Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Utami dan Rahayu 2003 dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar
Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi” menyatakan bahwa perubahan profitabilitas, suku bunga, inflasi, dan nilai tukar mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap perubahan harga saham badan usaha selama periode krisis ekonomi. Secara parsial hanya suku bunga dan nilai tukar mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap harga saham selama periode krisis ekonomi tersebut. Ganda 2007 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Inflasi, Nilai
Tukar Rupiah, dan Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Per Sektor Periode Januari 2002 sd Desember 2006” menyatakan bahwa sektor pertanian
elastis terhadap perubahan suku bunga SBI 3 bulan sedangkan sektor pertambangan bersifat elastis terhadap perubahan inflasi dan nilai tukar Rupiah
yang diteliti. Sedangkan sektor industri dasar dan kimia dan juga industri barang konsumsi hanya bersifat elastis terhadap perubahan nilai tukar Rupiah. Sektor
aneka industri bersifat elastis terhadap nilai tukar Rupiah dan suku bunga SBI 3 bulan. Hasil estimasi regresi menunjukkan bahwa IHSG bisa diprediksi oleh
semua variabel ekonomi makro. Akan tetapi, LQ45 tidak bisa diprediksi oleh suku bunga SBI.
B. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif atau lesu Fakhruddin, 2006:167.
Indeks saham merupakan harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks. Indeks saham digunakan untuk tujuan analisis dan menghindari dampak negatif
dari penggunaan harga saham dalam Rupiah. Dengan menggunakan indeks saham dapat dihindari kesalahan analisis walaupun tanpa koreksi. Setiap bursa efek akan
menetapkan angka basis indeks yang berbeda, yaitu basis 100, 500, atau 1.000 Samsul, 2006: 179.
IHS sering dikatakan merupakan cermin dari fenomena ekonomi, sosial, politik,dan keamanan suatu negara. Logika berpikirnya adalah sebagaimana
diketahui bahwa, saham sebagai bukti kepemilikan perusahaan merupakan surat berharga atau efek yang diterbitkan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa go
public. Fluktuasi harga saham ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Apabila laba yang diperoleh perusahaan relatif tinggi, maka
kemungkinan besar dividen yang dibayarkan juga relatif tinggi. Apabila dividen yang dibayarkan relatif tinggi, akan berpengaruh positif terhadap harga saham di
bursa, dan investor akan tertarik untuk membelinya. Akibatnya permintaan akan saham tersebut menjadi meningkat, sehingga
harganya juga akan meningkat. Peningkatan harga saham ini akan menimbulkan capital gain bagi para pemegangnya. Sementara itu, kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba tersebut tidak saja ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya yang ada, tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor lain di luar perusahaan, seperti kondisi sosial masyarakat, politik, dan
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
keamanan. Semuanya itu akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, yang pada gilirannya akan berpengaruh juga terhadap
fluktuasi harga saham. Disinilah fenomena ekonomi, sosial, politik, dan keamanan berperan dalam penentuan kesehatan ekonomi suatu negara.
Di pasar modal, sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi Fakhruddin 2006: 167, yaitu:
1. Sebagai indikator trend pasar.
2. Sebagai indikator tingkat keuntungan.
3. Sebagai tolak ukur benchmark kinerja suatu portofolio.
4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.
5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.
Adapun jenis indeks dapat dikelompokkan menjadi 3 Samsul, 2006: 179- 186, yaitu:
1. Indeks harga saham individu.
2. Indeks harga saham parsial.
3. Indeks harga saham gabungan.
Indeks Harga Saham Gabungan – IHSG composite stock price index, artinya indeks tersebut mencerminkan pergerakan seluruh saham yang terdapat di
BEI Fakhruddin 2006: 168-170. Pergerakan IHSG secara signifikan dipengaruhi oleh pergerakan perubahan harga-harga saham dengan kapitalisasi besar, hal itu
dikarenakan IHSG menggunakan semua saham yang tercatat di IHSG sebagai komponen penghitungan indeksnya. Sehingga perubahan pergerakan harga-harga
saham dengan kapitalisasi kecil nyaris tidak berdampak pada pergerakan IHSG.
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Ada beberapa macam pendekatan atau metode perhitungan yang digunakan untuk menghitung indeks, yaitu:
1. Menghitung rata-rata arithmatic mean harga saham yang masuk dalam
anggota indeks, 2.
Menghitung geometric mean dari indeks individual saham yang masuk anggota indeks,
3. Menghitung rata-rata tertimbang nilai pasar.
Umumnya semua indeks harga saham gabungan composite menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa Efek Indonesia. Indeks harga
saham gabungan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IHSG
t
=
ND NP
t
x 100 Keterangan:
IHSG
t
= indeks harga saham gabungan pada hari ke-t
NP
t
= nilai pasar pada hari ke-t, diperoleh dari jumlah lembar saham yang
tercatat di bursa dikalikan dengan harga pasar per lembar. ND
= nilai dasar yang di beri BEI.
Nilai Pasar
Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham hari ini dikali harga pasar hari ini atau disebut sebagai kapitalisasi pasar.
Nilai Dasar
Nilai Dasar adalah nilai yang dihitung berdasarkan harga perdana dari masing-masing saham atau berdasarkan harga yang telah dikoreksi jika
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
perusahaan telah melakukan kegiatan yang menyebabkan jumlah saham yang tercatat di bursa berubah. Penyesuaian dilakukan agar indeks benar-benar
mencerminkan harga saham.
C. Nilai Tukar Mata Uang