4. Metode memberi perhatian 5. Metode hukuman
33
6. Menegakan disiplin 7. Memberi motivasi atau dorongan
8. Memberi hadiah terutama psikologis 9. Penciptaan suasana yang berpengaruh bagi pertumbuhan positif.
34
Untuk menanamkan iman, metode di atas memilki pengaruh sangat besar, dan dapat digunakan demi terciptanya kesadaran beragama pada diri seorang
anak.
B. Kehidupan Anak Jalanan beserta Permasalahannya.
1. Pengertian Anak Jalanan
Anak jalanan adalah anak yang belum dewasa secara fisik dan psikis dan sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di
jalanan atau tempat-tempat umum lainnya. Umumnya anak jalanan berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh
dan berkembang dengan latar belakang kehidupan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga membaratkan jiwa dan
berprilaku negatif.
35
Dari devinisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwasannya faktor penting yang sering terkait dengan anak jalanan yaitu:
a. Anak-anak b. Menghabiskan sebagian waktunya
c. Mencari nafkah atau berkeliaran
33
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, h. 18- 21.
34
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam...h. 127.
35
Arif-Ahmad, “Pemberdayaan Anak Jalanan”, dari Http:Researchengines.Com. 13 Oktober 2010.
d. Jalanan dan tempat-tempat umum lainnya Faktor-faktor tersebut memperlihatkan terganggunya keberfungsiaan
sosial social functioning anak. Konsep social functioning mengacu kepada situasi dan relasi anak-anak yang melahirkan berbagai tugas atau peran. Seorang
anak setidak-tidaknya berada pada situasi rumah, sekolah, lingkungan bermain yang didalamnya berelasi dengan orang-orang dalam situasi tersebut dan
mempunyai peranan tertentu seperti belajar, mematuhi orang tua, bermain dll. Keadaan mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan dengan menghabiskan
sebagian waktunya yang cukup banyak jelas menyimpang dengan social functional anak.
2. Karakteristik Anak Jalanan
Beberapa ciri-ciri anak jalanan dituangkan dalam matrik berikut: Tabel : ciri-ciri fisik dan psikis anak jalanan
Ciri-ciri fisik Ciri-ciri Psikis
Warna kulit kusam Rambut kemerah-merahan
Banyak berbadan kurus Pakaian tidak terurus
Mobilitas tinggi Acuh tak acuh
Penuh curiga Sangat sensitif
Berwatak keras Kreatif
Semangat tinggi Berani menanggung resiko
Mandiri
Ciri-ciri umum lainya adalah: Usia berkisar antara 6-18 tahun
Intensitas hubungan dengan keluarga masih berhubungan teratur setiap harinya, dan hubungan dengan keluarga kurang misalnya seminggu sekali,
dan sama sekali tidak ada komunikasi dengan keluarga.
Waktu yang dihabiskan di jalanan rata-rata lebih dari 4 jam sehari. Tempat anak jalanan sering dijumpai di pasar, terminal bus, stasiun kereta
api, taman-taman kota, perempatan jalan raya, pusat perbelanjaan, kendaraan umum dan pembuangan sampah.
Aktifitas anak jalanan diantaranya: menyemir sepatu, pedagang asongan, pemulung, pengamen, ojek payung, pengelap mobil, kuli, pengemis,
pekerja seks, joki three in one dan sebagainya.
36
3.Pendekatan Penanganan Anak Jalanan
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam penanganan Anak Jalanan dapat ditempuh dengan cara, antara lain:
Street Based, merupakan pendekatan di jalanan untuk menjangkau dan mendampingi anak jalanan untuk mengenal, mendampingi anak
jalanan, mempertahankan relasi dan komunikasi, serta melakukan penanganan di jalan seperti konseling, diskusi permainan, dan
pemberian orientasi. Orientasi street based upaya menangkal pengaruh negatif jalanan dan membekali anak jalanan dengan nilai-nilai dan
wawasaan positif. Salah satu model dalam pendekatan ini adalah mobil sahabat anak.
Centre Based, merupakan pendekatan dimana anak jalanan sebagai penerima pelayanan ditempatkan pada suatu centre atau pusat kegiatan
dan tempat tingkat dalam jangka waktu tertentu. Di tempat tersebut anak jalanan akan mendapatkan pelayanan sampai mencapai tujuan
yang dikehendaki, salah satu pendekatan adalah boarding house. Family and Community based, merupakan pendekatan yang
melibatkan keluarga dan masyarakat yang bertujuan mencegah anak- anak ke jalan dan mendorong penyedian sarana pemenuhan kebutuhan
36
Yani, PAI bagi Anak Jalanan, Skripsi Sarjana PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005, hlm .23, t.d.
anak. Family and community based mengarah pada upaya membangkitkan kesadaran, tanggung jawab dan partisipasi anggota
keluarga dan masyarakat dalam mengatasi masalah anak jalanan, rumah singggah merupakan model program yang menggunakan tiga
pendekatan sekaligus.
37
Fungsi Rumah Singgah • Sebagai tempat perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan
yang kerap menimpa anak jalanan dari kekerasan prilaku penyimpangan seksual ataupun berbagai bentuk kekerasan
lainnya. • Rehabilitasi yaitu mengembalikan dan menanamkan fungsi
sosial anak. • Sebagai akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan
sementara anak jalanan dan sekaligus akses kepada bergagai pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan dll.
38
4. Masalah-masalah yang dihadapi Anak Jalanan
Keberadaan anak jalanan sering dianggap mengganggu keamanan serta keresahan masyarakat. Penilaian seperti ini ada benarnya, karena secara rasional
dapat dimengerti bahwa anak yang hidup di jalanan cenderung hidupnya tidak teratur dan karena kerasnya kehidupan mereka, maka anak lebih mudah untuk
berbuat sesuatu yang mengganggu ketertiban dan keamanan. Misalkan berkelahi, mencuri, dsb. Sehingga dengan seringnya melakukan tindakan tersebut. Maka
stigma negatif untuk anak jalanan sulit dilepaskan. Kendati begitupun, ini tidak
37
M. Rondang Siahaan, “Kampanye Sosial Penanggulangan Anak Jalanan Study Penanganan Anak Jalanan oleh Direktoriat Kesejahteraaan Anak Departemen Sosial RI”,
Tesis Pascasarjana UI Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Nasional Jakarta, 2003, h.51-52,t.d.
38
Humanisclub, “Fenomena Anak Jalanan sebuah Tragedi Zaman ini”,
dari Http:Humanisclub.Wordpress.Com, 13 Oktober 2010.
berarti bahwa semua anak jalanan melakukan perbuatan yang meresahkan masyarakat.
Dalam nasioanal kompas disebutkan, permasalahan yang sering dihadapi anak jalanan adalah rentannya kekerasan seperti kasus yang menimpa ardiansyah
9, seorang anak jalanan yang dimutilasi ayah asuhnya, dan barbagai macam kekerasan lainnya seperti pelecehan seksual.
39
C. Kerangka Berpikir