Model Motivasi Teori – Teori Motivasi

Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 27 Gambar 2.1. menunjukkan bahwa orang berupaya untuk mengurangi kebutuhan yang belum terpenuhi, yang memicu suatu proses pencarian guna mengurangi tekanan akibat kekurangan-kekurangan tersebut, memilih tindakan, dan terjadilah perilaku yang mengarah pada tujuan. Setelah satu periode waktu, manajer menilai perilaku itu, evaluasi prestasi menghasilkan bentuk imbalan atau hukuman. Hasil dinilai orang bersangkutan dan kebutuhan yang belum terpenuhi, pada gilirannya hal ini menggerakkan proses, dan pola siklus dimulai kembali Gibson, 1996.

2.1.3. Tujuan Motivasi

Menurut Siagian 2004, tujuan dilakukan motivasi antara lain sebagai berikut: 1Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan; 2Meningkatkan produktivitas kerja karyawan; 3Mempertahankan kestabilan karyawan; 4Meningkatkan kedisiplinan karyawan; 5Mengaktifkan pengadaan karyawan; 6Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik; 7Meningkatkan loyalitas, kreatifitas, dan partisipasi karyawan; 8Meningkatkan kesejahteraan karyawan; 9Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas- tugasnya.

2.1.4. Model Motivasi

Model motivasi berkembang dari teori klasik tradisional menjadi teori modern, sesuai dengan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Model- model motivasi ada 3: Winardi, 2007 Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 28 1. Model tradisional yaitu mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar bergairah kerjanya meningkat, perlu diterapkan sistem insentif semakin besar produksi semakin banyak insentif yang diberikan kepada karyawan yang berprestasi 2. Model hubungan manusia mengemukakan bahwa memotivasi bawahan agar bergairah dalam pekerjaannya dengan mengakui kebutuhan social mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting. 3. Model sumber daya manusia mengemukakan bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uangbarang atau keinginan terhadap pencapaian kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti. Menurut model ini, karyawan cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi yang baik.

