Jenis-jenis Pembiayaan Pembiayaan Mudharabah

kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. 18

2. Jenis-jenis Pembiayaan

Sesuai dengan akad pengembangan produk, maka bank syariah memiliki banyak jenis pembiayaan. Adapun jenis produkjasa pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek, diantaranya : a. Pembiayaan menurut tujuannya dibedakan menjadi: 1 pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha. 2 pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif. b. Pembiayaan menurut jangka waktu dibedakan menjadi: 1 pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 bulan sampai dengan 1 tahun 2 pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun 3 pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu lebih dari 5 tahun. 19 18 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005, h. 17 19 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah h. 22 Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk aktiva produktif dan aktiva tidak produktif, yaitu : 1. Jenis pembiayaan produktif pada bank syariah, dialokasikan dalam bentuk pembiayaan sebagai berikut: a. Pembiayaan dengan prisnsip bagi hasil. Untuk jenis pembiayaan dengan prinsip ini meliputi : 1 Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan mudharabah berarti akad antara dua pihak untuk bekerja sama dalam usaha perdagangan antara dua pihak untuk bekerja sama dalam usaha perdagangan dimana salah satu pihak memberikan dana kepada pihak lain sebagai modal usaha dan keuntungan dari usaha itu akan dibagi di antara mereka berdua sesuai perjanjian yang mereka sepakati. 20 Aplikasi : Pembiayaan modal kerja, pembiayaan proyek, pembiayaan ekspor. 2 Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan musyarakah adalah perjanjian di antara para pemilik danamodal untuk mencampurkan danamodal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan di antara pemilik danamodal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. 21 20 Helmi, karim, Fiqh Muamalah, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1997, Ed 1, Cet ke 2, h. 11 21 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah , h. 23 Aplikasi : pembiayaan modal kerja dan pembiayaan ekspor. b. Pembiayaan dengan prinsip jual beli piutang. Untuk jenis pembiayaan dengan prinsip ini meliputi : 1 Pembiayaan Murabahah Pembiayaan murabahah adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah dimana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan di tambah dengan marginkeuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah. Aplikasi : Pembiayaan investasibarang modal, pembiayaan konsumtif, pembiayaan modal kerja dan pembiayaan ekspor. 22 2 Pembiayaan Salam Al-salam atau salaf adalah “jual beli barang secara tangguh dengan harga yang dibayarkan dimuka”, atau dengan bahasa lain :jual beli dimana harga di bayarkan dimuka sedangkan barang dengan kriteria tertentu akan diserahkan pada waktu tertentu”. 23 Aplikasi : pembiayaan sektor pertanian dan produk manufakturing. 22 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah , h. 23 23 Ghufron, A. Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002, Ed 1, Cet ke1, h. 143 3 Pembiayaan Istishna Pembiayaan istishna adalah perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual pada saat akad dan uangnya diserahkan kemudian setelah barang pesanan selesai dikerjakan. Aplikasi : pembiayaan konstruksiproyekproduk manufakturing. c. Pembiayaan dengan prinsip sewa. Untuk jenis pembiayaan ini diklasifikasikan menjadi pembiayaan: 1 Pembiayaan Ijarah Pembiayaan ijarah secara etimologi berarti upah, sewa, jasa dan imbalan. Sedangkan secara terminologi, menurut ulama hanafiyah, beliau mendefinisikan ijarah dengan pemilikan manfaat dengan suatu imbalan terhadap sesuatu yang dibolehkan dalam waktu tertentu. 