Statistik Deskriptif Laporan Keuangan PT. BMI, Tbk

dengan kenaikan pada tahun 2008 yang hanya sebesar 19,18. Hal ini disebabkan karena Bank Muamalat senantiasa beperan aktif dalam menghimpun dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dan berkat upaya serta dedikasi yang kuat setiap kru muamalat ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni dan dengan dikeuarkannya terobosan produk terbaru berupa kartu Share-E dan Bank Muamalat juga mengembangkan strategi WAR, yaitu singkatan dari Wholesale, Alliance dan Remote, yang memungkinkan Bank Muamalat menjangkau pelosok-pelosok Indonesia yang sebelumnya tidak terlayani oleh Perbankan Syariah dan kegiatan tersebut dapat menambah total aktiva. 2 Perkembangan Total Pembiayaan Gambar 3.2 total pembiayaan 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1 2 3 tahun milia r r u p ia h Series1 Series2 Sumber : Annual Report tahun 2008 Bank Muamalat Indonesia, Tbk Keterangan : dari gambar diatas dapat disimpulkan, bahwa total pembiayaan yang telah disalurkan oleh Bank Muamalat kepada nasabahnya dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp. 1.98996 miliar atau sebesar 30,02 dibandingkan dengan kenaikan yang terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 22,04 saja, peningkatan tersebut didorong oleh kondisi makro ekonomi yang relatif stabil, sehingga peluang lebih banyak bagi kegiatan usaha untuk masyarakat. 3 Perkembangan Total DPK Gambar 3.3 total DPK 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1 2 3 Tahun m il iar r u p iah Miliar Rupiah Total DPK Sumber : Annual Report tahun 2008 Bank Muamalat Indonesia, Tbk Keterangan : dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa pertumbuhan total Dana Pihak Ketiga DPK setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlahnya, terlihat kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp.1.8539 miliar atau sebesar 27,11 dibandingkan dengan peningkatan pada tahun 2008 hanya sebesar 15,91. Kenaikan total DPK tersebut disebabkan karena Bank Muamalat telah melakukan perluasan jaringan kantor pelayanan dan mengeluarkan produk yang dapat membantu nasabahnya untuk mendapatkan pelayanan yang memuaskan berupa produk kartu Share-E, dimana kartu kredit tersebut dapat membantu nasabahnya untuk terhindar dari unsur riba dan Bank Muamalat juga telah menjalankan strategi WAR yang semuanya bertujuan untuk menambah perluasan jaringan pelayanan, terbukti pada tahun 2008 jumlah jaringan Bank Muamalat berjumlah 224 unit dibandingkan dengan tahun 2007 sebanyak 213 unit. Perkembangan Bank Muamalat tersebar hingga ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia sehingga berdampak pada pertumbuhan jumlah nasabah penabung yang luar biasa dan menambah jutaan rekening tabungan baru, sebanyak 1.980.070 pada tahun 2008. Kenyataan tersebut mencerminkan bahwa perbankan syariah semakin diminati dan diterima oleh masyarakat. 4 Perkembangan Laba Rugi Gambar 3.4 total laba rugi bersih 5000 10000 15000 20000 25000 1 2 3 tahun milia r r u p ia h Series1 Series2 Sumber : Annual Report tahun 2008 Bank Muamalat Indonesia, Tbk Keterangan : berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa total laba rugi bersih Bank Muamalat setiap tahunnya mengalami kenaikan, kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu sebesar Rp. 207.21 miliar atau 42,6 dibandingkan kenaikan yang terjadi pada tahun 2007 hanya sebesar Rp. 145,33 miliar atau sebesar 3,41. Kenaikan tersebut terjadi karena Bank Muamalat terus dan terus meningkatkan jaringan pelayanannya hingga ke pelosok daerah di Indonesia. Secara umum, perbankan syariah nasional tumbuh cukup baik di tahun 2008, sehingga dapat meningkatkan market share-nya dari 1,84 di tahun 2007 menjadi 2,14 di tahun 2008. Rasio Keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk Tabel 4 Perkembangan Rasio Dalam Persentase Keterangan 2006 2007 2008 FDR 83.60 99.16 104.41 CAR 14.23 10.69 10.83 BOPO 84.69 82.75 78.94 ROA 2.10 2.27 2.60 Sumber Annual Report Tahun 2008 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan FDR, yang perkembangannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 4.1 Perkembangan FDR FDR 2000 4000 6000 8000 10000 12000 1 2 3 Tahun d al am p er sen tase Series1 Sumber Annual Report Tahun 2008 Keterangan : dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa setiap tahun FDR mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2007, yaitu sebesar 15,56 hal tersebut disebabkan karena terjadi kenaikan total Dana Pihak Ketiga DPK yang tidak diimbangi oleh total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Muamalat Indonesia kepada para nasabahnya. Dan pada tahun 2008 FDR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 5,25, akan tetapi peningkatan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2007. Hal tersebut disebabkan karena terjadi peningkatan total penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Muamalat yang tidak diimbangi dengan total jumlah dana DPK yang terkumpul di Bank. Walaupun demikian, maka dapat dikatakan bahwa kondisi keuangan Bank Muamalat baik, karena semakin tinggi nilai FDR, maka kondisi keuangan suatu bank akan semakin baik pula. Jika dilihat dari perkembangan FDR Bank Muamalat dari tahun 2006-2008 dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan Bank Muamalat baik sekali. 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Dalam hal ini penulis menggunakan CAR atau rasio kecukupan modal untuk mengukurnya. Gambar 4.2 Perkembangan CAR CAR 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1 2 3 tahun da la m pe rs e nt a s e Series1 Sumber Annual Report Tahun 2008 Keterangan : dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa telah tejadi penurunan nilai CAR atau rasio kecukupan modal. Pada tahun 2007 nilai CAR sebesar 10,69, dimana rasio tersebut mengalami penurunan sebesar 3,54 dari tahun 2006. Hal tersebut disebabkan karena bank belum mampu untuk memenuhi kewajiban menutupi hutangnya, baik hutang jangka pendek ataupun hutang jangka panjang dari modal yang dimilikinya. Sedangkan pada tahun 2008 CAR mengalami peningkatan sebesar 10,83 atau sebesar 0,14 dibandingkan dengan tahgun 2007, keadaan demikian disebabkan terjadi karena bank sudah mampu untuk memenuhi kewajibannya yang harus dibayar dari modal yang dimilikinya. 3 Rasio Rentabilitas Profitabilitas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba. Dalam hal ini oenulis menggunakan rasio BOPO dan ROA yang perkembangannya terlihat pada gambar dibawah ini : Gambar 4.3 Perkembangan BOPO BOPO 7600 7800 8000 8200 8400 8600 1 2 3 tahun da la m pe rs e nt a s e Sumber Annual Report tahun 2008 Keterangan : dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa terjadi penurunan nilai BOPO setiap tahunnya, pada tahun 2007 dan 2008 terjadi penurunan sebesar 1,94 dan 3,81, dan penurunan nilai besar terjadi pada tahun 2008. Hal tersebut disebabkan karena kinerja bank yang semakin solid, antara lain melalui keberhasilan perluasan jangkauan layanan ke seluruh provinsi di Indonesia dan juga berkat penetrasi share-E serta keberhasilan strategi WAR yang semakin menjangkau ke seluruh pelosok di Indonesia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin rendah nilai BOPO, maka dapat dikatakan semakin baik kondisi keuangan suatu bank. Gambar 4.4 Perkembangan ROA ROA 50 100 150 200 250 300 1 2 3 tahun da la m pe rs e nt a s e Series1 Sumber Annual Report BMI tahun 2008 Keterangan : dari gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2007 nilai ROA sebesar 2,27 mengalami peningkatan sebesar 0, 17 dibandingkan dengan tahun 2006, hal tersebut disebabkan karena terjadi peningkatan laba yang diimbangi dengan peningkatan total asset Bank Muamalat. Dan pada tahun 2008 perkembangan ROA mengalami kenaikan sebesar 0,33, kenaikan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007. kenaikan nilai ROA yang terjadi antara tahun 2007 dan 2008 disebabkan dengan keadaan yang tidak jauh berbeda, yaitu bank mengalami peningkatan total asset, total jumlah penyaluran pembiayaan, total DPK yang menyebabkan peningkatan laba. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai ROA, maka semakin baik kemampuan bank dalam memperoleh laba.

