Deskripsi Responden ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

59 lakukan penelitian lebih jauh tentang bagaimana kondisi ekonomi para mitra perempuannya setelah mendapatkan pembiayaan, terlepas dari jenis pembiayaan yang di ambilnya. Apakah pembiayaan telah mampu membantu perekonomiannya, atau justru sebaliknya. Untuk itu, penulis mengambil sampel sebanyak 50 orang mitra perempuan yang mengambil pembiayaan di BMT Al Fath IKMI dan BMT Al Ittihad. Metode sampling yang di ambil yaitu dengan menggunakan metode random sampling.

B. Deskripsi Responden

Dalam penelitian ini, penulis meneliti sebanyak 50 orang mitra pembiayaan perempuan yang telah merasakan dampak dari pembiayaan yang diberikan oleh BMT Al Fath IKMI dan BMT Al Ittihad. Teknik pengumpulan data yang di lakukan penulis yaitu dengan metode wawancara. Dengan menggunakan metode ini penulis berusaha mengolah dan mentabulasikan data guna menganalisis kontribusi BMT yang sebenarnya. Deskripsi responden meliputi identitas status, usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan responden. 60 Tabel 3. 3 Distribusi Responden Tabel 3.3 menunjukkan frekuensi responden yang merata dari masing- masing BMT yang penulis teliti, yaitu masing-masing 25 orang responden. Tabel 3. 4 Identitas Responden Berdasarkan Status Tabel 3. 4 menunjukkan responden dengan status menikah lebih banyak tujuh kali lipat dibandingkan dengan responden dengan status masih lajang. Hal ini membuktikan bahwa perempuan yang telah menikah mempunyai kebutuhan yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan perempuan yang masih lajang. Kebutuhan tersebut baik konsumtif maupun untuk modal usaha tidak bisa mereka penuhi sendiri atau mengandalkan dari penghasilan suami, sehingga mereka mengambil pembiayaan di BMT. No Kategori Frekuensi Prosentase 1. BMT Al Fath IKMI 25 50 2. BMT Al Ittihad 25 50 Jumlah 50 100 No Kategori Frekuensi Prosentase 1. Menikah 44 88 2. Lajang 6 12 Jumlah 50 100 61 Tabel 3. 5 Identitas Responden Berdasarkan Usia Data pada tabel 3. 5 menunjukkan bahwa usia mitra pembiayaan yang menjadi responden di dua BMT, pada kategori usia 25 – 29 tahun terdapat 3 orang responden 6, kategori usia 30 – 34 tahun ada 22 orang responden 44, kategori usia 35 – 39 tahun ada 8 orang responden 16, kategori usia 40 – 44 tahun ada 8 orang responden 16, kategori usia 45 – 49 tahun ada 7 orang responden 14. Pada data di atas tidak terdapat responden dalam kategori usia 50 – 54 tahun 0, sementara kategori usia 55 – 59 tahun ada 2 orang responden 4. Data ini menunjukkan bahwa usia yang paling banyak mendapat pembiayaan dari BMT adalah usia 30 – 34 tahun 22, walaupun tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok dengan kategori lainnya. Hal ini No Kategori Frekuensi Prosentase 1. 25 – 29 3 6 2. 30 – 34 22 44 3. 35 – 39 8 16 4. 40 – 44 8 16 5. 45 – 49 7 14 6. 50 – 54 - - 7. 55 – 59 2 4 Jumlah 50 100 62 menurut penulis tidak mengherankan karena usia 25 – 40 tahun merupakan usia produktif. Tabel 3. 6 Pendidikan Terakhir Responden D Data pada tabel 3. 6 menunjukkan bahwa responden dengan mayoritas pendidikan tamatan SD ada sebanyak 8 orang 16, responden dengan pendidikan tamatan SMP ada sebanyak 3 orang 6, responden dengan pendidikan tamatan SMA ada sebanyak 31 orang 62, dan ada 8 orang responden 16 dengan pendidikan terakhir tamatan S-1. 4 Tabel ini memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir tentang memilih kebutuhan dan keinginan serta kesadaran untuk bertanggungjawab. Berdasarkan data di atas, mayoritas responden berpendidikan SMA. Hal ini dapat diartikan bahwa keuangan keluarga diharapkan lebih baik lagi, memang ada 11 orang responden yang berpendidikan di bawah SMA sehingga dikhawatirkan tidak mampu mengelola keuangan keluarga dengan baik. 4 Diolah dari hasil wawancara para responden. No Kategori Frekuensi Prosentase 1. SD 8 16 2. SMP 3 6 3. SMA 31 62 4. S1 8 16 Jumlah 50 100 63 Tabel 3. 7 Identitas Pekerjaan Responden Tabel 3.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta 74. Hal ini membuktikan bahwa perempuan tidak lagi hanya bisa mengurus rumah tangga, tetapi juga dapat membantu pendapatan keluarga. Para perempuan yang mempunyai usaha sendiri ini sebagian besar berdagang atau membuka warung sembako di depan rumahnya. Sehingga tugas utamanya mengurusi rumah tangga masih tetap dapat dilaksanakan dengan baik. Sementara itu, sebanyak 18 responden tidak memiliki pekerjaan dan hanya sebagai ibu rumah tangga. Responden dengan kategori ini cenderung mengambil pembiayaan untuk yang bersifat konsumtif, seperti untuk biaya renovasi rumah atau untuk pendidikan anak. Kategori lainnya yaitu karyawati swasta 6 dan guru 2 merupakan para perempuan yang ingin mencoba memulai usaha sampingan selain dari pekerjaan tetapnya. No Kategori Frekuensi Prosentase 1. Wiraswasta 37 74 2. Ibu Rumah Tangga 9 18 3. Karyawati Swasta 3 6 4. Guru 1 2 Jumlah 50 100 64 3000000 8 12000000 4 25000000 4 5000000 28 1000000 4 7000000 6 8000000 2 6000000 10 10000000 4 2000000 24 1500000 4 4000000 2 Presentase Jumlah Pembiayan

C. Pola Pembiayaaan yang diajukan Responden