2.1.5. Teori – Teori Motivasi

Menurut Hasibuan 2005 teori-teori motivasi dikelompokkan atas: 1. Teori Kepuasan Content Theory pendekatannya atas faktor –faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori memusatkan perhatian pada faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya, yang memotivasi semangat orang bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan materil dan non materil yang diperoleh dari hasil pekerjaannya. Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 29 Teori kepuasan content theory dikenal antara lain : aTeori Motivasi Klasik; bTeori Hirarki kebutuhan; cTeori dua faktor; dTeori Motivasi Human Relation; eTeori ERG Existence, Related, and Growth; fTeori motivasi prestasi. 2. Teori motivasi proses Process Theory teori ini merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya akan diperoleh baik untuk hari esok. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang, hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin. Teori Motivasi Proses Process Theory yaitu : aTeori Harapan; bTeori Keadilan; cTeori Pengukuhan. Dari kedua teori-teori motivasi di atas, dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut : 1. Teori Kepuasan. a Teori Motivasi Klasik teori kebutuhan tunggal Teori ini dikemukakan Frederick Winslow Taylor, menurut teori ini motivasi pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologisnya saja. Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan dan kepuasan biologis ini akan terpenuhi, jika pendapatan Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 30 yang diberikan cukup besar. Jadi jika pendapatan karyawan dinaikkan semangat bekerja meningkat Winardi, 2007. b Teori Hirarki Kebutuhan. Abraham H. Maslow menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa materil dan non materil. Menurutnya kebutuhan manusia bertingkat tetapi dalam kenyataan manusia menginginkannya tercapai sekaligus dan kebutuhan manusia itu merupakan siklus. c Teori Motivasi Dua Faktor Pada teori dua faktor menunjukkan adanya 2 kelompok faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu faktor kepuasan satisfaction factors atau motivator dan faktor bukan kepuasan dissatisfies sering disebut dengan pemeliharaan atau hygienic factors. Teori ini dikemukakan oleh Herzberg’s menurutnya motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan keahlian. Herzberg’s menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan yaitu : afaktor motivasi adalah sejumlah faktor intrinsik yaitu yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan yang Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 31 sempurna dalam melakukan pekerjaan. Yang termasuk dalam faktor motivator adalah, prestasi, tanggung jawab, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, pengembangan potensi individu, pencapaian. b Faktor pemeliharaan adalah sejumlah kondisi ekstrinsik yang apabila tidak ada menyebabkan ketidakpuasan yaitu : gaji, jaminan pekerjaan, kebijakan perusahaan, status Handoko, 2001. d Teori Motivasi Prestasi dari David McClelland McClelland dalam Handoko 2001 menemukan bahwa kebutuhan berprestasi dapat dikembangkan pada orang dewasa. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan yaitu; 1 menyukai pengambilan resiko yang layak sebagai fungsi keterampilan, 2 menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil yang dicapai, 3 kecenderungan menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko yang telah diperhitungkan. 4 memiliki kebutuhan terhadap umpan balik apa yang dikerjakan. 5 mempunyai keterampilan perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan organisasi. Teori McClelland ini berkaitan dengan kebutuhan tertinggi pada kebutuhan Maslow yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini mengharuskan seseorang untuk belajar agar menguasai keterampilan yang memungkinkan seseorang mencapai prestasi. Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 32 e Teori Motivasi Human Relation Teori mengutamakan hubungan seseorang dengan lingkungannya. Menurut teori ini seseorang akan berprestasi baik jika ia diterima di lingkungan, diakui dalam pekerjaan serta lingkungannya. Teori ini menekankan peran aktif pimpinan organisasi. Memelihara hubungan dan kontak pribadi dengan bawahannya dapat membangkitkan gairah kerja. Teori ini menganjurkan bila dalam memotivasi bawahan memerlukan kata-kata, hendaknya kata-kata itu mengandung kebijakan, sehingga dapat menimbulkan rasa dihargai dan sikap optimis. f Teori E R G Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer merupakan teori penyempurnaan dari teori Maslow. Teori ini menurut para ahli lebih mendekati keadaan sebenarnya berdasarkan fakta empiris. Dia mengemukakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan yaitu kebutuhan akan keberadaan, kebutuhan akan afiliasi, kebutuhan akan kemajuan. 2. Teori Motivasi Proses a Teori pengharapan Teori pengharapan ini dikenal dengan Vector Vroom dalam Muchlas, 1998 menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam pekerjaannya tergantung hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 33 Berapa besar ia yakin perusahaan akan memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya. Teori harapan ini didasarkan atas, harapan, nilai, peraturan. b Teori Keadilan Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif baik salah bukan atas suka atau tidak suka. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik oleh pimpinan maka semangat kerja bawahan cenderung meningkat. c Teori pengukuhan Teori ini didasarkan 2 prinsip yaitu : prinsip hukum ganjaran, prinsip respon dan rangsangan. Berdasarkan prinsip pertama seseorang akan mengalami penguatan tingkah laku bila mendapat ganjaran positif menyenangkan. Seseorang yang merasa berhasil menunaikan pekerjaannya kewajibannya dengan sangat memuaskan, memperoleh dorongan positif untuk bekerja keras lagi di masa yang akan datang sehingga meraih keberhasilan yang lebih besar dalam karier, motivasi bersifat positif. Sebaliknya jika seseorang kurang berhasil melakukan kewajiban tugas maka mendapat teguran dari atasannya, teguran merupakan faktor Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 34 negatif oleh yang bersangkutan yang dijadikan dorongan untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan sehingga di masa depan situasi kekurangberhasilan tidak terulang kembali Arep, 2004. 2.1.6. Faktor Motivator dan Faktor Pemeliharaan Menurut Handoko 2001 motivasi dibagi atas dasar fungsinya a.motivasi intrinsik dan b motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi dari dalam diri sendiri tanpa ada rangsangan dari luar dimana dalam diri individu telah ada dorongan untuk melakukan suatu tindakan. Menurut Herzberg yang dikutip Mangkunegara 2005 bahwa faktor motivator disebut juga sebagai job content atau intrinsik faktor, dan faktor pemeliharaan disebut juga sebagai job context atau ekstrinsik faktor. 1 Faktor Motivator Job Content = faktor yang membuat orang puas Faktor motivator merupakan kondisi intrinsik atau yang memuaskan, ada serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan motivasi yang kuat yang dapat menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Faktor ini termasuk, prestasi, tanggung jawab, pengembangan, pencapaian dan pekerjaan itu sendiri Handoko, 2001. Perawat menciptakan kesempatan untuk kepuasan maksimal melalui motivasi yang tinggi dan penampilan kerja yang sempurna. Banyak personil keperawatan menyenangi bekerja bersama dan termotivasi oleh Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 35 persatuannya, suatu perasaan yang berkaitan dengan suatu persatuan dengan orang pada pekerjaan yang memungkinkan kinerja perawat diterima, maka perawat harus mempunyai keterampilan tinggi Swanburg, 2000. 2 Faktor pemeliharaan faktor yang membuat orang tidak puas Serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan rasa tidak puas diantara karyawan, apabila kondisi ini tidak ada maka tidak memotivasi karyawan. Kondisi ini adalah faktor yang membuat orang menjadi tidak puas yaitu faktor kesehatan karena itu diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang lebih rendah, yakni tingkat tidak adanya ketidakpuasan. Faktor ini mencakup gaji, keamanan kerja, kondisi kerja, supervisi teknis, mutu hubungan interpersonal. Banyak sekali ketidakpuasan dalam keperawatan, ketidakpuasan ini dapat dikurangi dengan pendekatan belajar untuk diubah oleh para manajer perawat dalam organisasi keperawatan. 2.2. Kinerja 2.2.1. Pengertian Kinerja