Landasan Teori KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.

2.2. Landasan Teori

Suatu usahatani dikatakan efektif apabila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki yang dikuasai sebaik-baiknya; dan dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran output yang melebihi masukan input Soekartawi, 1995a. Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukkan untuk mnghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi. Jadi, fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu Joesron, dan Fathorrozi, 2003. Sebagai proses produksi yang komersial, maka pemasaran pertanian merupakan syarat mutlak yang diperlukan dalam pembangunan pertanian. Pemasaran pertanian dapat menciptakan nilai tambah melalui guna tempat, guna bentuk, dan guna waktu. Dengan demikian pemasaran pertanian diangap memberikan nilai tambah yang dapat dianggap sebagai kegiatan produktif Sudiyono, 2004. Di dalam ilmu ekonomi kita kenal apa yang disebut fungsi produksi yaitu suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik output degan faktor-faktor produksi input. Dalam bentuk matematika sederhanan fungsi produksi ini dituliskan sebagai: Y = f x 1 ,x 2 , …, x n Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 Dimana : Y adalah hasil produksi fisik x 1, …, x n = faktor-faktor produksi Dalam produksi pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi sekaligus yaitu tanah, modal, dan tenaga kerja. Untuk dapat menggambarkan fungsi produksi secara jelas dan menganalisa peranan masing- masing faktor produksi maka dari sejumlah faktor-faktor produksi itu salah satu faktor produksi dapat dianggap variabel berubah-ubah sedangkan faktor-faktor produksi lainnya dianggap konstan Mubyarto, 1994. Biaya produksi dapat didefenisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan- bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut Sukirno, 2002. Biaya usahatani biasanya, diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Contoh biaya tetap antara lain: sewa tanah, pajak, alat pertanian, dan iuran irigasi. Contoh biaya tidak tetap antara lain biaya untuk sarana produksi Soekartawi, 1995a. Menurut Beattie and Taylor 1994 total biaya TC secara sederhana adalah biaya tidak tetap ditambah komponen biaya tetap, yakni: TC = FC + VC Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut: TR i = Y i . Py i Yaitu: TR = total penerimaan Y = produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani i Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 Py = harga Y Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya, jadi: Pd = TR – TC Dimana: Pd = pendapatan usahatani TR = total penerimaan TC = total biaya Soekartawi, 1995a. Studi kelayakan merupakan studi yang memberikan gambaran secara umum tentang prospek suatu komoditas dan memberikan gambaran khusus tentang permintaan pasar, peluang budidaya dalam satuan volume tertentu, modal, lahan, tenaga kerja, peralatan yang diperlukan, dan analisis keuangan Rahardi, 2003. Dalam suatu usaha perlu melakukan analisis lingkungan lingkungan luar dan lingkungan dalam guna meramalkan perubahan lingkungan yang mempengaruhi usaha tersebut. Menurut Silalahi 2002, analisis lingkungan ini dapat dilakukan melalui apa yang dikenal sebagai analisis SWOT akronim dari Strength, Weakness, Opportunity, and Threat. Analisis kekuatan strength dan kelemahan weakness ditujukan untuk lingkungan internal organisasi. Analisis ini membantu menetapkan satu dasar realistik untuk formulasi strategi untuk semua tingkat organisasi. Sedangkan analisis peluang opportunity dan kendala threat ditujukan untuk lingkungan luar organisasi. Analisis ini memberi manajer pemahaman tentang peluang serta hambatan dan kendala dalam hubungannya dengan pilihan atau proses produksi barang-barang dan jasa-jasa untuk masyarakat secara nyata menguntungkan organisasi. Novita Rahma Pulungan : Prospek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema Di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 Untuk mengembangkan strategi dalam perhitungan nilai SWOT, matriks dari faktor tersebut dapat disusun sebagai berikut: MATRIKS SWOT Kekuatan Strengths Kelemahan Weaknesses Peluang Opportunities Strategi S-O Strategi W-O Ancaman Threats Strategi S-T Strategi W-T - Strategi S-O : beranggapan bahwa peluang sesuai dengan kekuatan perusahaan. - Strategi W-O : mencegah kelemahan menjadi peluang. - Strategi S-T : mengidentifikasi cara-cara yang dapat digunakan perusahaan untuk mengurangi kelemahan dan ancaman dengan menggunakan kekuatannya. - Strategi W-T : menetapkan rencana untuk tetap bertahan mengatasi kelemahan perusahaan dengan membuat sifat kelemahan yang rentan menjadi ancaman. Annonimous, 2006b

2.3. Kerangka Pemikiran