatu cara penyajian bahwa pelajaran melelui berbagai pertanyaan yang dijawab oleh siswa. Dalam metode ini memungkinkan
adanya komunikasi langsung yang bersifat timbal balik pada saat terjadinya dialog antara siswa dengan guru sehingga yang kurang jelas
dapat ditanyakan langsung. Metode ini cukup efektif jika digunakan dalam penyampaian
materi pelajaran Bahasa Indonesia karena membuat siswa lebih aktif untuk berfikir atau bertanya materi yang belum jelas. Tetapi apabila guru tidak
menguasai metode ini maka banyak siswa yang pasif. e.
Metode simulasi Metode simulasi merupakan metode mengajar yang dapat
digunakan dalam pembelajaran kelompok. Mengajar dengan simulasi objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, tetapi kegiatan
mengajarr yangbersifat pura-pura. Simulasi dapat dilakukan oleh siswa karena kegiatan pembelajarannya menuntut adanya kemampuan siswa
dalam berinteraksi dalam kelompok. Ada beberapa jenls model simulasi diantaranya adalah: bermain
peran, sosiodrama, permainan simulasi, dan sebagainya.
24
Imam Syafi’ie, Roekhan, dan Ma’mur Saadie, Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001, cet. II, h. 1.14-1.19.
Bermain peran merupakan permainan dalam bentuk dramatisasi, sekelompok siswa melaksanakan kegiatan tertentu yang telah diarahkan
oleh guru. Simulasi ini lebih menitikberatkan pada tujuan untuk mengingat atau menciptakan kembali gambaran masa silam yang memungkinkan
terjadi pada masa yang akan datang atau peristiwa tersebut bermakna bagi kehidupan sekarang.
Sosiodrama adalah suatu kelompok yang belajar memcahkan masalah yang berhubungan dengan masalah individu sebagai makhluk
sosial. Misalnya hubungan antara anak terhadap orang tua, antara siswa dengan teman kelompoknya, dan sebagainya. Permainan simulasi siswa
adalah siswa bermain peran sesuai dengan peran yang ditugaskan sebagai pembuat keputusan. Prosedur metode simulasi yang harus ditempuh dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut: 1
Menetapkan topik simulasi diarahkan oleh guru. 2
Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas. 3
Melaksanakan simulasi dengan diawali petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang dimainkan.
4 Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik, dan prosedur dapat
dilakukan dengan diskusi. 5
Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi. Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang
metode simulasi diantaranya: 1
Kemampuan membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur, dan peran dalam simulasi.
2 Memberikan ilustrasi.
3 Menguasai pesan yang dimaksud dengan simulasi tersebut.
4 Dapat mengamati secara proses, simulasi yang dilakukan oleh siswa
denga baik. Adapun kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan
dalam penerapan metode simulasi adalah: 1
Kondisi minat, perhatian, dan motiasi siswa dalam bersimulasi.
2 Pemahaman terhadap pesan yang akan disimulasikan.
3 Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.
f. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi
merupakan metode
mengajar yang
menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses
tertentu. Demontrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam pelaksanaan demontrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat
memperhatikan terhadap objek yang akan didemonstrasikan. Sebelum proses demonstrasai guru sudah mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan dalam demontrasi tersebut. Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mengorganisasi
kelas, jangan sampai guru terlena dengan demonstrasinya tanpa memperhatikan siswa secara menyeluruh. Ada beberapa prosedur metode
demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah: 1
Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran. 2
Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan. 3
Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa.
4 Penguatan diskusi, tanya-jawab, dan latihan terhadap hasil
demonstrasi. 5
Kesimpulan. Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang
metode demonstrasi diantaranya: 1
Mampu secara proses tentang topik yang dipraktekkan 2
Mampu mengelola kelas, menguasai siswa secara menyeluruh. 3
Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan. 4
Mampu melaksanakan penilaian proses. Adapun kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan
dalam penerapan metode demonstrasi adalah:
1 Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang
akan didemonstrasikan. 2
Memahami tentang tujuan atau maksud yang akan didemonstrasikan. 3
Mampu mengamati proses yang dilakukan oleh guru. 4
Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi.
25
g. Metode inquiri
Metode pembelajaran ini bertujuan agar siswa terangsang oleh tugas dan mencari sendiri pemecahan masalah itu, mencari sumber sendiri
dan belajar bersama dalam kelompoknya. h.
Metode karya wisata Metode pembelajaran ini berlangsung di luar kelas. Siswa diajak ke
suatu objek tertentu untuk meneliti atau meninjau guna memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dikunjunginya.
26
Jadi dengan demikian, bermacam-macam metode dapat digunakan dalam pembelajaran. Tetapi bagaimana menggunakan suatu macam
metode pembelajaran yang sesuai dan tepat agar dalam kegiatan belajar mengajar lebih efektif dalam penyampaian materi supaya dapat menunjang
siswa belajar aktif dan dapat memahami isi materi yang disampaikan. Jadi dengan demikian, ciri-ciri penggunaan metode pembelajaran
itu baik, apabila semua kegiatan pembelajaran dapat: 1.
Mengundang rasa ingin tahu murid, 2.
Menantang murid untuk belajar, 3.
Mengaktifkan mental, fisik dan psikis murid, 4.
Memudahkan guru, 5.
Mengembangkan kreativitas murid, serta 6.
Mengembangkan pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari.
25
Udin S. Winataputra, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001, cet. IV, h. 4.21-4.26.
26
Iskandarwasid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, h. 69.
D. Hakikat Hasil Belajar