Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG merupakan indikator perekonomian Indonesia yang dicerminkan melalui Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui
bagaimana kegiatan ekonomi bergerak, naik dan turun, banyak orang akan melihatnya dari sisi indeks yang dicapai pada saat itu. Salah satunya adalah Indeks
Harga Saham Gabungan. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan
ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yang
lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakatnya. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan
semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana yang dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat-
surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal. Berlangsungnya fungsi pasar modal adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka
panjang dengan kriteria pasar yang secara efisien menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan Lloyd dalam Agung, 2005.
Tandelilin 2001 menyatakan bahwa perkembangan pasar modal Indonesia dapat dilihat dari gerakan IHSG yang tampaknya sulit dilepaskan begitu saja dari
pengaruh berbagai perubahan kondisi ekonomi makro, sosial, politik maupun keamanan. Pergerakan IHSG cenderung mengikuti pergerakan nilai tukar Rupiah
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
terhadap Dollar Amerika, tingkat inflasi, suku bunga deposite rate, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI dan jumlah uang beredar money suply.
Keberadaan pasar modal yang selain dapat menyebabkan cepatnya arus keluar-masuk modal ke Indonesia, juga terdapat aktifitas bisnis di Indonesia yang
banyak didominasi Dollar Amerika Serikat. Kegagalan bank sentral dalam melakukan stabilisasi ketika Rupiah mengalami goncangan, dapat menimbulkan
instabilitas antara lain berupa meroketnya harga komoditas yang terkait dengan Dollar. Ketergantungan terhadap Dollar terbukti menjadi bumerang ketika
Rupiah menjadi sangat fluktuatif yang membuat Indonesia terimbas contagion effect yang berawal dari kejatuhan Baht. Dengan demikian, diharapkan
pemerintah dan lembaga terkait diharapkan mampu mempertahankan kondisi makro pada kondisi yang stabil.
Keberhasilan bank sentral mengendalikan inflasi dan mempertahankan kurs Rupiah ke level kondusif terlihat sepanjang tahun 2006 hingga 2007.
Berbagai kebijakan ekonomi telah mampu menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap USD. Namun, akhir 2007, Rupiah terus mengalami depresiasi yang
terhenti sejenak dan membaik Pebruari 2008 hingga Maret 2008, dan terus meningkat tajam hingga Nopember 2008, Rupiah mencapai Rp 11.700 per USD.
Perubahan nilai tukar, inflasi dan SBI pada akhir 2007 hingga 2008 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 1.1 Pergerakan IHSG, Nilai Tukar, Inflasi dan Suku Bunga SBI
Oktober 2007- Desember 2008
Sumber: www.idx.co.id
dan www.bi.go.id 21110, diolah
Pergerakan IHSG, nilai tukar, inflasi dan suku bunga SBI secara grafik dapat dilihat pada Gambar 1.1 dibawah ini.
Gambar 1.1. Pergerakan IHSG, Nilai Tukar, Inflasi dan Suku Bunga SBI Sumber:
www.idx.co.id dan www.bi.go.id 250209, diolah
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa IHSG, nilai tukar, inflasi dan suku bunga SBI begitu fluktuatif di akhir 2007 – 2008. Pada gambar terlihat, sejak ahir 2008
Bulan Tahun
Rupiah per Dollar AS
Tingkat Inflasi
Tingkat Suku Bunga SBI
IHSG
Oktober 2007 Rp. 9107,05
6.88 8.25
2560.81 Nopember 2007
Rp. 9264,27 6.71
8.17 2662.14
Desember 2007 Rp. 9333,60
6.59 8.00
2733.35 Januari 2008
Rp. 9402,52 7.39
7.96 2640.92
Pebruari 2008 Rp. 9181,94
7.40 7.94
2690.75 Maret 2008
Rp. 9184,94 8.17
7.98 2485.40
April 2008 Rp. 9208,63
8.96 8.18
2291.58 Mei 2008
Rp. 9290,80 10.38
8.49 2425.97
Juni 2008 Rp. 9295,71
11.03 8.93
2378.53 Juli 2008
Rp. 9163,45 11.90
9.25 2263.28
Agustus 2008 Rp. 9149,25
11.85 9.42
