49
2. BMT Al Ittihad
a Perkembangan Mitra
Meskipun BMT Al Ittihad baru berdiri selama 5 tahun tetapi banyak peningkatan kinerja yang telah di capai. Salah satunya dapat di lihat dari
perkembangan mitra penabung sebanyak 2321 orang pada tahun 2010, dengan jumlah mitra aktif 1200 orang.
b Kinerja Keuangan
Pada tahun 2008 dan 2009, pendapatan BMT Al Ittihad di dominasi oleh pembiayaan murabahah yaitu sebesar 974.299.300 sedang pada tahun
2009 sebesar Rp. 1. 347.962.350 atau meningkat sebesar 38. Aset BMT Al Ittihad telah berkembang menjadi 2,4 milyar pada
tahun 2010. Peningkatan ini diikuti pula oleh perolehan laba bersih BMT pada tahun 2009 sebesar Rp. 86 juta, atau meningkat dari tahun
sebelumnya sebesar 16 . Dengan situasi ekonomi seperti sekarang ini, produk penghimpunan
dana di BMT Al Ittihad masih mengalami peningkatan.
11
Hal ini dapat di lihat pada tabel berikut:
11
Data di peroleh dari dokumen-dokumen dan hasil wawancara dengan pengurus BMT, Tangerang Selatan, Februari 2011
50
Tabel 2. 3 Realisasi Penghimpunan Dana BMT Al Ittihad
dalam jutaan rupiah
Produk 2008
2009 1. Tabungan Wadiah
616,3 743,6
a. Tabungan SIMPATI 599,5
716,2 b. Tabungan SIAR
14,05 24,21
c. Tabungan TaQWA 2,7
3,1 2. Simpanan Mudharabah
225,4 459
a. Simpanan Berjangka 3 Bulan 75,4
282 b. Simpanan Berjangka 6 Bulan
150 172
c. Simpanan Berjangka 12 Bulan -
5
Sedangkan kinerja keuangan BMT Al Ittihad dapat di lihat pada tabel rasio keuangan berikut ini:
51
Tabel 2. 4 Rasio Keuangan BMT Al Ittihad
Rasio 2008
2009 CAR
13 15
NPF Gross 2
6 ROA
5 6
ROE 38
38 FDR
97 94
Pada tahun 2009 CAR Capital Adequacy Ratio BMT Al Fath IKMI mengalami peningkatan menjadi 15 dari tahun sebelumnya. Peningkatan
juga terjadi pada Return On Equity ROE 6 sedangkan Return On Asset ROA pada tahun 2009 tidak mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya 38. Financing to Deposit Ratio FDR tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 71,51 dari tahun 2008. Akan tetapi Net
Performing Financing NPF atau pembiayaan bermasalah juga ikut naik menjadi 6 dari tahun sebelumnya yang hanya 2.
12
12
Data di olah dari dokumen-dokumen BMT.
52
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Pembiayaan dan Data Mitra BMT
Layaknya lembaga keuangan formal, BMT Al Fath IKMI dan BMT Al Ittihad memberikan pembiayaan dalam bentuk pembiayaan konsumtif dan
modal kerja. Pembiayaan ini pun tidak serta merta diberikan tanpa ada survei lapangan, hal ini untuk menghindari munculnya pembiayaan macet yang akan
menambah angka NPF Non Performing Financing.
1
Berdasarkan data dari BMT, ada dua jenis pembiayaan yang diberikan kepada para mitranya yaitu pembiayaan konsumtif dan pembiayaan modal
kerja. 1. Pembiayaan konsumtif, yaitu Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh
pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis di pakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti yang telah di ketahui
secara umum, kebutuhan konsumsi terdiri dari kebutuhan primer makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian, pelayanan kesehatan,
pendidikan dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan, yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih
tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan primer.
1
Hasil wawancara dengan Bapak H Saimin, Manajer BMT Al Fath IKMI, Desember 2010.