jaringan instalasi, limbah dan bangunan publik terlibat berbagai isntansi, yang memanfaatkan lahan adalah swasta dan masyarakat. Kepentingan dalam pengelolaan sistem drainase adalah
perlunya koordinasi dari semua stakeholder agar sistem drainase yang direncanakan dapat berfungsi dan memberikan pelayanan optimal. Peran masing-masing stakeholder akan
dijelaskan pada konsep pengeloaan drainase yang terpadu.
5.3 Konsep Pengelolaan yang Terpadu
Untuk dapat mencapai tujuan dari suatu proses perlu adanya suatu konsep sistem. Konsep sistem yang dapat memadukan berbagai sistem alam dan sistem pengelolaan yang ada
untuk mencapai tujuan yang optimal. Konsep sistem pengelolaan drainase kota menjadi suatu panduan dalam pelaksanaan pengelolaan drainase kota.
Pada umumnya tujuan utama dari pengelolaan drainase kota yang terpadu adalah: a. Pengaturan dari pemanfaatan lahan;
b. Menjaga dan mengendalikan supaya frekwensi genangan rendah; c. Meningkatkan kualitas drainase kota;
d. Pengembangan yang berkelanjutan; e. Pelestarian
lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas tahapan pengelolaan drainase kota dilaksanakan
dengan azas dan pola, sistem dan prosedur dan keterlibatan serta tanggunjawab instansi dan stakeholder pada setiap tahap pengelolaan seperti yang dijelaskan pada konsep dibawah ini.
5.3.1 Perencanaan
a. Azas perencanaan Perencanaan sistem drainase kota perlu memperhatikan fungsi drainase kota sebagai
bagian dari sistem prasarana kota sehingga perencanaannya harus berlandaskan keterpaduan dan berwawasan lingkungan.
Perencanaan pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan suatu sistem drainase kota yang terpadu sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan tahapan sebagai berikut:
1 Identifikasi proyek;
2 Pra studi kelayakan;
3 Studi kelayakan;
4 Perencanaan rinci.
Dominggo Pasaribu: Konsep Pengelolaan Drainase Kota Medan Secara Terpadu, 2007. USU e-Repository © 2008
Pada setiap tahapan tersebut diatas harus ditinjau dari berbagai aspek yaitu: 1
Aspek Teknik; 2
Aspek Ekonomi dan Finansial; 3
Aspek Sosial Budaya; 4
Aspek Legal atau Perundang-undangan; 5
Aspek Kelembagaan; 6
Aspek Lingkungan. Aspek sosial budaya dan aspek lingkungan merupakan aspek penting dalam
melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan bereorientasi pada pengembangan lingkungan hidup.
Hasil dari suatu perencanaan harus senantiasa dilakukan evaluasi dan didoku- mentasikan dengan baik. Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan informasi untuk pengelolaan
selanjutnya dan informasi-informasi dikumpulkan menjadi satu data base pengelolaan.
b. Prosedur Perencanaan dan Inventarisasi
Prosedur perencanaan dan inventarisasi sistem drainase kota yang dapat dilihat pada Gambar 5.4 yang menggambarkan tahapan-tahapan dalam perencanaan mulai dari penyiapan
data base, survey investigasi hingga pelaksanaan desain akhir dan evaluasi terhadap hasil desain. Dengan pelaksanaan perencanaan sesuai dengan tahapan pada prosedur diharapkan
akan mengasilkan suatu hasil perencanaan dan pemilihan alternatif terbaik. Setiap hasil dari suatu perencanaan senantiasa harus dilakukan evaluasi hasil dan
didokumentasikan dengan baik. Hasil evaluasi menjadi sumber informasi pengelolaan untuk pencapaian hasil yang lebih baik pada tahap berikutnya.
Dominggo Pasaribu: Konsep Pengelolaan Drainase Kota Medan Secara Terpadu, 2007. USU e-Repository © 2008
Gambar 5.4: Bagan prosedur pelaksanaan perencanaan sistem drainase c. Instansi Penyusun Perencanaan
Instansi atau
pihak yang terlibat dan stakeholder dan jangka waktu pelaksanaan aktivitas perencanaan suatu sistem drainase ditabulasi seperti pada Tabel 5.1. Aktivitas
perencanaan sistem drainase dimulai dari penyusunan Master Plan Kota yang secara khusus menjadi tanggungjawab Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda. Dalam
penyusunan dan perencanaan yang menyeluruh dan komprehensif dibutuhkan keterlibatan berbagai instansi lain dan para stakeholder. Hasil dari perencanaan Master Plan Kota akan
diperbaharui dan dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan kota untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Dominggo Pasaribu: Konsep Pengelolaan Drainase Kota Medan Secara Terpadu, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 5.1: Aktivitas, deskripsi tindakan dan instansi yang terlibat dalam perencanaan
No Aktivitas Perencanaan
Deskripsi Tindakan dan Respon Instansi
Stakeholder Jangka
Waktu
1. Master Plan Kota
Perencanaan menyeluruh dan komprehensif
1,2,3,4,5,6,7,8,9, 10,11,12
p,m,pa 2.
Master Plan Drainase Pembuatan rencana induk sistem
drainase, perencanaan organisasi dan institusi
1,2,3,4,5,6,7,8,9, 10,11,12 p,m,pa
3. Data Base
Drainase Pengumpulan, inventarisasi dan
pengelolaan data yang terkait dengan pengelolaan sistem
1,3,5,8,9,11 p,m,pa
4. Survey dan
Investigasi Melakukan survei dan investigasi sesuai
dengan kebutuhan dan program 3,11
p 5. Studi
Kelayakan Menyusun kajian kelayakan suatu
rencana pembangunan, rehabilitasi dan pengembangan sistem
3,11 p
6. Perencanaan dan
Design Perencanaan umum, pembuatan desain,
rencana kerja, metodologi kerja, gambar kerja dan perhitungan biaya
3,11 p,m
7. AMDAL Menyusun Analisis dampak
pembangunan terhadap lingkungan 2,10,11
p,m
Ket.
1 = Bapeda Prov, 2 = Bapedalda Prov, 3 = Din. Pengairan, 4 = Din.Kehutanan, 5 = Din. Tarukim, 6 = Din. Perkebuinan, 7 = Din. Pertambangan, 8 = BMG, 9 = Bapeda Kota, 10 = Bapedalda Kota, 11 = Dinas PU, 12 = Dinas Tata Bangunan,
p = jangka pendek, m = jangka menengah, pa = jangka panjang.
5.3.2 Pelaksanaan Konstruksi