Analisis Kelayakan Usaha Ternak Sapi potong

Purnomo Arbi : Analisa Kelayakan Dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Studi Kasus : Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, 2010. yakni sebesar 5.96 HKP maka dapat dikatakan ketersediaan tenaga kerja di Desa Jati Kesuma cukup tersedia.

5.1.6. Ketersediaan Peralatan

Peralatan yang digunakan usaha ternak sapi potong di daerah penelitian cukup sederhana seperti ember, sabit, sekop, kereta sorong beko. Ember digunakan untuk mengangkat air untuk minuman ternak atau untuk membersihkan kandang, sabit digunakan untuk memotong pakan hijauan, sekop untuk mengambil kotoran sapi dari lantai saat membersihkan kandang, kereta sorong beko untuk mengangkat pakan hijauan dan kotoran ternak. Peralatan-peralatan tersebut dapat diperoleh di toko alat pertanian atau pajak yang ada di sekitar daerah penelitian dengan harga yang terjangkau. Berdasarkan penjelasan dan keterangan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor produksiinput untuk ternak sapi potong tersedia di daerah penelitian. Dengan demikian hipoteisis 1 yang mengatakan bahwa “ Input untuk usaha ternak sapi potong tersedia di daerah penelitian “ dapat diterima.

5.2. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Sapi potong

Adapun analisis usaha ternak sapi potong dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Rataan Analisis Ekonomi Usaha Ternak Sapi Potong Per Tahun Uraian Analisis Ekonomi Usaha Ternak Sapi Potong Per Tahun Bibit Rp Upah tenaga Kerja Rp Biaya Pakan Tambahan Rp 224,000.00 29,043,333.33 250,560.00 Purnomo Arbi : Analisa Kelayakan Dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Studi Kasus : Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, 2010. Biaya Obat-Obatan Rp Penyusutan Peralatan Rp Penyusutan Kandang Rp Total Biaya Rp Penerimaan Rp Pendapatan Rp ROI 1,010,666.66 108,167.00 906,000.00 31,542,726.00 42,177,866.66 10,622,123.33 36.77 Sumber : Analisa Data Primer Lampiran 16 tahun 2009 Berdasarkan Tabel 10 dapat dijelaskan rataan biaya produksi yang dikeluarkan, penerimaan, pendapatan, dan Return Of Investment ROI pada usaha ternak sapi potong sebagai berikut :

5.2.1. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan input yang dikeluarkan oleh peternak selama kegiatan usaha ternak berlangsung hingga menghasilkan produk. Komponen-komponen biaya produksi yang dikeluarkan oleh peternak sapi potong adalah biaya bibit, upah tenaga kerja, biaya pakan, biaya obat-obatan, biaya penyusutan peralatan, dan biaya penyusutan kandang. a. Biaya bibit Pembelian bibit kawin suntik di sesuaikan dengan jumlah indukan siap kawin yang dimiliki oleh peternak, selain itu pembeliaan bibit disesuaikan dengan keadaan ekonomi para peternak di daerah penelitian, adapun total rataan penggunaan bibit kawin suntik dalam satu tahun di daerah penelitian sebesar Rp. 224,000.00. b. Upah Tenaga Kerja Purnomo Arbi : Analisa Kelayakan Dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Studi Kasus : Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, 2010. Penggunaan tenaga kerja terdiri dari 3 kegiatan yaitu perbaikan kandang yang dilakukan 6 bulan sekali, pembersihan kandang yang dilakukan 2 kali sehari, dan penyediaan pengambilan pakan yang dilakukan 2-3 kali sehari. Upah yang diberikan pada masing-masing tenaga kerja di dasarkan pada upah harian. Biaya yang dikeluarkan tergantung dari jumlah tenaga kerja luar keluarga dan jenis kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja. Upah tenaga kerja untuk kegiatan perbaikanpembuatan kandang per hari sebesar Rp. 50,000.00orang, untuk kegiatan pembersihan kandang per hari sebesar Rp. 25,000.00orang, dan untuk upah kegiatan pengambilan penyediaan pakan perhari sebesar Rp. 30,000.00orang. Rataan biaya upah tenaga kerja yang dikeluarkan untuk tenaga kerja selama satu tahun per peternak adalah sebesar Rp. 29,043,333.33 c. Biaya pakan tambahan Di daerah penelitian para peternak tidak memberikan pakan tambahan berupa konsentrat pada ternaknya, para peternak hanya memberikan pakan tambahan berupa mineral yang diberikan 1-2 kali sehari, rataan biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk pemberian mineral pada ternak dalam satu tahun adalah sebesar Rp. 250,560.00. d. Biaya Obat-Obatan. Di daerah penelitian terdapat dua jenis obat-obatan yang digunakan peternak yakni obat cacing dan obat kutu, pemberian obat cacing dilakukan 4 kali dalam setahun Purnomo Arbi : Analisa Kelayakan Dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Studi Kasus : Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, 2010. dan rataan total biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk pengunaan obat cacing selama satu tahun adalah sebesar Rp. 464,000.00. pemberian obat kutu dilakukan setiap hari yakni 1-2 kali sehari dengan cara disemprotkan ke ternak adapun rataan total biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk penggunaan obat kutu selama satu tahun sebesar Rp. 532,000.00, dan rataan total biaya penggunaan obat-obatan selama satu tahun sebesar Rp. 1,010,666.66. e. Biaya penyusutan peralatan dan kandang Peralatan yang digunakan dalam setiap tahap kegiatan usaha ternak sapi potong adalah sekop, sabit arit, kereta sorong beko, dan ember. Biaya penyusutan peralatan per peternak per tahun adalah sebesar Rp.108,166.66 dan biaya penyusutan kandang per tahun adalah sebesar Rp. 906,000.00. Biaya penyusutan dari masing-masing peralatan ditentukan oleh banyaknya masing- masing alat yang digunakan dan umur ekonomisnya.

5.2.2. Penerimaan

Penerimaan adalah total hasil produksi yang dihasilkan dan total hasil kotoran ternak yang dinilai dengan rupiah dengan kata lain merupakan perkalian antara total produksi dan hasil kotoran ternak yang diperoleh dengan harga jual. Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa rataan penerimaan per peternak sapi potong di Desa Jati Kesuma selama satu tahun adalah sebesar Rp. 42,177,866.66 Purnomo Arbi : Analisa Kelayakan Dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Studi Kasus : Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang, 2010.

5.2.3. Pendapatan

Pendapatan dari usaha ternak sapi potong adalah penerimaan yang diperoleh peternak dikurangi dengan total biaya. Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui rataan pendapatan per peternak sapi potong di Desa Jati Kesuma selama satu tahun adalah sebesar Rp. 10,622,123.33

5.2.4. Return Of Investment ROI

Berdasarkan nilai ROI tingkat pengembalian modal dapat diketahui kelayakan usaha ternak sapi potong di Desa Jati Kesuma. Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui nilai ROI yang diperoleh dari usaha ternak sapi potong di Desa Jati Kesuma sebesar 36.77 dan dengan tingkat suku bunga deposito sebesar 8.25 maka dapat diketahui bahwa nilai ROI lebih besar dari pada nilai suku bunga, sehingga ini menunjukkan bahwa usaha ternak sapi potong di Desa Jati Kesuma secara ekonomi layak untuk dikembangkan. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan bahwa “usaha ternak sapi potong layak di kembangkan secara ekonomi di daerah penelitian” diterima. 5.3. Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong 5.3.1. Menentukan Faktor-Faktor Eksternal