Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan fundamental yang senantiasa menjadi permasalahan yang aktual sepanjang zaman. Dengan pendidikan, manusia mendapat ilmu pengetahuan dan menjadi terdidik, sehingga menjadi manusia yang mempunyai potensi fisik, emosi, sikap, moral, dan keterampilan yang dapat diaplikasikan untuk kehidupan dirinya, keluarga, bangsa, dan negara. Seperti yang dikemukakan oleh Zahara Idris dalam bukunya ”Dasar-Dasar Kependidikan” bahwa: pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik serta tatap muka atau dengan menggunakan mediadalam rangka memberi bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya, dalam arti supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi manusia yang bertanggung jawab. 1 Dalam menuju keberhasilan pendidikan, banyak diperlukan motivasi untuk mengembangkan potensi yang ada, dan mengantisipasi hambatan-hambatan yang menjadi ancaman bagi tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Salah satunya diperlukan adanya suatu proses pembelajaran yang nyaman dan tenang. 1 Zahara Idris, Dasar-Dasar Kapendidikan, Padang : Angkasa Raya, Cet.10, h.10. Proses pembelajaran itu sangat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Jika proses pembelajaran dilakukan secara optimal dan baik maka output dari proses tersebut akan baik pula. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Pertama, siswa. Siswa merupakan komponen utama dalam setiap roses pembelajaran, karena siswa subjek dan bukan objek dari pengajaran. Pengajaran tanpa siswa tidak mungkin akan berjalan. 2 Hal-hal yang harus diperhatikan oleh para pengajar dalam proses pembelajaran adalah minat, bakat, serta kesulitan- kesulitan dalam menerima pelajaran. Jika para pendidik mengabaikan suatu hal tersebut, maka proses pembelajaran tidak akan optimal. Kedua, adalah guru. Guru sebagai sumber informasi. Guru mengelola kegiatan pembelajaran. Guru menjaga serta mengatur keserasian proses pembelajaran. Guru juga mengarahkan kegiatan, dan sebagai fasilitator. Guru juga dituntut menjadi contoh yang baik. 3 Dengan demikian proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hal ini akan mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Ketiga, sarana dan prasarana pendidikan fasilitas serta infrastruktur, dalam hal ini adalah sekolah. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pembelajaran haruslah memadai, karena ketika sarana dan prasarana pendidikan kurang memadai, fasilitas-fasilitas di sekolah sangat terbatas, serta lokasi sekolah sangat berdekatan dengan keramaian, maka proses pembelajaran sangat terganggu. Proses pembelajaran dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran dapat saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran proses tersebut akan terealisasi secara optimal apabila dapat diciptakan dan dipertahankan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik. Dalam kaitan ini sekolah harus merencanakan dan mengusahakan kondisi tersebut secara sengaja agar dapat dihindari kondisi yang merugikan bagi peserta didik. 2 Djago tarigan , proses belajar mengajar pragmatic, Bandung: Angkasa, 1990, Cet. Ke-1, h. 40. 3 Djago tarigan , proses belajar mengajar pragmatic, ……. , h. 40. Pendidikan di sekolah bukan hanya pembelajaran materi saja, melainkan pendidikan di sekolah esensinya adalah pembinaan sikap dan jiwa pada setiap anak didik. Apabila sekolah mampu membina sikap dan jiwa positif setiap anak didik, maka anak tersebut telah mempunyai bekal pembinaan sikap dan jiwa yang baik dari sekolah dalam menghadapi berbagai pengaruh yang bisa terjadi di dalam internal maupun di luar eksternal. Sudah pasti hal ini akan mencapai proses pembelajaran yang diharapkan, yaitu proses pembelajaran yang penuh ketenangan dan ketertiban. Sekolah sangat berperan penting dalam mendampingi anak didiknya, terutama salah satunya dalam pemberian tata tertib atau kedisiplinan di sekolah. Kedisiplinan merupakan modal dasar bagi sekolah agar dapat mendidik anak didiknya untuk tercapainya tujuan pendidikan. Kepedulian sekolah dalam aktifitas yang mereka capai dalam segala bidang, akan menambah efektifitas belajar untuk mendapatkan aktifitas pembelajaran yang lebih tinggi high achievement. Disadari atau tidak, sekolah dianggap tempat yang paling baik untuk mendidik anak dan menanamkan sikap attitude dan sifat value yang baik. Salah satunya yaitu, pendidikan kedisiplinan disekolah. Disiplin merupakan bagian dari proses berkelanjutan pengajaran atau pendidikan. 4 Disiplin adalah peraturan atau tata tertib yang diterapkan oleh sekolah, dan harus dipatuhi oleh semua individu yang berada di lingkungan sekolah dan salah satunya peserta didik, karena disiplin merupakan salah satu entitas yang sangat penting dalam kehidupan sekolah. Dengan disiplin, seseorang akan terbiasa untuk hidup secara teratur dan tertib. Untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran siswa, banyak hal yang dapat dikerjakan oleh sekolah, yaitu mengontrol, memberi petunujuk, serta membimbing siswa agar mencapai kedisiplinan di dalam melakukan segala aktifitas salah satunya dalam kegiatan pembelajaran. Semua hal itu merupakan indikasi adanya upaya dalam pencapaian proses pembelajaran yang lebih baik. Disiplin adalah salah satu upaya untuk menerapkan sikap dan perilaku siswa dalam meningkatkan proses pembelajaran, karena perilaku disiplin dalam pembelajaran akan membawa dampak yang positif bagi kehidupan seseorang. 4 Sirinam S. Khalsa, Pengajaran Disiplin Harga Diri, jakarta : PT. Indeks, 2008 h. Xix. Sebagaimana dikatakan bahwa disiplin membawa dampak yang baik dalam kehidupan, karena dengan disiplin akan menjadikan seseorang hidup secara tertib dan teratur, dengan demikian disiplin memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Seperti dengan disiplin membiasakan siswa untuk mengerjakan tugas tepat pada waktunya, mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, karena dengan mematuhi peraturan diharapkan siswa dapat membiasakan diri untuk hidup teratur khususnya dalam pembelajaran. Apabila efektivitas kedisiplinan dapat dilaksanakan dengan baik, maka dapat dikatakan pula bahwa proses pembelajaran akan baik pula sesuai dengan kedisiplinan yang dijalani oleh siswa baik di sekolah ataupun di luar sekolah, rumah atau lingkungan lainnya. Dalam mewujudkan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran di SMP Islamiyah Ciputat sangat bervariasi, namun masih ada kendala dalam pencapaian efektivitas kedisiplinan dalam pembelajaran hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya masih ada siswa yang terlambat masuk sekolah untuk mengikuti kegiatan belajar, tidak memperhatikan kelas yang kurang rapih, tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar di kelas, tidak melaksanakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan guru, keluar kelas ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, mengganggu teman kelas lain ketika sedang berlangsung proses belajar. Dengan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana efektivitas kedisiplinan dalam pembelajaran siswa di SMP Yayasan Islamiyah. Dengan demikian penulis ingin menulis skripsi ini dengan judul: ”Efektivitas Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran Di SMP Yayasan Islamiyah Ciputat ”

B. Identifikasi Masalah.