b. Uji Regresi Simultan Uji Statistik F
Analisis regresi secara multivariate dengan menggunakan metode uji-F dengan taraf signifikansi 0,05 untuk mengetahui
pengaruh seluruh variabel independen secara serentak atau simultan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.11 Hasil Uji Anova
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. Regression
.548 4
.137 2.501
.049a Residual
4.545 83
.055 1
Total 5.093
87 a Predictors: Constant, KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN b Dependent Variable: DA
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikasi sebesar 0,049 yang memiliki nilai lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Ujiyantho dan Pramuka 2005, dimana dalam penelitian tersebut variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan
proporsi dewan komisaris independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap manajemen laba.
87
c. Uji Koefisien determinasi
R
2
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,328a
,108 ,065
,23401
a Predictors: Constant, KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN
b Dependent Variable: DA
Sumber: Data sekunder yang diolah
Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai koefisien Adjusted R Square adalah sebesar 0,065, hal ini berarti 6,5 variabel manajemen
laba dapat dijelaskan oleh variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, dan
komite audit. Sedangkan sisanya 100 - 6,5 = 93,5 dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini. Angka koefisien korelasi
R pada tabel 4.10 sebesar 0,328 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah lemah
karena memiliki nilai koefisien korelasi di bawah 0,5. Lemahnya hubungan antara kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris indepeden, dan komite audit sebagai salah satu indikator corporate governance
dikarenakan rata-rata kepemilikan manajerial di suatu perusahaan yang 88
menjadi objek penelitian masih tergolong rendah. Proporsi komisaris independen yang tinggi dan keberadaan komite audit tidak terbukti
dapat membatasi pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan. Ada beberapa penjelasan atas hal tersebut. Pertama,
pengangkatan komisaris independen dan komite audit oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak
dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance GCG di dalam perusahaan. Kedua, ketentuan minimum dewan komisaris
independen sebesar 30 mungkin belum cukup tinggi untuk menyebabkan para komisaris independen tersebut dapat mendominasi
kebijakan yang diambil oleh dewan komisaris. Jika komisaris independen merupakan pihak mayoritas 50 maka mungkin dapat
lebih efektif dalam menjalakan peran monitoring dalam perusahaan Veronica dan Utama, 2005.
Ketiga, keharusan perusahaan untuk membentuk komite audit baru ada sejak tahun 2001, sehingga mungkin karena periode kerja
masih terlalu singkat sehingga belum efektif dalam melakukan tindakan monitoring di perusahaan.
89
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari indikator corporate governance, yakni kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit terhadap manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun
2005-2008. Dari hasil pengujian terhadap 22 sampel perusahaan dan selama tahun periode penelitian diperoleh sebagai berikut :
1. Hasil pengujian variabel kepemilikan institusional memiliki angka
signifikansi 0,029 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba.
2. Hasil pengujian variabel kepemilikan manajerial memiliki angka
signifikansi 0,752 yang berarti lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba. 3.
Hasil pengujian variabel proporsi dewan komisaris independen memiliki angka signifikansi 0,126 yang berarti lebih besar dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
4. Hasil pengujian variabel komite audit memiliki nilai signifikansi 0,550
yang berarti lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa 90