8. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham
minoritas yang bukan pemegang saham pengendali dalam Rapat Umum Pegang Saham RUPS.
Bank Indonesia juga mengeluarkan Peraturan Bank IndonesiaNo.84PBI2006 dalam Wijayanti 2009 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum yang salah satunya mengatur keberadaan dewan komisaris independen sebesar minimal 50
lima puluh perseratus dari seluruh dewan komisaris. Berbagai peraturan tersebut merupakan sinyal bahwa keberadaan dewan komisaris independen
di perusahaan sangat penting dalam mewujudkan good corporate governance.
Dengan demikian, terlihat bahwa komisaris independen memiliki peranan untuk menjamin strategi perusahaan, serta terlaksananya
akuntabilitas. Komisaris independen merupakan suatu mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan.
2. Komite Audit
Komite audit adalah organ tambahan yang diperlukan dalam pelaksanaan prinsip good corporate governance. Komite audit dibentuk
oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan
pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan.
27
Komite audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen. Hal ini perlu disadari karena komite audit merupakan pihak yang
menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal auditor Surya dan Yustiavandana, 2008.
Komite audit adalah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota dewan komisaris. Anggota komite audit dapat berasal dari
kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman dan kualitas lainnya yang dibutuhkan guna mencapai tujuan komite audit. Komite audit harus
bebas dari pengaruh direksi, eksternal auditor dan hanya bertanggung jawab kepada dewan komisaris, Hasnati 2003 dalam Surya dan
Yustiavandana 2008. Pentingnya komite audit dalam suatu perusahaan terbuka dikuatkan
dengan ketentuan Surat Edaran Ketua Bapepam No.SE-03PM2000 dalam Surya dan Yustiavandana 2008 tentang Komite Audit. Dalam ketentuan
tersebut mewajibkan setiap perusahaan publik atau emiten untuk memiliki komite audit. Ketentuan ini menyebutkan bahwa komite audit bertugas
membantu dewan komisaris dengan memberikan pendapat profesional yang independen untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi
penyimpangan pengelolaan perusahaan. Pada umumnya, komite audit mempunyai tanggung jawab pada
tiga bidang, FCGI dan YPPMI Institut 2002 dalam Surya dan Yustiavandana 2008, yaitu :
28
1. Laporan Keuangan Financial Reporting
Tanggung jawab komite audit di bidang laporan keuangan adalah untuk memastikan bahwa laporan yang dibuat manajemen telah
memberikan gambaran yang sebenarnya tentang kondisi keuangan, hasil usaha, rencana dan komitmen perusahaan jangka panjang.
2. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Tanggung jawab komite audit dalam bidang tata kelola perusahaan adalah untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai
undang-undang dan peraturan yang berlaku dan etika, melaksanakan pengawasan secara efektif terhadap benturan kepentingan dan kecurangan
yang dilakukan oleh karyawan perusahaan. 3.
Pengawasan Perusahaan Corporate Control Komite audit bertanggung jawab untuk pengawasan perusahaan
termasuk di dalamnya hal-hal yang berpotensi mengandung resiko dan system pengendalian intern serta memonitor proses pengawasan yang
dilakukan oleh auditor internal.
H. Definisi Manajemen Laba