Risiko Pembiayaan Mudharabah Aplikasi Mudharabah dalam Perbankan

Beberapa manfaat al-mudharabah diantaranya: a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatanhasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalamai negative spread. c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flowarus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati prudent mencari usaha yang benar- benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. e. Prinsip bagi hasil dalam al-mudharabahal-musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan nasabah satu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi. 42

7. Risiko Pembiayaan Mudharabah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembiayaan mudharabah merupakan sistem kerja sama usaha antara dua pihaklebih dimana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh 100 dana kegiatan usaha sesuai dengan 42 Aries, Mufti dan Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa, Jakarta : MES, 2006, h. 65-66 kebutuhan pembiayaan kepada pengelola dana mudharib untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Berdasarkan kenyataan tersebut al-mudharabah merupakan salah satu investasipembiayaan yang memiliki risiko cukup tinggi, diantaranya : side streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak, lalai dan kesalahan yang disengaja, penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur. 43 Sementara itu, pendapat yang tidak berbeda mengenai risiko yang ditimbulkan dari pembiayaan mudharabah dikemukakan oleh Veithzal Rivai, yaitu: a. Dana yang diperoleh nasabah disalah gunakan untuk keperluantujuan lain menyimpang dari kesepakatan semula b. Nasabah melakukan kesalahan yang disengaja, atau kelalaian yang tidak disengaja c. Nasabah tidak jujur menyampaikan perkembangan bisnisusaha. 44

8. Aplikasi Mudharabah dalam Perbankan

Al-mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, al-mudharabah diterapkan pada : 1. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan qurban, dan sebagainya. 43 Aries, Mufti dan Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa, h. 66 44 Veithzal, Rivai dan Andria Permata Veithzal, Credit Management Handbook : Teori, Konsep, Prosedur dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir dan Nasabah, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006, h.430 2. Deposito biasa. 3. Deposito special special invesment, dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijarah saja. Sedangkan pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk : 1. Pembiayaan modal kerja, seperti modal perdagangan dan jasa 2. Investasi khusus : disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh shahibul maal. 45 Dalam praktiknya di lembaga keuangan, pembiayaan berbasis bagi hasil, mudharabah biasanya diterapkan pada pembiayaan untuk modal kerja calonnasabah, sebagai tambahan atau modal utama untuk menjalankan suatu bisnis Prosesalur pembiayaan mudharabah dalam perbankan syari’ah dapat digambarkan seperti pada skema di bawah ini. Gambar 1 Skema aplikasi perbankan al-Mudharabah Perjanjian Bagi Hasil Keahlian Modal 100 keterampilan 45 M. Syafi’I Antonio, Bank Syar ngenalan Umum, Bogor : Tazkia Institute, 2001, Ed.Khusus, h. 138 iah Suatu Pe Nasabah Mudharib Bank Shahibul maal Proyekusaha Pembagian Keuntungan Nisbah X Nisbah Y Pengambilan modal pokok Modal Keterangan: • Bank bertindak sebagai shahibul maal penyedia danadan nasabah sebagai mudharib • Bagi hasil keuntungan dan kerugian dihitung berdasarkan nisbah yang disepakati nasabah = X dan bank = Y. 46 Dari skema pembiayaan al-mudharabah di atas dapat dijelaskan, bahwa terjadi kontrak perjanjian pembiayaan dengan kesepakatan sistem bagi hasil keuntungan dan kerugian profit and loss sharing antara bank yang bertindak sebagai shahibul maal dan nasabah sebagai mudharib, dimana bank menyediakan dana 100 seluruhnya atas kerja sama tersebut dan nasabah menyediakan keahlianketerampilan yang ia kuasai sesuai dengan kontrak tersebut, dan pada saat akad perjanjian tersebut terdapat kesepakatan pembagian keuntungan dan kerugian yang dihitung berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebesar X : Y nasabah : bank, pada saat pembagian keuntungan tersebut nasabah juga mengembalikan modal pokok pembiayaan kepada bank.

C. Pembiayaan Bermasalah 1.

Pengertian Pembiayaan Bermasalah 46 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah; Strategi Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Risiko Pembiayaan di Bank Syariah sebagai Akibat