aturan kebahasan tidak dibentuk secara individual oleh penutur yang bagaimanapun pintarnya. Bahasa selalu menjadi milik bersama di ruang publik.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa wacana adalah gagasan umum bahwa bahasa ditata menurut pola-pola berbeda yang diikuti oleh
ujaran para pengguna bahasa ketika mereka ambil bagian dalam domain-domain kehidupan sosial yang berbeda.
2. Pengertian Film
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film adalah selaput tipis yang
dibuat dari selluloid untuk tempat gambar negatif yang akan dibuat potret atau tempat gambar positif yang akan di mainkan di bioskop.
10
lakon cerita, gambar hidup.
11
Sedangkan secara etimologis, film adalah gambar hidup, cerita hidup. Sedangkan menurut beberapa pendapat, film adalah susunan gambar yang ada
dalam selliloid, kemudian diputar dengan mempergunakan teknologi proyektor yang sebetulnya telah menawarkan nafas demokrasi, dan bisa ditafsirkan dalam
berbagai makna.
12
Ada juga yang menjelaskan bahwa film adalah bayangan yang diangkat dari kenyataan hidup yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, yang
menyebabkan selalu ada kecenderungan untuk mencari relevansi antara film dengan realitas kehidupan.
13
Tetapi lebih dari itu, dilihat lebih mendalam film tidak hanya sekedar cerita semata melainkan sebuah gambaran dalam kehidupan sosial sebuah
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, h. 316
11
Poerwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1976, h.11.
12
Gatot Prakoso, Film Pinggiran-Antalogi Film Pendek, Eksperimental Dokumenter. FFTV-IKJ dengan YLP Jakarta:Fatma Press, 1997, h. 22.
13
Aep Kusnawan, dkk., Komunikasi dan Penyiaran Islam Bandung: Benang Merah Press, 2004, h. 95.
komunitas. Film memiliki realitas kelompok masyarakat, baik realitas dalam bentuk imajinasi atau realitas dalam arti sebenarnya.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa film adalah sebuah cerita yang disampaikan melalui media audio visual yang berisi tentang
kehidupan sehari-hari ataupun kisah lainnya, yang mempunyai durasi dalam penayangannya.
Film dapat memberikan pengaruh bagi jiwa manusia, karena dalam suatu proses menonton film terjadi suatu gejala yang disebut oleh ilmu jiwa sosial
sebagai identifikasi psikologi, karena sesuai dengan karakteristik dan keunikannya, film mempunyai kelebihan dibanding dengan media-media lainnya.
Pesan yang disampaikan melalui media film akan disampaikan secara halus dan meyentuh relung hati sehingga tanpa sadar orang yang melihat film tersebut
seolah-olah tidak merasa digurui. Dilihat dari fungsinya, film tidak hanya memberikan hiburan semata tetapi
lebih dari itu film sudah masuk kedalam sebuah kebudayaan yang tidak hanya sekedar objek estetika. Grame Turner menyatakan bahwa film merupakan praktek
sosial pembuat film dan penonton film, di mana melalui narasi-narasi dan makna- makna yang ditampilkan, terlihat bukti yang membuat budaya menjadi masuk akal
dan nyata. “It’s now more or less accepted that film’s function in our culture goes
beyond that being simply an exhibited aesthetic. Object film is a social practice for it’s makers and it’saudience: in it’s narative and meaning we can
locate evidence of the ways in which our culture makes sense of it selfs.”
14
Sekarang lebih atau kurang diterima bahwa fungsi film dalam budaya kita melampaui bahwa menjadi sekadar estetika dipamerkan. Objek film adalah
14
Grame Turner, Film As Social Praktice London: Routledge, 1993, h. 3.
praktek sosial untuk itu para pembuat dan penonton: di dalamnya dari narative dan artinya kita dapat menemukan bukti tentang cara-cara di mana
budaya kita itu masuk akal mereka sendiri
Film juga dapat berfungsi alat propaganda bagi kepentingan kelompok ataupun kepentingan sebuah negara, karena film dianggap memiliki sebuah
kredibilitas, jangkauan, dan pengaruh emosi bagi orang yang menontonnya. Sekitar tiga dekade lalu terjadi perang Vietnam pada tahun 1970-an, di mana pada
perang Vietnam pasukan Amerika Serikat dibuat tidak berdaya menghadapi pasukan Vietkong tentara Vietnam, tetapi dalam film Rambo yang menceritakan
perang Vietnam, Justru sebaliknya pasukan Vietkong berhasil dikalahkan oleh pasukan Amerika Serikat.
Selain itu, fungsi film juga dapat memberikan perubahan sosial bagi masyarakat, misalnya ketika film Laskar Pelangi sukses di pasaran, banyak dari
lapisan masyarakat Indonesia yang sangat menggemari dari bentuk alur cerita, film ini berkisah tentang kalangan pinggiran, tentang perjuangan hidup menggapai
cita-cita yang mengharukan dan indahnya persahabatan.
B. Tinjauan Tentang Film 1.