Determinasi herba kumis kucing Orthosiphone stamineus Benth Hasil Ekstraksi Herba Kumis Kucing Pengujian Parameter Ekstrak Tabel 3.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi herba kumis kucing Orthosiphone stamineus Benth

Berdasarkan hasil determinasi yang dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor menunjukkan bahwa jenis simplisia yang digunakan pada penelitian ini adalah kumis kucing Orthosiphone stamineus Benth dengan suku Lamiaceae Lampiran 3. Determinasi dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis simplisia yang digunakan.

4.2 Hasil Ekstraksi Herba Kumis Kucing

Dari 1500 g serbuk herba kumis kucing yang diekstraksi diperoleh ekstrak kental sebanyak 133 g sehingga randemen yang diperoleh yaitu 8,87 lampiran 10. Randemen merupakan perbandingan ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal.Menurut Farmakope herbal randemen ekstrak dari daun kumis kucing tidak kurang dari 8,7, dan hasil randemen yang diperoleh pada penelitian ini adalah 8,87. Metode maserasi yang digunakan dalam proses ektraksi ini dipilih karena maserasi merupakan metode sederhana dan baik untuk senyawa-senyawa yang tidak tahan terhadap pemanasan. Pemilihan pelarut etanol 96 sebagai pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi ialah karena senyawa sinensetin dari golongan flavonoid yang berperan dalam memberikan aktivitas farmakologi larut dengan baik dalam pelarut ini. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Arifiantiet al pada tahun 2014 yang menyatakan bahwa rerata kadar sinensetin tertinggi dalam ekstrak daun Orthosiphon stamineus Benth diperoleh pada kelompok ekstrak dengan pelarut pengekstraksi etanol 96. Selain itu, pelarut ideal yang sering digunakan adalah alkohol atau campurannya dengan air yang merupakan pelarut pengekstraksi yang mempunyai extractive power yang terbaik untuk hampir semua senyawa yang mempunyai berat molekul rendah seperti alkohol, saponin dan flavonoid. 34 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3 Pengujian Parameter Ekstrak Tabel 3.

Hasil Pengujian Parameter Ekstrak Parameter Standarisasi Jenis Hasil Spesifik Identitas Ekstrak Nama Ekstrak: Kumis kucing Nama Latin : Orthosiphon stamineus Benth Bagian tanaman yang digunakan : Herba Senyawa Identitas : Sinensetin Organoleptis Bentuk : kental Warna : coklat kehitaman Rasa : Pahit Bau : Khas Pengukuran Senyawa sinensetin 0,075 Nonspesifik Susut pengeringan 0,948 Kadar abu 12,587 Pengujian parameter ekstrak meliputi parameter spesifik dan non-spesifik. Parameter spesifik merupakan suatu aspek yang berfokus pada senyawa atau golongan senyawa yang berperan dan bertanggung jawab terhadap aktivitas farmakologis.Pengujian parameter spesifik yang dilakukan ialah pemeriksaan identitas, organoleptis dan pengukuran senyawa marker sinensetin. Penentuan identitas ekstrak perlu dilakukan untuk memberikan identitas obyektif dari nama dan senyawa identitas. Identitas ekstrak yang digunakan memiliki nama daerah kumis kucing dengan nama latin tumbuhanOrthosiphone stamineus Benth. Untuk bagian tanaman yang digunakan ialah bagian herba meliputi batang, daun, dan bunga. Senyawa marker dari tanaman ini ialah senyawa sinensetin. Pada pemeriksaan organoleptis yang bertujuan untuk melakukan pengenalan awal yang sederhana dan seobyektif mungkin didapatkan bahwa ekstrak herba kumis kucing memiliki bentuk kental, warna coklat kehitaman, rasa pahit dan memiliki bau yang khas. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada pengukuran senyawa sinensetin yang merupakan senyawa marker dari ekstrak etanol 96 herba Orthosiphon stamineusdilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis-densitometri. Dari pengujian ini didapatkan kadar senyawa sinensetin yang terkandung dalam ekstrak sebanyak 0,075. Kromatografi lapis tipis-densitometer TLC scanner merupakaninstrumen pengukur densitasbercak hasil pemisahan kromatografilapis tipis. Instrumen dilengkapidengan suatu perangkat optik, sumbercahaya dan detektor seperti halnyaspektrofotometer Touchstone dan Dobbins,1983; Poole dan Khatib,1987; yang dikutip dariHayun, dkk.,2007. Pada pengujian ini, digunakan empat standar larutan sinensetin dengan konsentrasi yang sama, namun jumlah penotolannya berbeda yaitu 10 l, 30 l, 50 l, dan 70 l. Untuk larutan uji digunakan larutan dengan konsentrasi 2 dengan jumlah penotolan sebanyak 20 l. Untuk fase diam digunakan plat Silika Gel F 254 dan fase gerak metanol, etil asetat, dan toluen dengan perbandingan 5:40:55. Hal ini sesuai dengan European Pharmacopoeia. Pada pengukuran menggunakan kromatogrfi lapis tipis-densitometri pada panjang gelombang 341 nmdiperoleh nilai Rf sebesar 0,53 dengan persamaan y=18777,150x + 11323,215 sehingga diperoleh persentase kadar sinensetin sebesar0,075.Menurut farmakope herbal kadar sinensetin dalam ekstrak kental daun kumis kucing mengandung sinensetin tidak kurang dari 1,10. Hasil yang diperoleh menunjukkan jumlah yang jauh lebih kecil dari standar yang ada. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor sepertibagian tanaman yang digunakan ialah bagian herba meliputi batang, daun,dan bunga dari kumis kucing, Sinensetin diketahui banyak terkandung di bagian daun kumis kucing. Menurut Dalimartha setiawan 2008 kadar sinensetin dalam daun kumis kucing yang tertinggi terdapat dalam daun tua yang berbunga ungu 0,365, sedangkan yang terkecil berasal dari daun muda yang berbunga putih 0,095. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ialah tempat penanaman, waktu panen, teknik pengumpulan, dan penanganan setelah panen meliputi sortasi basah, pencucian, pengeringan, sortasi kering dan penyimpanan. Parameter non-spesifik merupakan suatu aspek yang berfokus pada aspek kimia, mikrobiologi dan fisis yang akan mempengaruhi keamanan konsumen dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta stabilitas. Standarisasi parameter non-spesifik yang dilakukan ialah kadar susut pengeringan dan kadar abu. Parameter susut pengeringan bertujuan untuk memberikan batasan maksimal rentang tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Parameter kadar abu bertujuan memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak. Pada pengujian parameter ekstrak tersebut diperoleh hasil susut pengeringan sebesar 0,948 dan kadar abu 12,587. Perhitungan uji parameter esktrakdapat dilihat pada lampiran 10. Menurut farmakope herbal kadar susut pengeringan dari daun Orthosiphone stamineus tidak lebih dari 12 dan hasil yang diperoleh sebesar 0,948. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan sangat kecil. Dan untuk kadar abu total dari ekstrak kental daunOrthosiphone stamineus tidak kurang dari 9, namun hasil yang didapatkan adalah 12,587.Seperti yang diketahui kumis kucing mengandung senyawa mineral yang sebagian besarnya adalah mineral kalium Awaleet al.,2001yang dikutip dari Arifiantiet al.,2014. Kandungan mineral kalium dalam daun segar kumis kucing yaitu sekitar 600-700 mg100gdaun segar Anon,2001 yang dikutip dari Almataret al.,2013.

4.4 Hasil Uji Penapisan Fitokimia Tabel 4

Dokumen yang terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS (Rattus novergicus)

2 36 25

Uji Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Jati (Tectona grandis L.f.) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Darah Pada Tikus Putih Jantan

0 25 73

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (orthosiphon stamineus benth) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol

3 20 92

Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim Anti-inflamasi Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

9 41 106

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 96% ANGGUR MERAH (Vitis vinifera) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL PADA TIKUS Uji Efek Ekstrak Etanol 96% Anggur Merah (Vitis Vinifera) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus) Yang Diberi Pakan

0 2 18

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Putih Hiperlipidemia.

0 4 12

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Putih Hiperlipidemia.

0 3 15

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PEPAYA TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL, LDL DAN HDL DARAH TIKUS PUTIH JANTAN HIPERKOLESTEROLEMIA

0 0 10