Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Ulupui 2007 dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Kurs USD terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta” menyatakan
bahwa Kurs USD berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG tetapi dalam jangka pendek. Pengaruh yang dihasilkan oleh Kurs USD terhadap IHSG adalah
negatif, yang berarti jika kurs USD naik maka indeks harga saham gabungan akan turun. Adapun Kurs USD berpengaruh terhadap IHSG sebesar 6, sedangkan
94 dipengaruhi oleh kurs mata uang lain, inflasi, kurs BI maupun variabel makro lainnya.
Setyawan 2007 dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Net Buying Selling Investor Asing dan Perubahan Kurs Terhadap Pergerakan Indeks Pasar”
menunjukkan bahwa net buying selling dan perubahan kurs terbukti sebagai driver penggerak IHSG selama tahun 2006. Jadi, apabila net buying selling
bernilai positif maka IHSG akan naik; dan hal ini berlaku bila nilai perubahan kurs negatif maka kondisi IHSG akan apresiasi.
Agung 2005 dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Kepemilikan Saham Oleh Investor Asing dan SBI Terhadap
Pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel nilai tukar dan SBI kurang signifikan mempengaruhi pergerakan IHSG,
sedangkan presentase kepemilikan saham oleh investor asing justru mempunyai peran yang sangat besar dalam mempengaruhi pergerakan IHSG.
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Utami dan Rahayu 2003 dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar
Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi” menyatakan bahwa perubahan profitabilitas, suku bunga, inflasi, dan nilai tukar mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap perubahan harga saham badan usaha selama periode krisis ekonomi. Secara parsial hanya suku bunga dan nilai tukar mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap harga saham selama periode krisis ekonomi tersebut. Ganda 2007 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Inflasi, Nilai
Tukar Rupiah, dan Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Per Sektor Periode Januari 2002 sd Desember 2006” menyatakan bahwa sektor pertanian
elastis terhadap perubahan suku bunga SBI 3 bulan sedangkan sektor pertambangan bersifat elastis terhadap perubahan inflasi dan nilai tukar Rupiah
yang diteliti. Sedangkan sektor industri dasar dan kimia dan juga industri barang konsumsi hanya bersifat elastis terhadap perubahan nilai tukar Rupiah. Sektor
aneka industri bersifat elastis terhadap nilai tukar Rupiah dan suku bunga SBI 3 bulan. Hasil estimasi regresi menunjukkan bahwa IHSG bisa diprediksi oleh
semua variabel ekonomi makro. Akan tetapi, LQ45 tidak bisa diprediksi oleh suku bunga SBI.
B. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG