71
Siti Kholisah 53 tahun yang sudah mempunyai 3 motor berkat usaha tokonya yang semakin maju. Ada juga yang mengeluh karena merasa
terbebani dengan angsuran setiap bulannya karena usahanya sedang menurun, tetapi hal ini bukan berarti bahwa responden tidak merasa terbantu. Hal ini di
alami oleh ibu Mulyati 31 tahun yang di tipu oleh calon pembelinya sendiri. Seperti penuturannya:
”Suami saya nggak punya kerja tetap, jadi saya juga harus bantuin cari makan. Saya jadi makelar tanah...tapi kemaren kena tipu
mbak....uang saya di bawa kabur. Sudah 3 bulan saya nggak bisa bayar ke BMT. Untungnya saya kenal sama orang BMT nya,
jadi saya di beri tenggang waktu sampai bulan ini....
11
E. Analisis Kontribusi BMT terhadap Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
Setelah mengetahui kondisi ekonomi mitra BMT sebelum dan sesudah mendapat pembiayaan, maka penulis akan menganalisis kontribusi BMT
terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan. Analisis ini dimulai dari insiatif pemohon pembiayaan, yaitu dari siapa
inisiatif mengambil pembiayaan muncul. Ada berbagai kemungkinan, dari diri sendiri, suami, tetangga, atau bahkan teman. Gambar 2.6 akan
menjelaskan hasilnya.
11
Wawancara dengan ibu Mulyati, Tangerang Selatan, Februari 2011.
72
Gambar 2. 6 Inisiatif Pemohon Pembiayaan
Berdasarkan gambar di atas sebanyak 84 responden mengaku mengambil pembiayaan atas inisiatif diri sendiri, 12 atas rekomendasi dari
suami, serta masing-masing 2 atas ajakan teman dan tetangga. Hal ini mencerminkan bahwa kesadaran kaum perempuan untuk membantu
perekonomian keluarga dapat digolongkan tinggi. Dengan tingginya inisiatif diri ini, diharapkan perempuan dapat lebih mandiri dan ikut terlibat aktif
ketika suami membuat keputusan dalam rumah tangga. Selanjutnya, penulis menganalisis bagaimana pengelolaan keuangan
para responden setelah mendapat pembiayaan, apakah sama seperti sebelumnya ataukah mengalami peningkatan. Pengelolaan keuangan keluarga
yang baik merupakan kontribusi BMT secara tidak langsung terhadap
12 2
2
84
Inisiatif Pemohon Pembiayaan
suami tetangga
teman pribadi
73
pemberdayaan ekonomi perempuan. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar berikut.
Gambar 2. 7 Pengelolaan Keuangan Responden
Gambar di atas menunjukkan pengelolaan keuangan keluarga setelah mendapatkan pembiayaan. Sebanyak 74 menyatakan bahwa pengelolaan
keuangan keluarganya lebih rapi di bandingkan sebelumnya. Hal ini dikarenakan mereka harus pandai menyisihkan uang untuk membayar
angsuran tiap bulannya. Sedangkan 26 lagi menjawab sama saja seperti sebelumnya, karena sebelum mendapat pembiayaan mereka telah terbiasa
mencatat semua pendapatan dan pengeluaran dari hasil usahanya. Ibu Sulastri 37 tahun mengaku bahwa setelah mendapat pembiayaan
dari BMT, pengelolaan keuangannya tidak berubah, berikut penuturannya: ”Kalau saya mah sama aja pengelolaan keuangannya sebelum dan
sesudah dapat pembiayaan, soalnya kan emang udah di kira-kira
10 20
30 40
50 60
70 80
sama seperti sebelumnya lebih rapi
74
pengeluaran per bulannya berapa buat makan berapa, buat bayar utang juga..”
12
Untuk menganalisis kontribusi BMT dalam memberdayakan ekonomi perempuan, penulis menanyakan lebih dalam lagi tentang kemampuan
responden dalam memenuhi kebutuhan pokok, kebutuhan pribadi dan kebutuhan anak. Hal ini ditanyakan unuk menganalisis ketergantungan
responden kepada suami, dan hasilnya 90 responden merasa tidak lagi bergantung pada suami, mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
menjadi lebih mandiri sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka telah terberdayakan.
Selain itu para responden ini juga lebih berani mengungkapkan pendapat pada suami dan terlibat dalam pengambilan keputusan rumah
tangga. Seperti yang dikatakan oleh ibu Nita Septiani 31 tahun, beliau memaparkan:
”betul sekali, setelah saya buka warung jadi nggak nunggu pemberian suami lagi kalau ada keperluan untuk saya atau anak, lebih sering
mengemukakan pendapat dan sharing dengan suami, jadi kalau ada masalah
dibicarakan dulu
baiknya gimana
baru ngambil
keputusan...”
13
F. Upaya-Upaya BMT dalam Pemberdayaan Ekonomi Perempuan