Kemudian pandangan kritis Chaerul Umam tentang kognisi sosial yang hadir pada waktu itu tersentuh pada buah pemikiran penulis skenario yaitu Asrul
Sani, dimana beliau paling memberikan pencerahan pada dekade perfilman nasional pada waktu itu sehingga terbesit terbentuknya gambaran masyarakat
pada umumnya, mungkin dari dulu sampai sekarang hingga menyerupai klise hampir sama tak ada yang membedakan satu sama lain. Sebenarnya begitu
sulitnya menghadapi tantangan duniawi, sehingga perlu diciptakan karya atau peristiwa yang membangkitkan rasa gairah dalam memberikan semacam panutan
bukan sekedar tontonan tapi lebih memberikan tuntunan yang mengajarkan kita atas keyakinan berdasarkan nilai-nilai Islam. Serta memberikan segala macam
bentuk aktualisasi yang ingin disampaikan dengan menggunakan dakwah melalui audiovisual yang mudah di tanggap oleh para khalayak khususnya menjadi
cerminan budaya bangsa yang rata-rata beragama Muslim. Dan umumnya melakukan dakwah apapun bentuknya yakni dengan hati yang tulus dan ikhlas.
C. Wacana Film “Titian Serambut Dibelah Tujuh” Dilihat dari Konteks sosial
Wacana yang diangkat oleh penulis skenario dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh adalah mengenai perjuangan seorang guru muda yang teguh
bernama Ibrahim dan ketika itu baru saja lulus dari pesantren dan ingin menerapkan ilmunya di tengah masyarakat.
Konteks sosial dalam hal ini adalah menjawab pertanyaan bagaimana wacana yang berkembang di masyarakat atau gambaran pada umumnya mengenai
perilaku sebagian manusia di muka bumi ini. Dan waktu itu hanya embrio dari sebuah film-film yang bertemakan Islam dan sebab itu hadirnya film titian
serambut dibelah tujuh pada waktu itu untuk menggalakan atau melawan arus akibat dampak dari perfilman nasional di Indonesia pada saat itu, dimana
hadirnya film-film box office yang bernuansa sex komersial dan tidak ada seorang yang bisa menyandangkan dananya untuk membuat film-film yang bertemakan
religi padahal waktu itu sangat di gandrungi oleh masyarakat.
13
Maka dengan inisiatif di visualisasikan melalui gejala penyakit masyarakat yang dari dulu
hingga sekarang banyak terjadi di sekeliling kita, adanya orang-orang yang berkelakuan hina hingga sampai menaruhkan jiwa kepimpinannya yang tidak
mempunyai panutan serta kehormatan. Ketika seorang dihadapakan dengan berbagai macam cobaan serta rintangan dalam menegakkan amar ma’ruf nahi
munkar yang merupakan bentuk aktualisasi ajaran-ajaran Islam yang baik dan benar. Dalam hal ini perlu adanya bentuk kekuatan hati atau ghirah dalam
membangkitkan hati nurani dan menghadapi sebuah tantangan di tengah masyarakat yang penuh berbagai macam karakter.
13
Wawancara Pribadi dengan Chaerul Umam, Rabu, 03 Februari 2010.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Film Titian Serambut Dibelah Tujuh merupakan film yang ber-genre, drama religi. Secara keseluruhan, film ini mengangkat tema untuk menggugah kepada
seluruh lapisan masyarakat agar menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Berdasarkan penelitianriset yang penulis lakukan terhadap teks, konteks, dan
kognisi sosial yang ada dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh, maka hasil dari penelitianriset yang menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Di lihat dari Segi TeksNaskah Skenario
Dilihat dari segi teksnaskah skenario, penulis menyimpulkan bahwa: a.
Tematiktema umum yang terdapat dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh adalah Titian Serambut mengisahkan seorang guru mengaji muda,
Ibrahim, yang baru datang ke sebuah desa dan harus berbenturan dengan tantanan desa yang berbalut fitnah dan kemunafikan. Misalnya dari tokoh
guru ngaji senior yang sangat dihormati tapi sebenarnya rutin menerima uang hasil judi dan menyimpan dendam pada seorang gadis manis yang
terus-terusan ia katai iblis. Pasalnya di gadis yang nyaris diperkosa, malah difitnah berzina oleh pemerkosanya.
Sedangkan pesan yang terkandung dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh meliputi: Tentang Keimanan Keyakinan Kepada Allah SWT,
72
Tentang Kepasrahan Ikhtiar, Tentang Kesabaran, Tentang Perjuangan, Muamallah.
b. Skematikskema atau alur dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh
adalah membahas mengenai alur cerita dari pendahuluan sampai akhir. Di awali dari Opening Shoot, lalu Opening Bill Board OBB, barulah masuk
ke dalam bagian-bagian scene, dari awal scene 1-80 yang menggambarkan kehadiran guru Ibrahim sangat di tunggu untuk memberikan ajaran-ajaran
Islam tapi datangnya Ibrahim banyak sekali menemukan segala rintangan, setelah itu masuk ke dalam klimaks film, barulah masuk ke dalam ending
atau akhir dari tema yang di angkat. c.
Semantik dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh adalah membahas elemen-elemen dalam film. Untuk elemen latar penulis skenario
mengangkat tema mengenai perjuangan guru Ibrahim dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar di tengah masyarakat yang sesungguhnya
banyak sekali problematika dan berbagai macam karakter-karakter yang berbeda, dan Ibrahim mendapatkan tantangan dari berbagai tokoh
masyarakat di dalam kampung itu. Dalam elemen detail film Titian Serambut Dibelah Tujuh, pihak yang banyak di gambarkan adalah guru
Ibrahim yang sedang di uji oleh Allah SWT, guru Ibrahim senantiasa sabar dan ikhlas dalam mengarungi segala problematika yang hadir di tengah
masyakarat kampung yang ia tinggali. Sedangkan elemen maksud dapat dilihat dari ungkapan-ungkapan musafir tua mengenai arti kehidupan serta
memberikan penjelasan tentang kebenaran yang telah terjadi. Praanggapan