B. Asimetri
Informasi Asimetri Informasi
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan pemilik pemegang saham, manajer berkewajiban memberikan informasi terkini mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi
yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.
Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan itu sendiri untuk pengambilan keputusan.
Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi information asymmetry. Yaitu suatu kondisi di mana ada
ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi prepaper dengan pihak pemegang saham dan
stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi user. Menurut Scott 2000, terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam
lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Fakta yang mungkin dapat
mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer
tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga, manajer dapat melakukan tindakan diluar
13
pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.
C. Pengertian dan Konsep Dasar Corporate Governance.
Pengertian corporate governance amat beragam. Pada dasarnya ia diartikan sebagai tata kelola yang berhubungan dengan masyarakat. Cadbury
Committee 2003 dalam Zarkasyi 2008 mendefinisikan corporate
governance sebagai berikut :
“Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para
pemegang saham kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.”
Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP- 117M-MBU2002 dalam Surya dan Yustiavandana 2008 corporate
governance adalah suatu proses dari stuktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan
guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan
perundangan dan nilai-nilai etika. Nasution dan Setiawan 2007 mendefinisikan corporate governance
sebagai konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas
manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya
pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan 14
keuangan. Bila konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus menanjak seiring dengan transparansi
pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak.
Sistem corporate governance memberikan perlindungan efektif bagi pemegang saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh
return atas investasinya dengan benar. Corporate governance juga membantu menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien
dan sustainable di sektor korporat, Nasution dan Setiwan 2007. Esensi corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan
malalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap shareholders dan pemangku kepentingan
lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku Wolfensohn,1999. Good Corporate Governance GCG pada dasarnya
merupakan suatu sistem input, proses, output dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang kepentingan
stakeholders terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan.
GCG dimaksudkan untuk mengatur hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi perusahaan dan
untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera Zarkasyi,2008.
15
D. Prinsip Utama Corporate Governance