2134.42 September 2008
Rp. 9340,65 12.14
10.38 1914.29
Oktober 2008 Rp. 10.048,35
11.77 11.15
1380.18 Nopember 2008
Rp. 11.711,15 11.68
10.98 1225.18
-0,4 -0,3
-0,2 -0,1
0,1 0,2
O kt- 07
Nop- 07
De s- 07
Jan- 08
Fe b- 08
Mar- 08
Apr- 08
Me i - 08
Jun- 08
Jul -08 Ag
ust-08 Se p-
08 O kt-
08 Nop-
08
Bul anTahun Kurs
Infl asi SBI
IHSG
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Rupiah terus melemah terhadap Dollar. Bahkan dilihat dari trennya, pada akhir 2008 Rupiah akan terus melemah. Naiknya nilai tukar Rupiah terhadap USD
diikuti penurunan SBI, hal ini dipicu karena tingginya aktivitas perdagangan valuta asing dalam hal ini Dollar Amerika sehingga banyak investor lebih memilih
menginvestasikan dananya di sektor perdagangan valuta asing. Untuk meredam melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, pemerintah terus
menaikkan suku bunga sertifikat Bank Indonesia SBI sejak Mei 2008 dan pada Oktober 2008 menyentuh angka 11.15 pertahun.
Tandelilin 2001 menyatakan bahwa tingkat bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham. Hal ini dikarenakan tingkat suku bunga yang
meningkat akan menyebabkan peningkatan suku bunga yang diisyaratkan atas investasi pada suatu saham. Di samping itu, tingkat suku bunga yang meningkat
bisa juga menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan atau deposito. Hal itu terbukti,
terlihat bahwa naiknya suku bunga SBI sejak Mei 2008 diikuti penurunan IHSG hingga mencapai level 1300 pada Oktober dimana suku bunga SBI pada saat itu
merupakan yang tertinggi sepanjang tahun 2007-2008. Indikator kedua yang paling fluktuatif pada Gambar 1.1 adalah tingkat
inflasi. Dapat dilihat bahwa inflasi terus meningkat sejak akhir 2007 hingga akhir 2008 dan pernah menyentuh dua digit 12 pada September 2008. Krisis
moneter yang melanda Indonesia sampai sekarang telah memporakporandakan perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang
pesat, sehingga menimbulkan terjadinya inflasi. Akibat inflasi yang terus menerus
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
meningkat dan peningkatannya tidak dapat dikendalikan, membuat semua bidang ekonomi terkena imbasnya. Khususnya pada pasar modal, harga saham
mengalami fluktuasi yang begitu besar. Indonesia mengalami krisis ekonomi yang luar biasa akibat terpuruknya
nilai Rupiah dan krisis global yang melanda dunia yang mencapai puncaknya pada tahun 2008. Indeks harga saham gabungan yang merupakan indikator
perekonomian Indonesia, mengalami penurunan yang luar biasa pada September 2008 hingga hampir menyentuh level 1000.
Nilai tukar, tingkat inflasi dan kebijakan suku bunga SBI dapat disimpulkan mempunyai peran yang strategis bagi suatu perusahaan khususnya perusahaan
yang dalam aktivitas produksi dan operasinya banyak memanfaatkan mata uang asing. Oleh karena mempunyai peran yang strategis dalam suatu perusahaan,
maka tentunya hal ini akan menjadi pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Perilaku keputusan investasi dari seorang
investor dalam suatu pasar modal akan tercermin dari pergerakan-pergerakan indeks harga saham gabungan pada pasar modal tersebut.
Pergerakan IHSG yang cenderung mengikuti pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, tingkat inflasi, dan suku bunga ini menjadi ketertarikan
bagi peneliti untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara IHSG dan variabel- variabel tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga SBI terhadap Pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia.”
Rumiris L. Tobing : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh nilai tukar, inflasi dan suku bunga SBI secara simultan terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah terdapat pengaruh nilai tukar, inflasi dan suku bunga SBI secara parsial terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia?
C. Kerangka Konseptual