Cara Pengambilan Darah Cara Pengukuran Kadar Kolesterol Uji Statistik Terhadap Kadar Kolesterol Darah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maka cara pembuatan suspensi ekstrak : Ekstrak etanol herba kumis kucing ditimbang masing-masing sebanyak 0,5g, 1g, dan 3g, dimasukkan ke dalam lumpang yang berisi sedikit suspensi Na-CMC 1digerus homogen lalu dicukupkan dengan suspensi Na-CMC hingga 20 ml.

3.3.7.4 Dosis Simvastatin Sebagai Kontrol Positif

Dosis simvastatin yang digunakan untuk manusia adalah 5-10 mghari. Dosis yang digunakan untuk penelitian yaitu 10 mghari. Konversi dosis ke tikus berdasarkan rumus HED adalah 1,03 mgkgBB. Pemberian simvastatin melalui oral dalam bentuk suspensi dengan menambahkan NaCMC.

3.3.8 Uji Efek Antikolesterolemia

a. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih jantan galur Sparague-Dawley. Kelompok tersebut terdiri dari kelompok kontrol normal, kontrol positif, uji dosis 250 mgkg BB, 500 mgkg BB, dan 1000 mgkg BB. b. Setiap hari semua tikus diberi pakan standar 120 gram6 ekor tikus dan aquadest. c. Sebelum diberikan perlakuan, masing-masing tikus diukur kadar kolesterol total. d. Pada kelompok 1 diberikan suspensi NaCMC 1, kelompok 2 diberikan suspensi simvastatin, kelompok 3 diberikan suspensi ekstrak herba kumis kucing dosis 250 mgkgBB, kelompok 4 dengan dosis 500 mgkgBB, dan kelompok 5 diberikan dosis 1000 mgkgBB. e. Masing-masing kelompok uji diberikan perlakuan selama 20 hari.. f. Pada hari ke 21 setelah pemberian ekstrak herba kumis kucing dilakukan pengambilan darah tikus pada semua kelompok melalui vena mata, kemudian dilakukan pengukuran kadar kolesterol total pada darah tikus. Sebelumnya tikus dipuasakan selama 12 jam.

3.3.9 Cara Pengambilan Darah

Tikus dipuasakan 12 jam sebelum dilakukan pengambilan darah. Pengambilan darah dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Pengambilan darah dilakukan dengan cara tikus dianestesi terlebih dahulu menggunakan eter lalu dipegang dan dijepit bagian tengkuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jari tangan. Tikus dikondisikan senyaman mungkin, kemudian pipa kapiler digoreskan pada retro-orbital pleksus.Pipa kapiler diputar sampai melukai pleksus, lalu darah ditampung pada tube EDTA untuk tujuan pengambilan plasma darah . Darah yang diambil dari setiap mata tikus berkisar antara 1-1,5ml. Darah didiamkan selama 15 menit dan disentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.Plasma darah yang diperoleh dipipet menggunakan pipet mikro dan dimasukkan ke dalam tabung Effendorf lalu disimpan pada suhu -20 C.

3.3.10 Cara Pengukuran Kadar Kolesterol

Pengukuran kadar kolesterol total tikus dilakukan dengan metode enzimatis dengan larutan pereaksi kolesterol ELITech yang mengandung pepes buffer, fenol, sodium kolat, 4-aminoantipirin, kolesterol esterase, kolesterol oksidase dan peroksidase. Plasma darah dipipet menggunakan mikropipet sebanyak 0,01 l dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan pereaksi kolesterol ELITech sebanyak 1 ml dan dibiarkan selama 20 menit pada suhu kamar. Sebagai blanko digunakan pereaksi kolesterol ELITech sebanyak 1 ml dan aquadest 0,01 ml, dan sebagai standar digunakan 0,01ml standar kolesterol dan 1 ml reagen kolesterol ELITech. Kemudian diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-visibel pada panjang gelombang 500 nm Dachriyanus et al.,2007. Untuk mengetahui kadar kolesterol total dihitung menggunakan rumus: 200 mgdl

3.3.11 Uji Statistik Terhadap Kadar Kolesterol Darah

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, uji statistik homogenitas menggunakan Lavene dan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov test.Apabila hasil sebaran data normal, maka untuk perbedaan kadar dari masing- masing kelompok perlakuan dianalisis dengan uji statistik One Way ANOVA, kemudian dilanjutkan dengan uji LSD. Apabila sebaran data tidak normal, dilanjutkan dengan uji statistik Kruskal Wallis Santoso,2009. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi herba kumis kucing Orthosiphone stamineus Benth

Berdasarkan hasil determinasi yang dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor menunjukkan bahwa jenis simplisia yang digunakan pada penelitian ini adalah kumis kucing Orthosiphone stamineus Benth dengan suku Lamiaceae Lampiran 3. Determinasi dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis simplisia yang digunakan.

4.2 Hasil Ekstraksi Herba Kumis Kucing

Dari 1500 g serbuk herba kumis kucing yang diekstraksi diperoleh ekstrak kental sebanyak 133 g sehingga randemen yang diperoleh yaitu 8,87 lampiran 10. Randemen merupakan perbandingan ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal.Menurut Farmakope herbal randemen ekstrak dari daun kumis kucing tidak kurang dari 8,7, dan hasil randemen yang diperoleh pada penelitian ini adalah 8,87. Metode maserasi yang digunakan dalam proses ektraksi ini dipilih karena maserasi merupakan metode sederhana dan baik untuk senyawa-senyawa yang tidak tahan terhadap pemanasan. Pemilihan pelarut etanol 96 sebagai pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi ialah karena senyawa sinensetin dari golongan flavonoid yang berperan dalam memberikan aktivitas farmakologi larut dengan baik dalam pelarut ini. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Arifiantiet al pada tahun 2014 yang menyatakan bahwa rerata kadar sinensetin tertinggi dalam ekstrak daun Orthosiphon stamineus Benth diperoleh pada kelompok ekstrak dengan pelarut pengekstraksi etanol 96. Selain itu, pelarut ideal yang sering digunakan adalah alkohol atau campurannya dengan air yang merupakan pelarut pengekstraksi yang mempunyai extractive power yang terbaik untuk hampir semua senyawa yang mempunyai berat molekul rendah seperti alkohol, saponin dan flavonoid. 34

Dokumen yang terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS (Rattus novergicus)

2 36 25

Uji Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Jati (Tectona grandis L.f.) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Darah Pada Tikus Putih Jantan

0 25 73

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (orthosiphon stamineus benth) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol

3 20 92

Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim Anti-inflamasi Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

9 41 106

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 96% ANGGUR MERAH (Vitis vinifera) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL PADA TIKUS Uji Efek Ekstrak Etanol 96% Anggur Merah (Vitis Vinifera) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus) Yang Diberi Pakan

0 2 18

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Putih Hiperlipidemia.

0 4 12

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Putih Hiperlipidemia.

0 3 15

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PEPAYA TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL, LDL DAN HDL DARAH TIKUS PUTIH JANTAN HIPERKOLESTEROLEMIA

0 0 10