Analisis Tingkat Pengembalian Modal ROI

besar dan akan berkembang jika petani mampu mengelola usahatani tanaman hias aglaonema dengan menemukan penyilangan-penyilangan baru menciptakan warna-warna daun yang cantikspecies yang baru terhadap tanaman hias agalonema muncul lagi dan konsumsi terhadap aglaonema meningkat yang dapat membuat harga jualnya akan naik serta keuntungan yang diperoleh petani semakin meningkat.

5.3.3. Analisis Tingkat Pengembalian Modal ROI

ROI Return on Invesment digunakan untuk melihat tingkat efisien dari modal yang telah dikeluarkan. ROI merupakan besar pendapatan bersih dibagi dengan besar modal yang dikeluarkan dalam usahatani. Yang termasuk modal adalah nilai tanah, sarana produksi, dan peralatan yang telah digunakan petani. Sedangkan pendapatan bersih merupakan selisih antara penerimaan dan biaya produksi. Untuk melihat tingkat pengembalian modal ROI tanaman hias aglaonema dapat dilihat pada tabel 14 berikut: Tabel 14. Rataan Tingkat Pengembalian Modal ROI Tanaman Hias Aglaonema selama 3 Tahun Uraian 2004 2005 2006 Rataan ROI 34 36 17 29 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 20 Pada tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2004 tingkat pengembalian modal ROI adalah 34 . Pada tahun 2005 tingkat pengembalian modal ROI mengalami peningkatan yaitu 36 . Sedangkan pada tahun 2006 tingkat pengembalian modal ROI mengalami penurunan yaitu 17 . Hal ini berarti tingkat pengembalian modal lebih besar dari suku bunga yang berlaku saat ini 14 . Walaupun nilai ROI yang dihasilkan petani setiap tahun sangat kecil. Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 Dengan demikian usahatani tanaman hias agalaonema layak atau prospektif dikembangkan karena diketahui bahwa rata-rata petani sampel dapat mengembalikan modal usahanya untuk setiap tahun. 5.4. Masalah-masalah yang Dihadapi Petani dalam Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Dalam pengembangan usahatani tanaman hias aglaonema di daerah penelitian, banyak ditemukan berbagai masalah yang dihadapi oleh petani, baik itu masalah internal maupun eksternal. Dimana masalah ini dapat menjadi penghambat bagi pengembangan usahatani tanaman hias aglaonema yang menyebabkan kurangnya pendapatan yang diperoleh petani. Dibawah ini akan diuraikan masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh petani adalah sebagai berikut: 1. Modal Terbatas Modal merupakan salah satu masalah yang menghambat dalam pengembangan usahatani tanaman hias aglaonema. Modal yang dimiliki petani umumnya adalah modal sendiri, tetapi ada juga beberapa petani yang pernah meminjam modal. Alasan sebagian petani tidak mau meminjam modal adalah karena bunga yang ditawarkan terlalu besar, sehingga sulit untuk mengembalikannya. Akibat terbatasnya modal menyebabkan pemeliharaan yang dilakukan kurang optimal. 2. Kurangnya seni dan hobby Petani tanaman hias aglaonema kurang memiliki seni dan hobby karena mereka hanya mengandalkan pengalaman mereka saja untuk melakukan Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 perawatannya sedangkan untuk menghasilkan produksi aglaonema yang bagus dan cantik mereka tidak dapat melakukan penyilangan sendiri. 3. Persaingan dengan bunga plastik dan tanaman hias lainnya Masyarakat sekarang cenderung beralih ke bunga plastik karena disamping harganya murah, bunga plastik juga tahan lama. Persaingan tidak hanya di bunga plastik, untuk tanaman hias lainnya juga menjadi persaingan aglaonema. Tanaman hias yang menjadi saingan tidak hanya yang harga murah saja tetapi harga yang tinggi dari aglaonema juga menjadi incaran para pengoleksi aglaonema. 4. Serangan hama penyakit Serangan hama penyakit yang sering terjadi adalah busuk akar dan daun yang disebabkan oleh cuaca yang buruk yaitu hujan. Sedangkan untuk tumbuhnya jamur biasanya disebabkan oleh luas lahan yang sempit yang dimiliki oleh petani tanaman hias aglaonema. Karena dengan lahan yang sempit tempat akan menjadi lembab sehingga jamur mudah tumbuh. 5. Pemasaran Skala Daerah Untuk pemasaran tanaman hias aglaonema di Kota Medan masih bersifat skala daerah. Dan juga bila ada pameran juga masih bersifat skala daerah. Berbeda dengan Jakarta yang pemasaran dan pameran sudah bersifat skala nasional. 6. Pengadaan bibit Para petani tanaman hias aglaonema memperoleh kesulitan dalam pengadaan bibit. Karena bibit yang diperoleh harus di beli ke luar kota Jakarta dan ke luar negeri Thailand. Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 7. Maraknya aksi pencurian tanaman hias Pencurian tanaman hias sering terjadi pada setiap petani. Mahalnya harga tanaman hias aglaonema membuat orang menjadi ”gelap mata” dan tergiur untuk melakukan aksi pencurian. 8. Permintaan pasar menurun Permintaan pasar terhadap tanaman hias aglaonema saat ini sedang mengalami penurunan. Menurut petani tanaman hias itu ibarat “mode”, selalu saja muncul tanaman-tanaman baru sehingga tanaman lama tersebut tergantikan karena trendnya mulai memudar. Oleh karena itu, aglaonema telah tergantikan oleh tanaman yang lainnya yang saat ini lagi trend.

5.5. Strategi Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema di Kota Medan di Masa yang Akan Datang