serta bertanya-tanya dalam diri pribadinya.
7
Seakan untuk diberikan kemudahan dalam menghadapi semua segala terpaan cobaan yang datang.
IBRAHIM:
Aku kemari sebagai guru. Aku sudah mulai menunaikan
keajiban itu. Tapi kini aku merasa
dihadapkan pada kewajiban yang bukan menjadi kewajiban seorang guru. Apa itu?
dan kelengkapan apa yang harus kumiliki? 4
Praanggapan Praanggapan ini dapat dilihat dalam skenario.
8
Ketika Ibrahim di kejar oleh masyarakat akibat telah di tuduh oleh Saleha karena ingin di
perkosannya. Kemudian isteri Pak Syamsu berkata.
ISTERI PAK SYAMSU:
Apa yang kejadian di kampung kita ini, pak. Apa ini tanda kutukan Tuhan.
PAK SYAMSU:
Entahlah Jiah, kita ini semua sudah munafik. Agama di kampung ini hanya hiasan bibir.
9
b. Sintaksis
1 Koherensi
7
Dalam Skenario Film Titian Serambut Dibelah Tujuh, h. 4.
8
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 235.
9
Dalam Skenario Film Titian Serambut Dibelah Tujuh, h.36.
Dalam skenario film Titian Serambut Dibelah Tujuh ini dapat dilihat pada ending akhir dari cerita yaitu ketika Ibrahim ingin meninggalkan
desa itu kemudian bertemu kembali dengan musafir tua dan berkata:
LELAKI TUA:
Kau baru saja lulus sekolah. Mereka percaya padamu. Kalau kamu pergi mereka akan jadi kapal tanpa nahkoda.
Kau telah menyelamatkan kampung dari dosa. 2
Bentuk Kalimat Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara
berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas, dimana ia menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah yang menjelaskan A.
10
yang terdapat dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh terdapat pada scene 14.
Saleh berlari sekencang-kencangnya di jalan kampung
Subjek Prediket
Objek Keterangan
3 Kata Ganti
Dalam film
Titian Serambut Dibelah Tujuh, nama Sultan Turki representasi dari Ukan, salah seorang tukang kudanya pak Harun sebagai
orang yang bodoh seperti kuda.
PAK HARUN:
Sekarang kau -- yang bernama Ukan, bukan yang bernama Sultan Turki dipersilakan kemari
c. Stilistik
10
Eriyanto, “Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media”. h. 236.
Dalam skenario film Titian Serambut Dibelah Tujuh terdapat, kata-kata yang dipilih adalah yang paling dekat dengan ungkapan sehari-hari sehingga
mudah dicerna dan ditangkap oleh penonton.
IBRAHIM:
Mah, aku adalah sahabatmu…..anggap aku kakakmu… Aku pergi, nanti kita bicara lagi.
d. Retoris
1 Grafis
Dalam skenario film Titian Serambut Dibelah Tujuh terdapat beberapa istilah pengambilan gambar yaitu dissolve teknik perpindahan dari satu
scene ke scene yang lain secara halus tanpa terlihat terputus, fade in pemunculan gambar dari layar yang semula hitamkosong, fade out
menghilangkan visual berganti:menjadi layar kosonghitam, trade mark bentuk trik kamera, external kepanjangannya adalah Exterior adegan di
luar dalam sinema di pakai untuk spesifikasi lokasi di luar ruangan, internal singkatan dari interior atau adegan dilakukan di dalam
ruangan.
11
2 Metafora
Beberapa ungkapan metafora yang penulis temukan dalam skenario film Titian Serambut Dibelah Tujuh adalah pada saat istri Pak Syamsu
berbincang dengan suaminya.
11
Sutrisno, Penulisan Skenario Televisi dan Video, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1993, h. 125-126.
ISTERI PAK SYAMSU:
Kampung ini sudah jadi kampung orang munafik. Di gambarkan bahwa benar-benar keadaan kampung yang penuh
dengan kemunafikan dan penuh dengan kedzaliman, tidak ada yang bisa menjadi sesosok orang pemimpin yang berani untuk menjadikan
perubahan dengan ajaran-ajaran Islam, sehingga tidak ada yang berani untuk merubahnya.
B. Wacana Film “Titian Serambut Dibelah Tujuh” Dilihat dari Kognisi sosial
Dalam wawancara yang penulis lakukan pada hari rabu, tanggal 03 Februari 2010, kepada sutradara, penulis menemukan beberapa jawaban
mengenai pandangan sutradara tentang gejala sosial pada waktu itu. Menurut sutradara Chaerul Umam pada waktu itu ada satu situasi sosial yang digarap
secara Islami kemudian ada perbedaan pandangan atau sikap dari angkatan muda Islam dengan angkatan tuanya, karena pada waktu itu ada tiga generasi yang hadir
yakni generasi tua sekali, generasi tua dan generasi muda. Maka hadirnya film titian serambut dibelah tujuh memberikan satu pandangan sikap bahwa segala
bentuk kejahatan atau perbuatan yang menuju kezhaliman dapat dicegah dengan menegakkan perbuatan yang terpuji yakni dengan bentuk perjuangan melawan
kezhaliman yang terjadi di dalam masyarakat sosial pada waktu itu hingga pada zaman sekarang sehingga terciptanya keadaan yang baik dan membentuk
masyarakat yang ber-akhlak karimah.
12
12
Wawancara Pribadi dengan Chaerul Umam, Rabu, 03 Februari 2010.