Penggunaan Tanah Defenisi dan Batasan Operasional 1. Defenisi

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Medan Tahun 2005 No. Mata Pencaharian Jumlah orang 1. Pegawai Negeri 18.670 4,06 2. Pegawai Swasta 14.570 3,17 3. TNIPOLRI 13.562 2,95 4. Tenaga Pengajar 43.551 9,46 5. Tenaga Kesehatan 2.399 0,52 6. Lain-lain 367.332 79,84 Jumlah 460.084 100,00 Sumber: BPS Sumatera Utara, 2006 Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk Kota Medan bervariasi jenisnya, yaitu pegawai negeri sebesar 18.670 orang 4,06 , pegawai swasta sebesar 14.570 3,17 , TNIPOLRI sebesar 13.562 2,95 , tenaga pengajar sebesar 43.551 orang 9,46 , Tenaga Kesehatan sebesar 2.339 orang 0,52 , dan lainnya. Mata pencaharian lainnya merupakan gabungan dari berbagai macam pekerjaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu sebesar 367.332 orang 79,48 .

4.1.3. Penggunaan Tanah

Luas dan penggunaan tanah di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 5. Luas dan Jenis Penggunaan Tanah di Kota Medan Tahun 2005 No. Uraian Jumlah Ha 1. Pemukiman 9.623,13 36,30 2. Perkebunan 821,81 3,10 3. Lahan Jasa 503,69 1,90 4. Sawah 1.617,11 6,10 5. Perusahaan 1.113,42 4,20 6. Kebun Campuran 11.956,01 45,10 7. Industri 397,65 1,50 8. Hutan Rawa 477,18 1,80 Total 26.510,00 100,00 Sumber: Anonimous, 2006c Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa luas dan penggunaan tanah di Kota Medan digunakan untuk pemukiman, perkebunan, lahan jasa, sawah, perusahaan, kebun campuran, industri, dan hutan rawa. Kebun campuran merupakan lahan yang paling luas digunakan di Kota Medan sebesar 11.956,01 ha 45,10 sedangkan lahan yang sempit digunakan untuk industri sebesar 397,65 ha 1.50 . 4.2. Karakteristik Petani Sampel Karakteristik petani sampel dalam penelitian ini digambarkan oleh luas lahan, umur, pendidikan, pengalaman bertani tanaman hias, dan jumlah tanggungan. Karakteristik petani tanaman hias agalonema dapat dilihat pada tabel 6 berikut: Tabel 6. Karakteristik Sampel Petani Tanaman Hias Aglaonema Kota Medan Medan No. Uraian Satuan Tertinggi Terendah Rataan 1. Luas Lahan m 2 200 24 104,57 2. Umur Tahun 59 30 46 3. Pendidikan Tahun 17 12 12 4. Pengalaman Bertani Tahun 17 5 10 5. Jumlah Tanggungan orang 5 1 3 Sumber: Analisa Data Primer lampiran 1 Dari tabel 6 di atas dapat dilihat rata-rata luas lahan yang dimiliki oleh petani tanaman hias agalonema di Kota Medan adalah 104.57 m 2 . Hal ini menunjukkan bahwa petani tanaman hias aglaonema belum mempunyai lahan yang luas untuk mengembangkan usahatani tanaman hias aglaonema tersebut. Umur rata-rata petani tanaman hias aglaonema di Kota Medan 46 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum petani di daerah penelitian tergolong Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 pada usia produkitf sehingga sangat potensial untuk mengembangkan usahatani tanaman hias aglaonemanya. Pendidikan rata-rata petani tanaman hias aglaonema di Kota Medan adalah 12 tahun. Pendidikan 12 tahun menunjukkan pendidikan rata-rata petani adalah setingkat SMU. Sedangkan pengalaman bertani tanaman hias sudah cukup lama, sehingga ada kemungkinan dapat meningkatkan produksi aglaonema tersebut. Hal ini karena berpengaruh pada keahlian dan pengetahuan di dalam mengatasi masalah-masalah budidaya tanaman hias tersebut. Jumlah tanggungan keluarga petani anggrek rata-rata adalah 3 orang dan jumlah tanggungan yang produktif masih bisa dimanfaatkan untuk membantu dalam proses usahatani tanaman hias aglaonema terutama penyediaan tenaga kerja dalam keluarga. Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Perkembangan Usahatani Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas dan Pemasaran Harga dan Permintaan Pasar 5.1.1. Analisis Perkembangan Usahatani Perkembangan usahatani yang akan dilihat adalah luas lahan yang dimiliki oleh petani, produksi tanaman hias aglaonema, dan produktivitasnya. Berikut data yang menyajikan perkembangan usahatani tanaman hias agalonema di Kota Medan selama 3 tahun. Tabel 7. Rataan Perkembangan Usahatani Tanaman Hias Aglaonema di Kota Medan Selama 3 Tahun USAHATANI No. Tahun Luas Lahan m 2 Produksi pot Produktivitas potm 2 1. 2004 104,57 33,33 1.967,14 33,52 22,34 32,99 2. 2005 104,57 33,33 2.513,14 42,82 29,91 44,17 3. 2006 104,57 33,33 1.388,57 23,66 15,46 22,83 Total 313,71 100 5.868,85 100 67,71 100 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 14 Dari data di atas dapat diketahui bahwa luas lahan untuk tanaman hias aglaonema dapat dikatakan konstan dari tahun ke tahun. Artinya tidak ada penambahan atau pengurangan luas lahan secara signifikan. Rataan perkembangan lusa lahan tanaman hias di Kota Medan adalah 104,57 m 2 33,33 . Dengan Luas lahan per petani sampelnya adalah 24 – 200 m 2 . Untuk perkembangan produksi tanaman hias aglaonema di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 7 diatas. Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa produksi tanaman hias aglonema dari tahun ke tahun berfluktuasi karena pada tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 9,3 sedangkan pada tahun 2006 produksi menurun sebesar 19,16 . Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2005 Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 dengan produksi sebesar 2.513,14 pot 42,82 sedangkan yang terendah pada tahun 2006 yaitu sebesar 1.388,57 pot 23,66 . Perkembangan produktivitas usahatani tanaman hias agalaonema di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 7 di atas. Seperti halnya produksi, produktivitas usahatani tanaman hias aglaonema di Kota Medan juga mengalami penurunan dari tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar 21,34 dan peningkatan terjadi pada tahun 2004 ke tahun 2005 sebesar 11,18 . Produktivitas terendah sebesar 15,46 potm 2 22,83 dan tertinggi 29,91 potm 2 44,17 . Penurunan produksi disebabkan oleh permintaan pasar yang semakin menurun sehingga produktivitas juga menurun.

5.1.2. Analisis Perkembangan Pemasaran