golongan, atau masyarakat manusia baik yang paling primitif hingga yang paling modern.
Karena adanya rasa keinginan untuk mengabdikan diri kepada Tuhan atau dengan kata lain “apakah yang menjadi sumber kejiwa agamaan itu? Untuk
menjawab itu timbulah beberapa teori antara lain:
1. Teori monistik mono = satu Teori monistik berpendapat, bahwa yang menjadi sumber kejiwa agamaan
itu adalah satu sumber keagamaan. Adapun tokoh teori monistik adalah: Thomas Van Aquino, Fredrick Hegel, Fredrick Schleimacher, Rudolf Otto, Sigmund
Freud, William Mac Dougall. 2. Teori Fakulty Faculty Teority
Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu tidak bersumber pada satu faktor tunggal tetapi terdiri atas beberapa unsur, antara lain yang
memegang peranan penting adalah: fungsi cipta, rasa, dan karsa.
8
3. Teori Fitrah Fitrah berarti mengakui ke-Esaan Allah tauhid Allah. Manusia lahir
dengan membawa potensi tauhid, atau paling tidak ia berkecenderungan untuk mengesakan Tuhan dan berusaha secara terus menerus untuk mencari dan
mencapai ketauhidan tersebut.
9
4. Fitrah Manusia
Dalam literatur Islam, istilah fitrah memiliki makna yang beragam. Hal itu disebabkan oleh pemilihan sudut makna. Fitrah dapat dimaknai secara etimologi,
terminologi bahkan makna nasabi. a. Makna Nasabi
Makna nasabi diambil dari pemahaman beberapa ayat dan hadits Nabi dimana kata fitrah itu berbeda. Karena masing-masing ayat dan hadits
8
Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2009, h. 53.
9
Ramayulis, Psikologi Agama ,.... h.9.
memiliki konteks yang berbeda-beda maka pemaknaan fitrahpun mengalami keragaman
Pertama: fitrah berarti suci. Maksud suci disini bukan berarti kosong atau
netral tidak memiliki kecenderungan baik-buruk. Kedua:
fitrah berarti potensi ber-Islam Ketiga: fitrah berarti mengakui ke-Esa-an Allah. Manusia lahir dengan
membawa potensi tauhid, atau paling tidak, ia berkecenderungan mengesakan Tuhan, dan berusaha terus menerus mencari dan mencapai ketauhidan tersebut.
Keempat: fitrah berarti kondisi selamat dan kontinuitas.
Kelima: fitrah berarti perasaan yang tulus. Manusia lahir dengan
membawa sifat baik. Diantara sifat itu ialah ketulusan dan kemurnian dalam melakukan aktivitas.
Keenam: fitrah berarti kesanggupan untuk menerima kebenaran.
Ketujuh: fitrah berarti potensi dasar manusia atau perasaan untuk
beribadah dan makrifat kepada Allah. Kedelapan:
fitrah berarti ketetapan atau takdir asal manusia mengenai kebahagiaan dan kesengsaraan hidup.
Kesembilan: fitrah berarti tabiat atau watak asli manusia.
Kesepuluh: fitrah berati sifat-sifat Allah yang ditiupkan pada setiap
manusia sebelum dilahirkan. Kesebelas:
fitrah dalam beberapa hadist memiliki arti takdir atau status anak yang dilahirkan.
لﺎ :
لﺎ ،يﺮ ا ا
ﺪ ﺎ ﺪ
: ﺪ ﺎ ﺪ
ﺰ ﺰ ا أ ، ﺎ أ ،
ﺄ ا ﺎ ﺪ ، ﺎ ا ﺔ ر لﺎ ،ةﺮ ﺮه
: و
ﷲا ﷲا لﻮ ر لﺎ
: ﻰ ﺪ ﻮ دﻮ ﻮ آ
ﺎآﺮ وأ اﺮ وأ ادﻮﻬ اﻮ ﺄ ،ﺔ ا
، :
ﷲا لﻮ ر ﺎ :
لﺎ ﻰ ﺪ أ و ﺮهﺎ ا اﻮ أ ﺪ :
هو ا ﺎ ﺪ ﺔ ﺎ أ نأ بﺎﻬ ا ﺪ ﺰ ا ﻮ ﻰ ﺮ أ
ﺮ ا ﺪ و
ﷲا ﷲا لﻮ ر لﺎ لﺎ ةﺮ ﺮه ﺎ أ نأ ﺮ أ
: ﺎ
و أﺮ ا لﻮ ةﺮ ا ﻰ ﺪ ﻮ ﻻا دﻮ ﻮ ﻻ ﺎﻬ سﺎ ا ﻰ ا ﷲا ةﺮ ا
ا ﺪ ا ﻚ ذ ﷲا ﺪ
. اور
11
b. Makna Terminologi Berdasarkan makna etimologi dan nasabi maka fitrah menurut terminologi
ialah “citra asli yang dinamis, yang terdapat pada sistem-sistem psikofisik manusia, dan dapat dikatualisasikan dalam bentuk tingkah laku, citra unik
tersebut telah ada sejak awal penciptaannya.”
12
Hasan langgulung mengatakan: “Salah satu ciri fitrah ialah, bahwa manusia menerima Allah sebagai
Tuhan, dengan kata lain manusia itu dari asal mempunyai kecenderungan beragama, sebab agama itu sebagian dari fitrahnya.
Dengan demikian, anak yang baru lahir sudah memiliki potensi untuk menjadi manusia yang bertuhan. Walau ada orang yang tidak mempercayai
adanya Tuhan bukanlah merupakan sifat dari asalnya, tetapi erat kaitannya dengan pengaruh lingkungan.
Menurut Yosep Nutti dorongan beragama merupakan salah satu dorongan yang bekerja dalam diri manusia seperti dorongan-dorongan lainnya, misalnya:
makan, minum, intelek dan lain sebagainnya. Sejalan dengan hal itu dorongan untuk beragamapun menuntut untuk dipenuhi sehingga pribadi manusiapun
mendapat kepuasan dan ketenangan. Selain itu dorongan beragama merupakan
10
،ةرﻮ ﻰ ﺪ ﻰ ﻷ
ا ﺎﺠ ا يﺬ ﺮ ا ،ﺎ نﻮ ﺄ ا
ﺔ ﺮ ا راد نﺎ توﺮ
297 -
209 ـه
ص .
851 .
11
، ا ﺰﺠ ا
عارﺎ اﺮ ﻮ ص ،
. 458
.
12
Abdul, Mujib, dkk, Nuansa-nuansa Psilkologi Islam, jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2002, Cet.2.h.78-84
dorongan insaniah yang tumbuhnya dari gabungan beberapa faktor penyebab yang bersumber pada sumber dan rasa keagamaan.
13
5. Kebutuhan Manusia