Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
a. Metode analisis deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara
objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
b. Metode analisis statistik
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari nilai tukar, inflasi dan suku bunga SBI terhadap pergerakan IHSG.
Model yang digunakan adalah sebagai berikut : Y =
a
+
b
1
X
1
+
b
2
X
2
+
b
3
X
3
+
e
Dimana : Y
= IHSG
a =
konstanta
X
1
= Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS
X
2
= Tingkat Inflasi
X
3
= Suku Bunga SBI
b
1,2,3
= Koefisien regresi variabel X
1,2,3
e =
Kesalahan Penganggu standard error 2. Uji Asumsi Klasik
Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak Umar,
2008:181. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak
dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data meyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji kenormalan data juga dapat dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov terhadap nilai standar
residual hasil persamaan regresi. Apabila probabilitas hasil Uji Kolmogorov- Smirnov lebih besar dari 5, maka data berdistribusi normal, dan demikian
sebaliknya. b.
Uji Multikolonieritas Uji multikolinieritas untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antarvariabel independen Umar, 2008:177. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolineritas dapat dilihat dari besarnya
nilai Variance Inflation Factor VIF dengan ketentuan : Bila VIF
5 maka terdapat masalah multikolinearitas yang serius. Bila VIF
5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius. c.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
lain tetap, disebut homoskedastisitas, sementara itu, untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas Umar, 2008:179. Analisis ini dilakuka n
dengan menggunakan grafik Scatterplot, dimana apabila data yang berbentuk titik-titik membentuk pola maka tidak terjadi heterokedastisitas, sementara
apabila data menyebar maka terjadi masalah heterokedastisitas. Selain analisis grafik Scatterplot, terdapat cara lain untuk mengetahui ada tidaknya
heterokedastisitas, yaitu dengan menggunakan Park Test. d.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antardata yang ada pada variabel-variabel penelitian Umar, 2008:182.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi jika observasi yang berturut-turut sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan
yang lainnya. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi, dapat dilakukan dengan menggunakan Runs Test. Kaidah
keputusan dari metode ini adalah menerima hipotesis nol, yaitu tidak terjadi autokorelasi jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed diatas 0.05 tingkat signifikan,
α = 5. Cara lain untuk mendeteksi adanya autokorelasi juga dapat dilakukan dengan
melakukan Uji Breusch-Godfrey BG. Menurut metode ini suatu data tidak terkena autokorelasi jika koefisien parameter Auto Lag pada tabel
menunjukkan probabilitas signifikan diatas 0.05 tingkat signifikan, α = 5.
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE Best Linier Unbiased Estimation. Dalam menganalisi data, penulis
menggunakan program Software SPSS Statistic Package for the Social Science 14.00 for windows.
3. Pengujian Hipotesis Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan
digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut: a
Uji Signifikan Simultan Uji – F Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah model regresi ini dapat dipakai
untuk mengestimasi. Uji ini memperlihatkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
H :
i
= 0, artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari nilai tukar, inflasi, dan suku bunga SBI terhadap pergerakan IHSG di
Bursa Efek Indonesia. H
a
:
i
≠ 0, artinya secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dari nilai tukar, inflasi, dan suku bunga SBI terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek
Indonesia. Kriteria pengambilan keputusan:
H
o
diterima jika F
hitung
≤
F
tabel
pada α = 5 dengan tingkat keyakinan 95.
H
1
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 dengan tingkat keyakinan 95.
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
b Uji Signifikan Parsial Uji – t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel independen secara parsial terhadap variasi variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah: H
:
i
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari nilai tukar, inflasi atau suku bunga SBI terhadap pergerakan IHSG di Bursa
Efek Indonesia. H
a
:
1
≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari nilai tukar, inflasi atau suku bunga SBI terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek
Indonesia. Pada penelitian ini nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan t
tabel
pada tingkat signifikan
α = 5. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah : H
1
ditolak H diterima jika : - t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
H
1
diterima H ditolak jika : - t
tabel
- t
hitung
atau t
hitung
t
tabel
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Ulupui 2007 dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Kurs USD terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta” menyatakan
bahwa Kurs USD berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG tetapi dalam jangka pendek. Pengaruh yang dihasilkan oleh Kurs USD terhadap IHSG adalah
negatif, yang berarti jika kurs USD naik maka indeks harga saham gabungan akan turun. Adapun Kurs USD berpengaruh terhadap IHSG sebesar 6, sedangkan
94 dipengaruhi oleh kurs mata uang lain, inflasi, kurs BI maupun variabel makro lainnya.
Setyawan 2007 dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Net Buying Selling Investor Asing dan Perubahan Kurs Terhadap Pergerakan Indeks Pasar”
menunjukkan bahwa net buying selling dan perubahan kurs terbukti sebagai driver penggerak IHSG selama tahun 2006. Jadi, apabila net buying selling
bernilai positif maka IHSG akan naik; dan hal ini berlaku bila nilai perubahan kurs negatif maka kondisi IHSG akan apresiasi.
Agung 2005 dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Kepemilikan Saham Oleh Investor Asing dan SBI Terhadap
Pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel nilai tukar dan SBI kurang signifikan mempengaruhi pergerakan IHSG,
sedangkan presentase kepemilikan saham oleh investor asing justru mempunyai peran yang sangat besar dalam mempengaruhi pergerakan IHSG.