24 Aplikasi : Pembiayaan sewa menyewa rumah, toko, kendaraan dan lain- lain. 2 Pembiayaan Ijarah Muntahiya BiltamlikWa Iqtina Pembiayaan ijarah muntahiya biltamlikwa iqtina yaitu perjanjian sewa menyewa suatu barang yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan barang dari pihak yang memberikan sewa kepada pihak penyewa. Aplikasi : Leasing 24 Azharuddin, Lathif, Fiqh Muamalat, Jakarta : UIN Press, 2005, Cet ke1, h. 120 d. Surat Berharga Syari’ah Surat Berharga Syari’ah adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan di pasar uang danatau pasar modal antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikat dana syari’ah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syari’ah. e. Penempatan Penempatan adalah penanaman dana syariah pada bank syariah lainnya danatau Bank Perkreditan Syariah antara lain dalam bentuk giro, danatau tabungan wadi’ah, deposito berjangka danatau tabungan mudharabah, pembiayaan yang diberikan, Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank SIMA danatau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah. 25 f. Penyertaan Modal Penyertaan modal adalah penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah, termasuk penanaman dana dalam bentuk surat utang konversi convertible bonds dengan opsi saham equity options atau jenis transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah. 25 Muhammad, Pembiayaan Dana Bank Syari’ah, h. 24 g. Penyertaan Modal Sementara Penyertaan Modal Sementara adalah penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan untuk mengatasi kegagalan pembiayaan danatau piutang dept to equity swap sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, termasuk dalam surat utang convertible bonds dengan opsi saham equity options atau jenis transaksi tertentu yang berakibat Bank Syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah. 26 h. Transaksi Rekening Administratif Transaksi rekening administratif adalah komitmen dan kontijensi off balance sheet berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank syariah, bank garansi, akseptasiendosemen, Irrevocable Letter of Credit LC, yang masih berjalan, akseptasi wesel impor atas LC berjangka, standby LC, dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah. i. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI SWBI adalah instrument pengendalian moneter yang diterbitkan oleh Bank Indonesia BI sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kelebihan likuiditas Bank Syariah berdasarkan prinsip syariah. 27 2. Jenis aktiva tidak produktif yang berkaitan dengan aktivitas pembiayaan adalah berbentuk pinjaman, yang disebut dengan: 26 Muhammad, Pembiayaan Dana Bank Syari’ah, h. 24 27 Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI, Jakarta : DSN-MUI,2006, Ed. Revisi,Cet ke3, h. 232 Pinjaman Qardh Pengertian qardh menurut ulama Hanafiyah adalah ”sesuatu yang diberikan seseorang dari harta mitsil yang memiliki perumpamaan untuk memenuhi kebutuhannya”, sementara, definisi qardh menurut ulama Malikiyah adalah ”suatu penyerahan harta kepada orang lain yang tidak disertai iwadh imbalan atau tambahan dalam pengembaliannya”. 28 Pengembalian dana qiradh ini dapat dilakukan secara tunai atau langsung ataupun secara cicilan tergantung dari pendapatn yang dimiliki oleh nasabah dan atas kesepakatantoleransi dari pihak peminjam bank. Diatas telah dijelaskan berbagai akad yang terdapat dalam Perbankan Syari’ah, sebagai upaya untuk memberi jalansolusi bagi masyarakat untuk bertransaksi secara syari’ah tanpa khawatir adanya sesuatu yang bathil dan mengandung riba di dalamnya. Dimana setiap produk-produk yang dikeluarkan oleh perbankan syari’ah harus berdasarkan syari’at Islam, yang jauh berbeda dari produk- produk bank konvensional yang lebih mengutamakan pendapatannya dari hasil bunga riba. Produk-produk perbankan tersebutlah yang membedakan sistem operasional antara bank syariah dan bank konvensional, karena di dalam transaksi perbankan syariah lebih menekankan pada ke-transparan-an informasi antara bank, nasabah dan Dana Pihak Ketiga DPK, baik yang berkaitan dengan produk yang berbasis jual beli seperti pembiayaan murabahah, salam dan istihna’ ataupun produk-produk lain yang 28 Ah Azharuddin, Lathif, Fiqh Muamalat, Jakarta : UIN Press, 2005, Cet ke1, h. 150 menjalankan prinsip bagi hasil, sewa menyewa dan lain sebagainya. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi apa yang disebut dengan La tadzlimuuna walaa tudzlamuun. Tidak menzhalimi dan saling menzhalimi antara nasabah dan bank.

3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan