ISTERI PAK SYAMSU:
Kampung ini sudah jadi kampung orang munafik. Di gambarkan bahwa benar-benar keadaan kampung yang penuh
dengan kemunafikan dan penuh dengan kedzaliman, tidak ada yang bisa menjadi sesosok orang pemimpin yang berani untuk menjadikan
perubahan dengan ajaran-ajaran Islam, sehingga tidak ada yang berani untuk merubahnya.
B. Wacana Film “Titian Serambut Dibelah Tujuh” Dilihat dari Kognisi sosial
Dalam wawancara yang penulis lakukan pada hari rabu, tanggal 03 Februari 2010, kepada sutradara, penulis menemukan beberapa jawaban
mengenai pandangan sutradara tentang gejala sosial pada waktu itu. Menurut sutradara Chaerul Umam pada waktu itu ada satu situasi sosial yang digarap
secara Islami kemudian ada perbedaan pandangan atau sikap dari angkatan muda Islam dengan angkatan tuanya, karena pada waktu itu ada tiga generasi yang hadir
yakni generasi tua sekali, generasi tua dan generasi muda. Maka hadirnya film titian serambut dibelah tujuh memberikan satu pandangan sikap bahwa segala
bentuk kejahatan atau perbuatan yang menuju kezhaliman dapat dicegah dengan menegakkan perbuatan yang terpuji yakni dengan bentuk perjuangan melawan
kezhaliman yang terjadi di dalam masyarakat sosial pada waktu itu hingga pada zaman sekarang sehingga terciptanya keadaan yang baik dan membentuk
masyarakat yang ber-akhlak karimah.
12
12
Wawancara Pribadi dengan Chaerul Umam, Rabu, 03 Februari 2010.
Kemudian pandangan kritis Chaerul Umam tentang kognisi sosial yang hadir pada waktu itu tersentuh pada buah pemikiran penulis skenario yaitu Asrul
Sani, dimana beliau paling memberikan pencerahan pada dekade perfilman nasional pada waktu itu sehingga terbesit terbentuknya gambaran masyarakat
pada umumnya, mungkin dari dulu sampai sekarang hingga menyerupai klise hampir sama tak ada yang membedakan satu sama lain. Sebenarnya begitu
sulitnya menghadapi tantangan duniawi, sehingga perlu diciptakan karya atau peristiwa yang membangkitkan rasa gairah dalam memberikan semacam panutan
bukan sekedar tontonan tapi lebih memberikan tuntunan yang mengajarkan kita atas keyakinan berdasarkan nilai-nilai Islam. Serta memberikan segala macam
bentuk aktualisasi yang ingin disampaikan dengan menggunakan dakwah melalui audiovisual yang mudah di tanggap oleh para khalayak khususnya menjadi
cerminan budaya bangsa yang rata-rata beragama Muslim. Dan umumnya melakukan dakwah apapun bentuknya yakni dengan hati yang tulus dan ikhlas.
C. Wacana Film “Titian Serambut Dibelah Tujuh” Dilihat dari Konteks sosial