BAB IV ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN

MUDHARABAH BERMASALAH

A. Prosedur Pemberian Pembiayaan

Mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk Gambar 5 Perkembangan pemberian pembiayaan mudharabah perkem bangan pem biayaan m udharabah 500000000 1000000000 1500000000 2000000000 2500000000 1 2 3 tahun da la m mi li a r ru p ia h Sumber : Bank Muamalat Indonesia, Tbk Keterangan : dari gambar diatas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan perkembangan pemberian pembiayaan mudharabah pada Bank Muamalat, pada tahun 2007 terjadi penurunan sebesar Rp 34 miliar atau 14 dibandingkan dengan tahun 2006. Kondisi yang tidak berbeda juga terjadi pada tahun 2008, terjadi penurunan pemberian pembiayaan mudharabah sebesar Rp 41,67 miliar. Hal tersebut 84 disebabkan karena krisis financial yang melanda hampir seluruh dunia, hal tersebut dipicu oleh krisis sub-prime mortgage. Dampak serius yang ditimbulkan antara lain dengan bertumbangannya lembaga-lembaga keuangan besar di dunia, sebagian yang lain terpaksa menerima bantuan permodalan dari pemerintahnya masing-masing. Krisis finasial global ini juga dirasakan oleh Indonesia, baik di pasar saham, pasar modal dan tak terkecuali perbankan nasional. Oleh karena itu, dilihat dari keadaan ekonomi yang terjadi di dunia, maka Bank Muamalat mengambil keputusan untuk mengurangi penyaluran, khususnya pembiayaan mudharabah kepada nasabah-nasabahnya. Selain karena kondisi krisis finansial global pengurangan pembiayaan juga dilakukan karena untuk menerapkan prisip kehati-hatian prudent karena dana yang terkumpul di Bank Muamalat yang paling dominan berasal dari Dana Pihak Ketiga DPK, oleh karena itu, Bank Muamalat harus menjaga amanah yang telah dititipkan oleh nasabahnya untuk menyalurkan dana-dana mereka kepada sesuatu yang dapat menghasilkan keuntunganbagi hasil yang memuaskan dengan prinsip syariah. Menurut catatan Bank Indonesia, laba perbankan nasional secara agregat di tahun 2008 turun 13 sementara laba yang diraih perbankan syariah juga turun 20. Untuk memperoleh dana pemberian pembiayaan mudharabah pada Bank Muamalat, maka seorang nasabah harus mengikuti prosedur atau ketentuan yang berlaku di Bank Muamalat, yaitu seorang nasabah harus melewati beberapa tahap, diantaranya: