UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
stabilitas. Standarisasi parameter non-spesifik yang dilakukan ialah kadar susut pengeringan dan kadar abu. Parameter susut pengeringan bertujuan untuk
memberikan batasan maksimal rentang tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Parameter kadar abu bertujuan memberikan gambaran
kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak.
Pada pengujian parameter ekstrak tersebut diperoleh hasil susut pengeringan sebesar 0,948 dan kadar abu 12,587. Perhitungan uji parameter
esktrakdapat dilihat pada lampiran 10. Menurut farmakope herbal kadar susut pengeringan dari daun Orthosiphone stamineus tidak lebih dari 12 dan hasil
yang diperoleh sebesar 0,948. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan sangat kecil. Dan untuk kadar abu total dari
ekstrak kental daunOrthosiphone stamineus tidak kurang dari 9, namun hasil yang didapatkan adalah 12,587.Seperti yang diketahui kumis kucing
mengandung senyawa mineral yang sebagian besarnya adalah mineral kalium Awaleet al.,2001yang dikutip dari Arifiantiet al.,2014. Kandungan mineral
kalium dalam daun segar kumis kucing yaitu sekitar 600-700 mg100gdaun segar Anon,2001 yang dikutip dari Almataret al.,2013.
4.4 Hasil Uji Penapisan Fitokimia Tabel 4
.Hasil Penapisan Fitokimia Esktrak Herba Kumis Kucing Golongan Senyawa
Hasil Alkaloid
- Saponin
+ Flavonoid
+ Steroid
+ Tanin
+
Penapisan fitokimia adalah pemeriksaan kandungan kimia secara kualitatif untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam suatu tumbuhan.
Pemeriksaan dilakukan pada senyawa metabolit sekunder yang memiliki khasiat bagi kesehatan seperti alkaloid, glikosida, flavonoid, terpenoid, tanin, dan saponin
Harborne,1987. Adapun tujuan dilakukan penapisan fitokimia adalah untuk
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengetahui kandungan-kandungan yang terdapat dalam bahan alam yang memberikan gambaran kemungkinan aktivitas biologisnya. Penapisan fitokimia
yang dilakukan pada ekstrak kental herba kumis kucing adalah golongan saponin, flavonoid, steroid, tanin dan alkaloid. Dari ke lima golongan yang dilakukan
penapisan fitokimia, ekstrak herba kumis kucing positif mengandung flavonoid, saponin, steroid, dan tanin dan negatif untuk uji senyawa alkaloid.
Orthosiphon stamineus yang tumbuh di Asia yang telah diketahui sejak tahun 1930 dilaporkan lebih dari 100 senyawa kimia yang terkandung dalam
tanaman tersebut yang diklasifikasikan sebagai monoterpen, diterpen, triterpen, saponin, flavonoid, asam organik dan lain sebagainya. Adapun senyawa yang
diduga memiliki potensi manurunkan kadar kolesterol adalah antara lain flavonoid. Flavonoid yang bersifat antioksidan memiliki aktivitas sebagai
antiaterosklerosis dan memiliki pengaruh besar pada sistem vaskular Nijveldt et al.,2001. Flavonoid mampu memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah, dapat
mengurangi kepekaan LDL terhadap pengaruh radikal bebas dan dapat bersifat hipolipidemik, antiinflammasi serta sebagai antioksidan I Wayan.S., dan I Made
J.,2012.Asam rosmarinat yang merupakan senyawa polifenol yang terkandung didalam Orthosiphone stamineus juga dapat mencegah oksidasi LDL. Quersetin
juga dapat menurunkan konsentrasi plasma aterogenik LDL teroksidasi pada manusia Almatar et al.,2013.Sinensetin yang merupakan senyawa marker dari
tanaman ini diduga memiliki pengaruh besar dalam memberikan aktivitas farmakologi. Sinensetin dilaporkan dapat meningkatkan adipogenesis dan lipolisis
dengan meningkatkan jumlah cAMP dijaringan adiposit Kang, S.I et al.,2015. Lipolisis jaringan adiposa merupakan proses katabolik yang berperan dalam
pemecahan trigliserida yang disimpan dalam sel lemak dan juga berperan dalam pelepasan asam lemak dan gliserol. Selain flavonoid, saponin juga menunjukkan
kemampuan menurunkan kadar kolesterol darah. Penelitian tentang efek saponin menunjukkan bahwa saponin yang tidak terhidrolisis dapat menurunkan
penyerapan kolesterol, sedangkan saponin yang terhidrolisis asam dapat meningkatkan kemampuannya untuk menurunkan penyerapan kolesterol
Malinowet al.,1977. Efek penurunan kolesterol oleh saponin tersebut berhubungan dengan kemampuan saponin untuk membentuk insoluble
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
complexesmicelles dengan sterol.Cara saponin menurunkan kolesterol darah adalah secara langsung maupun tidak langsung yakni dengan menghambat
absorpsi kolesterol dari usus halus dan menghambat reabsorpsi asam empedu Oakenfull dan Sidhu, 1990yang dikutip dari Priyo,dkk.,2015. Saponin juga
dapatberinteraksi dengan asam empedu yang dapat meningkatkan metabolisme kolesterol dalam hati yang pada akhirnya menurunkan tingkat kolesterol dalam
serum Desai et al.,2009 yang dikutip dari Priyo,dkk.,2015. Selain itu, tanin yang tergolong senyawa polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan juga mempunyai
efek yang menguntungkan pada fungsi endotel yaitu dapat menurunkan oksidasi LDL dan meningkatkan produksi nitrit oksida. Nitrit oksida adalah vasodilator
endogenous yang mempunyai antiaterosklerosis Umaruddin et al.,2012. Dalam literatur
lain tanin
mampu menurunkan
kolesterol total,low
density lipoproteinLDL, dan dapat mencegah LDL. Efek hipokolesterolemik dari tanin
disebabkan aksi antioksidan, yang menghambat inisiasi dan propagasi radikal bebas yang menyebabkan teroksidasinya kolesterol LDL Auger et al, 2002yang
dikutip dari Felipedan Maria.,2007. Efek lain dari tanin terhadap kolesterol juga terkait dengan penghambatan 3-hidroksi-3-metilglutaril KoA reduktase yang
merupakan enzim yang diperlukan untuk biosintesis kolesterol Chang, 2001yang dikutip dari Felipedan Maria.,2007. Dalam penapisan fitokimia yang dilakukan,
Orthosiphone stamineus juga mengandung steroid. Steroid merupakan senyawa organik yang larut dalam lemak yang ditemukan secara alami dalam organisme
hidup.Potensi penurun kolesterol dari makanan yang mengandung sterol telah dikenal selama lebih dari 50 tahun. Kesamaan struktur antara sterol, stanol dengan
kolesterol memungkinkan mereka untuk bersaing dengan kolesterol ketika masuk ke dalam misel, partikel yang mengangkut lipid dan kolesterol ke dalam mukosa
usus. Kompetisi ini mengurangi penyerapan kolesterol makanan dan empedu di saluran pencernaan. Ketika penyerapan kolesterol menurun maka regulator
konsentrasi reseptor LDL juga menurun sehingga kadar serum LDL juga berkurang. Steroid dapat menurunkan kadar LDL dan kolesterol total tanpa
berefek pada kadar HDL dan trigliserida Phuruengrat, A. and Phaisansuthichol, S.,2006.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.5 Hasil Uji Pengukuran Kadar Kolesterol Total