Tujuan Penelitian Tinjauan Pustaka

2. Apakah penggunaan faktor-faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk berpengaruh nyata terhadap produksi di daerah penelitian? 3. Berapa besar dan tingkat keuntungan usahatani tanaman hias aglaonema di daerah penelitian? 4. Berapa tingkat pengembalian modal usahatani tanaman hias aglaonema di daerah penelitian? 5. Apa saja masalah yang dihadapi dalam pengembangan usahatani tanaman hias aglaonema di daerah penelitian? 6. Bagaimana strategi pengembangan tanaman hias aglaonema di masa yang akan datang?

1.3. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perkembangan usahatani tanaman hias aglaonema luas lahan, produksi, dan produktivitas dan pemasaran harga dan permintaan pasar di Kota Medan. 2. Untuk mengetahui penggunaan faktor-faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk berpengaruh nyata terhadap produksi di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui besar dan tingkat keuntungan usahatani tanaman hias aglaonema di daerah penelitian. 4. Untuk mengetahui tingkat pengembalian modal usahatani tanaman hias aglaonema di daerah penelitian Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam pengembangan usahatani tanaman hias aglaonema di daerah penelitian. 6. Untuk mengetahui strategi pengembangan tanaman hias aglaonema di masa yang akan datang. 1.4. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan bagi petani tanaman hias aglaonema. 2. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan. Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Sebenarnya aglaonema dan sri rezeki adalah tanaman yang sama, yaitu tanaman hias dengan nama ilmiah Aglaonema sp. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Asia Tenggara, bahkan beberapa varietasnya berasal dari Indonesia. Menurut Sutomo 2006 aglaonema berasal dari bahasa Yunani, yaitu aglos yang berarti sinar dan nema yang berarti benang. Dengan demikian, secara harfiah aglaonema berarti benang yang bersinar. Dalam sistematika taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman hias aglaonema diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Magnoloiphyta Kelas : Liliopsida Ordo : Alismatales Suku : Araceae Marga : Aglaonema Species : Aglaonema sp Annonimous, 2006a. Aglaonema mempunyai lebih dari 50 lima puluh jenis galur yang mempunyai komposisi warna dan bentuk daun yang berbeda-beda. Jenis-jenis yang terkenal antara lain: Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 1. Jenis yang berukuran kecil - Aglaonema commutafum turbi - Aglaonema costatum 2. Jenis yang berukuran sedang - Aglaonema commutafum - Aglaonema pseudobractiatum - Aglaonema roebelinii 3. Jenis yang berukuran besar - Aglaonema crispum 4. Jenis Hybrida - Aglaonema commutafum varietas Pride of Sumatera Annonimous, 2006a. Sebagaimana umumnya tanaman monokotil atau berbiji tunggal, aglaonema memiliki akar serabut yang berfungsi sebagai pencari pakan di dalam tanah dan menopang tanaman. Akar aglaonema berwarna putih dan gemuk berair jika tanaman dalam kondisi sehat. Namun, jika dalam keadaan sakit, akar tanaman akan berwarna cokelat dan kurus Banyak orang mengira aglaonema tidak memiliki batang alias berbatang semu karena dari luar hanya kelihatan pelepah yang saling menutup. Namun, sebenarnya aglaonema memiliki batang yang relatif pendek yang berwarna putih, hijau, atau merah. Batang aglaonema ini berbuku-buku, cenderung berair, dan tidak berkayu Subono dan Andoko, 2005. Umumnya, daun aglaonema berwarna hijau bercorak atau bertotol-totol dengan berbagai gradiasinya. Hanya satu aglaonema dengan daun berwarna merah Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 yang disebut red aglaonema yaitu Aglaonema rotundum yang kebetulan asli Sumatera. Panjang daun 20 – 30 cm dan lebarnya antara 10 -12 cm. Tangkai daun aglaonema relatif lebih kecil dibandingkan dengan luas permukaan daun. Tangkai tersebut berpelepah yang saling bertaut menutup batang tanaman, sehingga orang sering mengira aglaonema tidak memiliki batang Wianta, 1990. Bunga aglaonema memiliki penampilan yang kurang menarik dibandingkan dengan bunga-bunga tanaman lain yang berfungsi menarik serangga datang membantu penyerbukan. Bunga tersebut hanya berupa tangkai memanjang, seperti tongkol jagung yang ramping berwarna putih kekuningan. Serbuk sari atau bunga jantan terletak dibagian atas, sedangkan putik atau bunga betina terletak dibagian bawah dekat pangkal. Bunga aglaonema terbungkus seludang berwarna hijau pucat. Saat bunga belum matang, seludang dalam keaadan tertutup dan baru membuka ketika bunga betina telah matang. Sekitar 2 hari setelah bunga betina matang, bunga jantan juga menyusul matang Prihmantoro, 1997. Buah aglaonema berbentuk lonjong menyerupai buah melinjo, dengan warna hijau kemudian memutih, menguning, dan setelah matang menjadi merah Sutomo, 2006. Di habitat aslinya, perakaran aglaonema berada di tanah yang penuh humus, sehingga selain kaya unsur hara juga bersifat sangat porous. Kondisi seperti ini membuat tanaman tumbuh optimal dengan daun-daun yang subur dan berwarna cemerlang. Secara umum aglaonema tumbuh baik pada ketinggian 300 – 400 mdpl. Variasi ketinggian yang cocok adalah antara 0 – 800 mdpl. Walaupun begitu, kebutuhan aglaonema terhadap tempat atau lokasi budidaya berbeda-beda atau Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 bervariasi antara satu jenis aglaonema dengan jenis lainnya Subono dan Andoko, 2005. Tanaman hias aglaonema dapat tumbuh pada sinar matahari yang sedang, penyiraman banyak, dan kelembapan tinggi Prihmantoro, 1997. Menurut Sudarmono 2003 jenis tanaman aglaonema ini membutuhkan suhu lingkungan pada siang hari 75 F – 85 F sedangkan pada malam hari 65 F – 70 F. Aglaonema tumbuh dengan baik di tempat yang memperoleh cahaya langsung atau di tempat yang teduh. Jika yang tersedia cahaya buatan memerlukan cahaya buatan ± 150 footcandles Wianta, 1990. Perbanyakan tanaman hias aglaonema dapat dilakukan dengan cara generatif dan cara vegetatif. Memperbanyak secara generatif adalah dengan cara memperbanyak diri dengan biji sedangkan secara vegetatif melalui setek batang, setek pucuk, pemisahan anakanrumpun, dan cangkok Dinas Pertanian, 2005. Perawatan tanaman berhubungan erat dengan penampilan. Jika dirawat dengan baik dan benar aglaonema bisa tampil menawan. Tanaman terlihat kompak dengan daun-daun subur dan mengilap. Perawatan aglaonema meliputi: - penyiraman - pemupukan - pemangkasan - pemberantasan hama dan penyakit Subono dan Andoko, 2005. Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008

2.2. Landasan Teori