Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
90
Interval =
Kelas terendah
nilai tertinggi
Nilai −
= 2
15 60
−
= 22,5
å 23 Aspek pengukuran variabel terikat adalah kinerja perawat pada pasien yang
menggunakan skala interval dengan kategori: 1.
Kategori kinerja baik apabila skor yang diperoleh responden 39-60 2.
Kategori kinerja kurang baik apabila skor yang diperoleh responden 15-38 Secara terperinci aspek pengukuran variabel terikat dapat dilihat dari tabel
berikut ini.
Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Variabel Terikat Dependen
No Nama
Variabel Jumlah
Indikator Kategori
Bobot Nilai
Bobot nilai variabel
seluruh indikator
Alat Ukur Skala
Ukur
1 Kinerja
10 1. Baik
2. Kurang baik 2
1 39-60
15-38 Kuesioner Interval
3.7. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan cara editing, coding, tabulating. Dalam pengolahan data penelitian, peneliti menggunakan bantuan komputer. Dari hasil
pengujian tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, tabel silang, dan tabel uji regresi.
Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
91
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pendekatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan menggunakan uji regresi logistik
dengan tingkat kepercayaan 95 α=0,05. Penggunaan uji regresi logistik bertujuan
untuk menguji variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, dan untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap variabel
dependen. Untuk menguji pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara, dengan
menggunakan model persamaan sebagai berikut :
Z = +
β
1
X
1
+
β
2
X
2
+
3
X
3
+
4
X
4
+
5
X
5
+
6
X
6
Keterangan: Z
= Variabel dependen kinerja perawat pelaksana α
= Konstanta regresi logistik β
1
.. β
6
= Koefisien
regresi logistik variabel independen
X
1
= Prestasi X
2
= Tanggungjawab X
3
= Pengembangan
X
4
= Kondisi kerja X
5
= Pengakuan X
6
= Pendapatan Langkah-langkah dalam melakukan analisis data penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
92
1. Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap variabel motivator prestasi, tanggungjawab, dan pengembangan, variabel higiene kondisi kerja, pengakuan,
dan pendapatan, dan kinerja perawat pelaksana yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel bebas independent terhadap variabel terikat dependent menggunakan uji chi-square
pada tingkat kemaknaan 95 = 0,05, sehingga bila nilai analisis statistik 0,05 maka variabel dinyatakan mempunyai pengaruh yang signifikan.
3. Analisis multivariat
Analisis multivariat untuk mengetahui pengaruh variabel motivator prestasi, tanggungjawab, dan pengembangan, variabel higiene kondisi kerja, pengakuan,
dan pendapatan, dan kinerja perawat pelaksana dengan menguji sekaligus variabel-variabel yang mempunyai kemaknaan statistik pada analisa bivariat,
dengan menggunakan analisa statistik uji regresi logistik.
Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
93
p =
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
1 1
x b
x b
x b
x b
x b
x b
a
e
+ +
+ +
+ +
−
+
Keterangan: P
= Probabilitas untuk mengalami peristiwa e
= Konstanta = 2,81 a
= Konstanta kinerja perawat pelaksana b
1 sd
b
6
= Koefisien Regresi X
1
sd X
6
X
1
= Prestasi X
2
= Tanggungjawab X
3
= Masa Pengembangan X
4
= Kondisi kerja X
5
= Pengakuan X
6
= Gaji
Marni Siregar : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
94
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Swadana Tarutung
Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara didirikan pada tahun 1918 oleh Zending Jerman. Pada masa itu di seluruh wilayah
Tapanuli bahkan di seluruh Sumatera Utara, belum ada pelayanan kesehatan melalui rumah sakit. Pelayanan yang diberikan oleh petugas Zending Jerman
bersifat murni sosial. Tahun 1952 rumah sakit ini dikelola oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Utara walaupun sebagian tenaga masih disumbangkan oleh
Zending Jerman, sebagai rumah sakit tipe D. Mulai era tahun 1980-an, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara memberikan beban target Pendapatan Asli Daerah PAD
bagi RSUD Tarutung yang berakibat pelayanan demi pelayanan diatur dengan Peraturan Daerah PERDA.
Pada tahun 1984, RSUD ditetapkan menjadi RSUD Kelas C dengan pelayanan oleh empat dokter spesialis dasar, di samping dokter umum dan dokter
gigi. Tanggal 26 Desember 2000, status RSUD Tarutung berubah menjadi Rumah Sakit Kelas B. Tanggal 14 Februari 2002 RSUD Tarutung melakukan ujicoba Unit
Swadana dan tanggal 02 Oktober 2003 menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung.