Latar Belakang Manusia Memerlukan Agama

Firman Allah SWT: ⌧ ☺ ⌧ ☺ ⌧ ⌧ Dan ingatlah, ketika Tuhan-mu mengeluarkan keturunan anak-anak adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksiaan terhadap jiwa mereka seraya berfirman. Bukanlah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, tentu Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi. Q.S. Al-Araf:172. 6 Dengan demikian, anak yang baru lahir sudah memiliki potensi untuk menjadi manusia yang bertuhan. Walau ada orang yang tidak mempercayai adanya Tuhan bukanlah merupakan sifat dari asalnya, tetapi erat kaitannya dengan pengaruh lingkungan. Jadi, pada dasarnya kesadaran untuk beragama dan mengabdikan diri sebagai hamba Allah itu sudah dimiliki oleh masing-masing individu. Karena pada dasarnyapun hakikat penciptaan manusia untuk mengabdikan dirinya kepada Allah agar selamat di dunia dan akhirat.

2. Latar Belakang Manusia Memerlukan Agama

Dalam bukunya Prof Dr. Abudin Nata metodologi study Islam mengatakan bahwasannya yang tiga alasan yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah sebagai berikut: 1. Latar belakang fitrah manusia Bukti bahwa manusia sebgai makhluk yang memiliki potensi beragama ini dapat dilihat dari bukti historis dan antropologis. Melalui bukti ini kita ketahui 6 Departemen Agama, Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Jakarta: Gema Insani, 2005, QS. Al A’raaf: 172. bahwa pada manusia promitif yang kepadanya tidak pernah datang informasi tentang Tuhan, ternyata mereka mempercayai adanya Tuhan. 2. Kelemahan dan kekurangan manusia Disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan yang melatarbelakangi untuk memerlukan agama. Hal ini antara lain diungkapkan oleh kata nafs. Menurut Abudin Natta yang dikutip dari Quraisy Shihab, bahwa dalam pandangan Al-Qur’an nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan. 3. Tantangan manusia Faktor ini menyebabkan manusia memerlukan agama karena dalam kehidupannya manusia senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan syaitan lihat QS 12:5;17:53. Sedangkan tantangan dari luar ialah berupa rekayasa dan upaya manusia yang secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan. 7 3.Teori Sumber Kejiwa Agamaan pada Manusia Bahwa sesungguhnya yang menjadi keinginan dan kebutuhan manusia itu bukan hanya terbatas pada makan, minum, pakaian ataupun kenikmatan- kenikmatan lainnya. Pada dasrnya pada diri manusia terdapat semacam keinginan dan kebutuhan yang bersifat universal. Kebutuhan ini melebihi kebutuhan- kebutuhan lainnya, bahkan melebihi kebutuhan akan rasa kekuasaan. Keinginan akan kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan kodratri, berupa keinginan untuk mencintai dan dicintai Tuhan. Dapat ditarik kesimpulan bahwasannya manusia ingin mengabdikan dirinya kepada Tuhan atau sesuatu yang dianggapnya sebagai zat yang mempunyai kekuasaan tertinggi. Keinginan itu terdapat pada setiap kelompok, 7 Abudin Nata, Metodologi Study Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm.16. golongan, atau masyarakat manusia baik yang paling primitif hingga yang paling modern. Karena adanya rasa keinginan untuk mengabdikan diri kepada Tuhan atau dengan kata lain “apakah yang menjadi sumber kejiwa agamaan itu? Untuk menjawab itu timbulah beberapa teori antara lain: 1. Teori monistik mono = satu Teori monistik berpendapat, bahwa yang menjadi sumber kejiwa agamaan itu adalah satu sumber keagamaan. Adapun tokoh teori monistik adalah: Thomas Van Aquino, Fredrick Hegel, Fredrick Schleimacher, Rudolf Otto, Sigmund Freud, William Mac Dougall. 2. Teori Fakulty Faculty Teority Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu tidak bersumber pada satu faktor tunggal tetapi terdiri atas beberapa unsur, antara lain yang memegang peranan penting adalah: fungsi cipta, rasa, dan karsa. 8 3. Teori Fitrah Fitrah berarti mengakui ke-Esaan Allah tauhid Allah. Manusia lahir